Wednesday, March 28, 2012

Hujan Musim ke 25


Dan kau dengar
bukan deru guntur menghantam senja
tapi sedu sedan mengiring perayaan itu
Kau dengar, bara membuncah arah, langit terbelah
dan nelayan bersenandung riuh rendah
Aku hadir...
untuk hari yang tersapu angin gigir
menggigil...
Aku menatap, ada kau dalam pusaran
Aku ada, untuk rumah-rumah yang kau tinggal dengan titik mendung
untuk cerita yang tak pernah habis oleh satu tarikan nafas
ada aku...
Hujan musim ini
Selukis kabut yang tak henti mengikuti langkah lelah kita
Aku tak mau hujan datang malam ini
Aku tak mau dia meninggalkan luka
Tersenyumlah,
Bersama datangnya pelangi malam ini
Melalui celah pintu kamarmu
Tersenyumlah untuk musim
Tersenyumlah untukku
Met Ultah Bund...

sebuah pesan ini datang hampiriku
pada malam ke 22 november kemarin
pesan yang sempat terlewat dan hilang
aku menunggu pesan di musim-musim esok hari
hingga tarikan nafas di musim terakhir...
terima kasih untuk cinta yang datang kembali


Tak Pernah Menyesal


dan ketika semua berjalan searah hembusan angin
dan ketika dalam bisu pun buih ombak kembali ke pantai
dan ketika rasa tlah menghamba dalam takdir
dan ketika aku harus memutar haluan menjemput masa lalu yang terlewat
...
tak pernah ada sesal
dan ketika semua terasa lebih berat untuk dilalui
sesal itu pun tak tersirat
...
bukan angkuh atau bebal
hanya cinta
itu saja
hingga tak ada ruang bagi sesal

Ketika Cinta


ketika cinta saja tak mampu satukan kita
ketika cinta saja tak mampu membuatmu hadir di sisiku
ketika cinta memberi ruang bagi yang lain di hatimu
ku memilih doa
entah berapa rapal doa 
kulantunkan atas namamu
dan ketika cintaku saja tak cukup untukmu
ku berharap Sang Maha Memberi Cinta 
juga memenuhimu dengan cintaNya


Aku Mencintaimu Karena...



Aku mencintaimu karena....
Ah, berulang kali coba kurangkai kata 
tuk jawab tanya itu

Aku hanya tahu beberapa hal
Setiap mendengar suaramu
menatap punggungmu dari kejauhan
menyadari namamu disebut
hatiku selalu tergetar
setiap pagi saat ku membuka mata
ada wajahmu yang hadir
setiap ada di dekatmu
waktu serasa terhenti

apa itu semua cukup menjelaskan 
mengapa aku mencintaimu
jika tidak
mungkin cinta ini memang bukan rumus eksak yang harus dijelaskan
cinta ini memang harus dirasakan
dari hati sampai ke hati
iya kan?

dulu sekali
ada yang pernah berkata padaku
jika cinta itu mampu dideskripsikan mengapa, maka itu bukan cinta
tapi transaksi

tak ada yang berubah dari rasa ini
dulu, sekarang, dan insyaallah esok

Tragedi (bukan) Opera Sabun


ada gema tradisi dan ritual
ada ribuan manusia menyemut kosongkan kota
ada bahagia yang terpancar di wajah mereka
ada tragedi
ada kematian
ada tangis dan sedih yang tak bertepi
ada wajah bertopeng
tarikan kesedihan dengan seringai kesenangan
ada kepalsuan
ah... memuakkan...
ini bukan opera sabun, kan?
tapi wajah itu penuh begitu palsu....
9/11/11


Membuatku Sederhana


aku bagaikan bintang
gemerlap...
berharap tak ada gemintang lain seterang dia

aku bagaikan jajaran buku
bersolek seindah mungkin
agar terpilih untuk dibaca lembar demi lembarnya
hingga tuntas

aku bagaikan ratu panggung
haus sorotan lampu dan sanjung puji

tapi...
mencintaimu
membuatku menjadi diriku
membuatku menjadi manusia
membuatku sederhana

tak serupa apapun
aku bisa tertawa bahkan menangis
aku rasakan pula laku dan perih

cintamu memanusiakanku
tak hendak lagi aku ingin menjadi bintang atau ratu panggung
yang ku mau hanya menjadi pengantinmu
itu saja...
sederhana kan?

surabaya, 060911


Tuesday, March 27, 2012

Rindu yang Terasing


ketika angin sibuk membaca
         kemana arahnya berhembus
ketika pasir pantai sibuk meramal
         kapankah debur ombak memecahnya
aku dengan sendiriku telah lama terpaku
         dalam rindu kepadamu
berjuta lembar kisah kulewati
         dengan terus erami rasa ini

ah...
aku kini pun tak tahu
untuk siapa dan kemana rinduku ini akan bermuara
ya aku mencintaimu dengan sangat
tapi sungguh...

tak pernah ku tahu
apakah rasa ini cukup berkuasa buatmu

merinduku juga

rinduku ini tak bernama
rinduku kini terasing
rinduku hanya rasa yang terabaikan

surabaya 060911


Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata

Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...