Perempuan Langit
Saturday, April 22, 2017
Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata
Hey kamu...
Iya kamu...
Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku
dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku
dengan janji untuk selalu menggenggam tanganku di saat saat terburuk dan terbaik kita
dengan keyakinan mengambil tanggung jawab atas namaku di dunia ini
Iya kamu...
Kamu yang begitu aku bela disaat seisi dunia meragukan hubungan kita yang terajut kembali
Kamu yang selalu aku jaga namanya di setiap helaan nafas dalam doa
Kamu...
Laki laki yang sama yang mengajarkanku arti hidup sebenar benarnya
Hidup yang tak serupa dengan dongeng masa kecilku dulu, yang semua berakhir dengan bahagia
Hidup yang lengkap dengan tangis dan tawa, kesedihan dan kesenangan, pertemuan dan kehilangan
Setelah dulu aku begitu terluka dan terpuruk dalam tangis saat kamu pergi
dan saat kaki ini telah bangkit berdiri tegak, kamu hadir menguarkan segala memori dan harapan
Harapan jika bisa kutulis sendiri dongeng yang indah tentang kisah hidupku
Tapi sekarang...
Jalan hidup membuatku ingin menertawakan takdir
Tapi yang tersisa hanyalah air mata...
Amarah, malu, benci, dan semua rasa yang kurasakan padamu menguap bersama hembusan angin
Iya... hanya air mata...
Hanya air mata yang mengalir di pipiku saat kudengar namamu di sebut
saat membaca namamu dan pesanmu di layar itu...
Aku hanya ingin bertanya entah pada siapa...
bagaimana bisa aku dibuat begitu terluka karena orang yang sama
bagaimana bisa air mata ini kembali mengalir karena orang yang sama
Hey kamu...
Iya kamu...
Apa aku masih mencintaimu?
Apa aku telah membencimu?
Apa aku hanya sekedar takut kehilanganmu?
Mengapa hanya ada air mata saat mengenangmu?
Surabaya, 22 April 2017
Thursday, April 13, 2017
Kubisikkan Rinduku Pada Buih Ombak
Tapi kali ini hanya ada aku
Kali ini tangan ini tak lagi ada dalam genggaman tanganmu
Mereka selalu berkata
"Jangan tinggalkan apapun selain kenangan"
Dan bersamamu, kita berdua benar benar melakukannya
Di kota ini, di pulau ini...
Di setiap titik yang kujejaki saat ini
Gambaran kita muncul seperti proyeksi kumparan seluloid
Saat hanya tanganku dalam genggamanmu
Saat kata kata cinta menelusup perlahan di telingaku
Saat kita sama asama menertawakan kebodohan kebodohan orang lain
Saat kamu mendekapku di tepi pantai itu
Mendiamkan buih buih ombak menabrak kaki kita
Dan ketika aku kembali tanpamu
Aku begitu mengutuki kebodohan kita
Jika saja kita tak menjejakkan banyak kenangan
aku tak akan semuram ini
Aku kembali lagi ke pantai kita
Kubiarkan buih buih ombak itu membasahi kakiku
Mungkin dengan cara ini luka dan kesepian ini bisa terbasuh dan hilang
Tapi jikapun itu tidak terjadi
Aku telah membisikkan salam dan rinduku untukmu pada mereka
Biarkan buih buih itu kembali ke lautan dan menyampaikannya padamu
Jikapun itu tak terjadi
Dia akan membawa pesabku dan menyimpannya sepanjang masa di antara debur ombak
Perempuan Langit
Petitenget, Seminyak, 2016
Sesaat Sebelum Tiada
saat ku tercerabut dari sisimu?
Kosong?
Sepi?
Gamang?
Katakanlah itu semua terjadi padaku saat ini
tapi kalikan sakitnya 100x
Berlebihan kah?
Sepertinya tidak...
Karena hidup denganmu membuatku tahu banyak hal dan rasa
Dan saat semua itu hilang meski hanya sementara
Entah mengapa rasanya begitu kosong
Tak kurasakan tawa yang tulus
Tak kutemukan sedih yang terlalu
Karna yang kutahu rasa yang paling tulus
adalah rasaku saat bersamamu
Hidup menjadi begitu berwarna
tak hanya putih dan hitam
tak hanya sedih dan bahagia
Kata mereka aku bodoh
karna terlalu memujamu
Tapi kataku ini caraku mencintaimu
Perempuan Langit, Petitenget, Seminyak
Desember 2016
Tuesday, December 20, 2016
Aku Cuma Punya Hati - Song Lyrics
kamu tak pernah menganggap aku hidup
dulu saat semua ingin ku pertaruhkan
kamu tak pernah percaya cinta sejatiku
tapi kamu mungkin tak pakai hati
kamu lukai ku tak peduli
coba kau pikir dimana ada cinta seperti ini
kau dengan yang lain ku tetap setia
tak usah tanyakan apa aku cuma punya hati
tapi kamu mungkin tak pakai hati
kamu lukai ku tak peduli
coba kau pikir dimana ada cinta seperti ini
kau dengan yang lain ku tetap setia
tak usah tanyakan apa aku cuma punya hati
Thursday, December 08, 2016
RAHASIAMU
Luka seperti apa yang kau simpan
Kebencian sebesar apa yang kau tutupi
Sehingga yang kau beri hanya diam dan kebekuan
Aku benci jeda di antara kita
Aku benci diammu
Tak bisakah kau sekedar meledakkan amarahmu
Atau mungkin aku hanya takut
Jika ternyata lukamu dan amarahmu
Ternyata karnaku
Perempuan Langit, Surabaya 2016
Tak Berjejak
Lepas Subuh itu aku menantikan secercah cahaya
yang menyeruak di antara debur ombak
Cahaya yang menyibak jejak langkah demi langkah
yang kau tinggalkan semalam
Namun...
Hingga terik ini menusuk kulit tak kutemukan jejak itu
Jejakmu...
Mereka hilang seperti dirimu...
Kau datang dan pergi dalam diam
Hanya meninggalkan bayangan hitam
Bahkan dalam pekat malam, bayangmu jauh lebih pekat
Sepekat kopi yang terecap pahit
Sepekar darah yang meleleh dari luka
yang kau toreh...
Perempuan Langit, Surabaya 2016
Wednesday, April 20, 2016
Perempuan...

Ia diajarkan untuk memiliki hati seluas samudera
Yang memiliki ribuan sediaan ruang untuk menyimpan kata maaf dari mereka yang menyakitinya
Yang memiliki jutaan senyum bagi mereka yang ia sayangi
Ia diajarkan untuk menjadi rumah yang nyaman untuk pulang
Tempat yang teduh untuk kembali
Hingga ia dapat begitu saja memeluk hangat mereka dulu pergi dan jejakkan luka padanya
Tapi ia juga serupa lilin
Ia memberi pijar dan terang pada kegelapan
Tapi, itu membuat dirinya luluh tak berbentuk
Ketulusannya membuat dirinya sirna dalam gelap
Terkadang sekokoh pohon
Seberapapun luka yang dicabikkan pada dirinya
Ia tetap kokoh berdiri
Memberikan kehidupan pada makhluk di sekelilingnya
Memberikan keteduhan
Tapi coba lihat lebih dekat
Bekas cabikan itu masih ada di sana
Mungkin dia tidak menunjukkan rasa sakitnya
Namun bekas luka itu tetap berada di sana
Dan sejauh ini aku masih perempuan....
Sunday, November 22, 2015
Ia Masih Menunggunya...
Perempuan itu masih menunggu lelakinya...
Menunggu lelakinya menunaikan janji untuk bertemu dengannya
Menunggu lelakinya menunaikan janji untuk membasuh air matanya
Menunggu lelakinya menunaikan janji untuk menghilangkan resah dan rindunya
Menunggu lelakinya menunaikan janji menghapus sedihnya...
Ia masih menunggunya
Bahkan di penghujung malam
Saat lelakinya datang tak sebahagia dahulu
Ia masih menunggunya
Bahkan dengan sebuncah harapan yang tak pernah surut
Bahkan dengan setia yang tak pernah susut
Bahkan dengan hati yang terus kalut
Ia masih menunggunya menawarkannya tawa yang tak terputus
Ia masih menunggunya dengan senyum yang sama, cinta yang sama, harapan yang sama
Tapi lelakinya tak pernah lagi datang dengan wajah yang sama
Ia tak lagi datang dengan rasa yang sama
Ia hanya datang...
Hanya datang begitu saja...
Mungkin lelakinya tak lagi memandangnya dengan cara yang sama lagi
Ia masih menunggunya
Bahkan dengan airmata tertahan dan senyum tersungging
Ia masih menunggunya menunaikan janji itu
Janji yang terucap kala binar matanya tak seperti saat ini
Mungkin lelaki itu lelah
Tapi ia tak pernah lelah menunggunya
Ia masih menunggunya
Bahkan hingga hari ini...
Saat harusnya lelakinya datang memeluknya dengan erat
mencium keningnya dan membisikkan "selamat ulang tahun sayang..."
Perempuan itu masih menunggunya
Tapi kali ini dengan airmata yang tak lagi terbendung
Rasa rindu yang berubah menjadi sedig yang teramat pedih
Perempuan itu masih menunggu lelakinya
Menawarkan kebahagiaan yang sederhana
Sesederhana senyuman hangat, tatapan penuh cinta, pelukan erat, dan kecupan kening meskipun singkat...
Sesederhana itu...
Perempuan itu masih menunggu lelakinya dengan cinta yang masih sama
Tapi kini airmatanya tak lagi tertahan
Senyumnya tak lagi tersemat
She knew that she lost her man
The man that i loved the most
The man that love her before...
Tuesday, November 03, 2015
Hello Nove : Kulewatkan Hujan Pertamamu
![]() |
Gambar diambil dari sini |
Sunday, November 01, 2015
Hello November, Apa Kabarmu?
Ratusan hari kita tak pernah bertemu
Masihkah kau sedingin dahulu?
Masihkah kau menawarkanku letup letup berbeda di dada?
Hujan dan tanah basah
Aroma kebahagiaan yang semerbak di setiap ujung jalan
Selalu memberiku alasan untuk tersenyum
Aku merindukanmu
Sama halnya merindukannya
Aku merindukan janjinya untuk pulang
Merindukan pelukannya dan kecup keningnya
Merindukannya membawa sebuket mawar dan berkata "Selamat Ulang Tahun Sayang...."
Aku merindukanmu
Bawakan aku sepucuk harapan
Bawakan aku sebongkah bahagia
Saturday, October 24, 2015
Sabtu Malam yang Menyakitkan
agar tubuh ini terus kau dekap dalam mimpi
Dan menyadari kau tak ada menggenggam tanganku, itu menyakitkan...
Dan berkata pada dunia
Kamu milikku
Tak satupun mereka bisa merenggutmu dariku
Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
-
Catatan ini hanya sekedar untuk mengingatkan tulisanku yang mana aja sih yang dimuat di media. Biar nanti nggak ketuker dan kekirim lagi ke ...
-
Kali ini aku menekuri jejak jejak kenangan kita Tapi kali ini hanya ada aku Kali ini tangan ini tak lagi ada dalam genggaman tanganmu Me...