Friday, October 10, 2014

~~ Menanti Jejakmu Kembali ~~


malam ini,
kembali kurunuti tapak kakiku
seperti malam-malam sebelumnya
kukenakan kebaya berenda putih yang kau suka
kuhias helaian rambutku dengan bunga mawar merah
yang dulu kau tanam di pekaranganku
"agar kau tersenyum mengingatku" katamu dulu...

malam ini,
kembali kubuang pandangku ke gugusan kapal
di pelabuhan itu
aku bersolek dengan gincu warna yang kau suka
dadaku bergemuruh seperti biasa
saat satu persatu kulihat ada kapal merapat

malam ini,
bulan ke 100 aku menunggumu
masih ada rindu yang haus untuk dituntaskan
masih ada janji yang harus kau tepati mas…
kau tlah mematri hati ini dengan janji yang terus aku ingat
terus aku percaya
kau akan kembali dan kita akan menikah

malam ini,
sama seperti malam-malam yang lalu
aku telah siap dengan baju pengantinku mas
aku menunggumu tuk menjemputku
aku pun telah siapkan paspor
karna janjimu akan membawaku mengelilingi samudra di dunia ini
dengan kapalmu

malam ini,
aku masih menunggumu mas…
sama seperti malam-malam sebelumnya
aku menunggumu untuk menunaikan janjimu
tak kuhiraukan igauan semua orang tentangmu
mereka menyebutku gila mas
hanya karna menunggumu yang mereka bilang tak akan pernah kembali

malam ini,
aku masih berdiri di sini memandangi jajaran kapal yang telah merapat
tapi tak kutemukan kau di sana mas
aku janji esok akan kembali
akan kembali kutekuri jejak langkahku
dan menunggumu kembali
menjemputku
pengantinmu…


surabaya, oktober 2014


Tuesday, September 02, 2014

Jebakan Sunyi


Jalan bersisian tapi tak selangkah
Saling merindu tapi tanpa pelukan
Satu peraduan tapi bertemu punggung

Melangkah dalam diam
Dalam diam pula air mata itu mengalir
Tanpa suara dan irama tubuh yang rapuh

Sunyi...
Palung laut terdalam pun
tak lebih sunyi dari ini

Begitu menyesakkan...
Jika memang sunyi dan diam ini adalah obat
Sepahit racunpun akan tertelan
Tapi bagaimana jika sunyi dan diam ini adalah jebakan
Jebakan bagimu dan aku

Ah sayang...
Bahkan tuk merajuk dan mengisakkan tangis pun
semua tetap sunyi
yang ada...






Gambar diambil di sini





Wednesday, June 25, 2014

Epilog Sebuah Kisah

jika pagi dan malam saling meniadakan
mengapa mereka ciptakan jeda
berpelukan diantara keremangan langit fajar
dan semburat senja
dalam diam

jika ombak tahu akan selalu ada karang
yang terus memecah deburannya
hingga hanya buih dan serpihan
yang mampu memeluk pasir pantai
mengapa ia terus menderu, menggulung, mendebur
dan izinkan karang melukainya
menghancurkannya berkeping
menyerpih...

jika perpisahan begitu sangat menyakitkan
mengapa merindu begitu menjadi candu

jika aku dan kamu berbeda
tak sejalan
tak selangkah
mengapa harus ada kita

Jika pertanyaan-pertanyaan menjadi tak berarti
mengapa jawaban begitu dinanti

Gambar di ambil dari sini




Friday, February 28, 2014

Sembilan Tahun untuk Selamanya

9 tahun yang lalu...
hari yang sama...
memutuskan untuk memilihmu
menerima semua kekurangan dan kelebihanmu
untuk dilebur dengan kekurangan dan kelebihanku
masih labil...
masih bimbang...
masih nakal...
heum...
setelah 9 tahun yang lalu semua terasa berat kita jalani
banyak hal terjadi
bahkan yang sama sekali tidak kita inginkan
ataupun bahkan yang kita harapkan
...
aku pernah menyesal menyerah dan melepasmu
semoga hingga 9 tahun keberapapun
kita tidak menyerah
menjalani semuanya...

happy 9th anniversary sayang
4 Februari 2014

genggam tanganku selamanya


Detik Detak


perubahan itu tidak terjadi 3 hari lagi...
tapi jauh sebelum itu... 
saat aku memutuskan untuk menerimamu 
saat aku memutuskan bertahan untukmu
saat aku memutuskan mengabaikanmu dan menjauh
dan saat aku mengizinkanmu kembali dalam hidupku... 

jauh sebelum esok... 
semua sudah berubah...

jalan yang kita lalui tak mudah
bahkan duri yang menusuk di tengah langkah kita pun kini masih sakit
mungkin itu semua memiliki satu tujuan...
agar kita selalu ingat masa-masa ini
saat kerikil di depan langkah kita esok menjadi tidak berarti lagi...

terima kasih telah terus menggenggam tanganku hingga kini aa'


2 Januari 2014


Wednesday, February 26, 2014

Welcome to a New World of Mine


Gambar diambil di sini
Tahun-tahun sebelumnya momen pergantian tahun terasa biasa saja, nothing special. Sesuai tradisi keluarga, orang tuaku tak pernah sekalipun mengizinkan anak-anaknya menghabiskan waktu pergantian tahun di luar rumah. Mama akan memasak makanan besar (karena jarang-jarang ada menu ikan bakar, sate, dll di rumah) dan kami pun makan, menghitung detik pergantian tahun, dan nonton tv di rumah. That's it.
Namun, pergantian tahun 2013 ke 2014 jadi sangat berbeda.
Berbeda karena pergantian tahun kali ini aku dan keluarga sibuk menyiapkan The Big Show. I Think just not us who busy at the end of 2013. Ada Aa' dan keluarganya yang juga sedang wara wiri menyiapkan segalanya.

Yup Finally, setelah berlarat-larat kisah yang kami lalui. Akhirnya kami memutuskan untuk menikah. Keputusan yang sungguh tidak instan dan telah melewati banyak pemikiran. Termasuk memilih tanggal pernikahan. Tarik ulur tentang tanggal pernikahan pun terjadi, hingga ditentukanlah tanggal keramat 5 Januari 2014. Tidak ada yang istimewa di tanggal itu, karena sebelumnya kami telah menyiapkan tanggal cantik sebagai tanggal pernikahan, agar mudah diingat alasan kami. Tapi semuanya sukses ditolak. heheheh

But yeah...
Akhirnya perjalanan panjang itu berakhir di titik itu.
Tanggal itu adalah momen yang paling campur aduk yang pernah aku alami selama ini. Tawa bahagia dan tangisan haru bercampur jadi satu. Kami bahagia. Akhirnya...

I Just wanna share our special moment to all of you... share our happiness, share our tears, share our story... 
Ijab Qabul, look my father... 

sah... and he smile, senyum khasnya 

love u dad

first kiss

and here we are
Smile, Tears, Happyness... 
in here







Monday, November 04, 2013

Bye, and I Miss You....

Gamang
Kau genggam tanganku 
Erat 
Kau letakkan di dadamu
Aku dan kamu hening dalam tabir 
Keriuhan stasiun tua itu tak dapat hapuskan hening yang kita lahirkan
Aku harus pergi cinta.... 
Kau hanya diam 
Lekat memandangku
dan airmataku hanya menetes saat bibirmu sentuh keningku
Pergilah.... 
Katamu saat itu
Kata yang tercekat itu membuatku pedih
Aku akan kembali untukmu
Aku akan jadi shintamu
Yang tetap bergeming pada rayu Rahwana
Aku akan kembali... 
Janjiku ini serupa senja yang selalu hadir menyambut malam
Pelukanmu melemahkanku sayang 
Aku tentu bukan srikandi yang tetap akan berangkat berperang apapun yang terjadi
Aku hanya perempuanmu
Memandang punggungmu yang menjauh dari pintu stasiun tua itu membuat hatiku bergetar
Ya.... aku mencintai lelaki itu Tuhan... 
Takdir macam apa ini yang memisahkan dua orang kekasih dengan jarak yang menyesakkan
Aku pergi
Untuk kembali suatu saat
Untuk memeluk punggungmu lagi di stasiun tua ini
Bahkan keretapun belum berangkat 
Dan aku telah merindukanmu






-Surabaya Gubeng 021113-


*) Foto ini bisa diambil di sini

Hikayat Pohon

Bukit itu masih sama 
Pohon itu juga
Kokoh di sana
Pohon kita
Tempat kita sembunyikan impian dan kisah.... cinta
Ingatkah kau tentang pohon itu sayang?
Ah tentu kau sudah lupa
Jelaga perkotaan telah menyumbat memorimu
Pohon itu masih sama
Rindang....
Selalu melindungi kita di saat terik
Dahannya masih kokoh dan besar
Ingat kan kita berdua saja tak bisa memeluknya? 
Tidak? Ah kau terlalu sayang
Kau begitu rekat dibalut jubah keangkuhan 
Bahkan memori tentang pohon kita saja tak kau ingat.... 
Padahal.... 
Pohon itu terus mengingat semuanya....
Tak satu kisahpun ia lupakan
Aku ingin menjadi seperti pohon itu... 
Ia menawarkan keteduhan
Menawarkan tempat bagi kita berbagi rahasia 
Tanpa harap balas
Jika kita telah puas
Ia rela melepas kita melanjutkan langkah 
Tak ada dendam
Atau kesombongan
Kau tahu mengapa aku kembali ke sini.... 
Aku rindu pohon ini
Aku rindu berlindung pada ia yang tak peduli balas
Di kotamu itu
Kota yang selalu kau banggakan kebesaran dan kehebatannya
Di kota yang hanya memberimu jelaga kesombongan
Aku tak temukan pohonku...
Tak temukan apa-apa
Kaupun menjadi asing bagiku
Bagi pohon kita
Bagi kisah kita....

*) Foto bisa diambil di sini

 

Aku Menjadi Asing





Dan kini aku diantara 
Ratusan manusia
Berarak ke arah yang sama
Tapi menjadi asing dalam lelaku masing-masing


 foto diambil dari sini

Dan kini aku kembali mengecap rasa sepi 
Diantara riuh, gelak, dan celoteh mereka
Aku menjadi asing pada tubuh, tutur, pikir, dan gerak ini
Perempuan ini kini
Begitu yakin pada arahnya
Meskipun onak dan empedu telah diterimanya
Aku asing pada tubuh ini
Di antara secuil kegamangan, ada secercah asa yang hendak ia perjuangkan
Sebelum ia takluk dalam takdir
Aku menjadi asing....


Stasiun Gubeng Surabaya 021113



Wednesday, October 16, 2013

Kado yang Tertunda #Part 1


Menuntaskan tugas seorang Anak itu tak mudah.
Dalam hidup, seorang anak memiliki banyak tugas yang harus ia lakukan sebelum benar dibilang "mentas".
Di kamus hidupku, lulus kuliah dan mendapat pekerjaan "impian" orang tua adalah salah satu tugasku sebagai anak. Bukan tugas mungkin, tapi sebagai bentuk terima kasih dan pengabdian kepada orang tua.
Aku mungkin bukan anak yang "tepat waktu" dalam mewujudkan harapan orang tua.
Setelah penantian panjang...
Paling tidak ada kado istimewa yang bisa aku persembahkan untuk mereka, sebuah kado yang tertunda.

Finally Maret 2013

Dua keluarga jadi satu...
Papa Mama (Berbaju Coklat) akhirnya tugasku yang satu ini tuntas...
Maaf jika tertunda sekian lama...
Tinggal satu lagi, sebelum aku "mentas"
Semoga ku masih mampu persembahkan senyum di wajah-wajah itu... 





Bincang Senja

senja...
banyak kisah yang hendak kusampaikan padamu
tentang gundah
tentang harap
tentang resah
tentang derap

langit senja yang temaram...
ingin kukatakan sebuah rahasia 
kisah tentang yang lalu
kisah tentang esok
tentang ikatan 
tentang impian

aku berdiri lama di sini
di tepian kota
di ujung temaram senja
tapi bibir jadi kelu
kata jadi bisu

apa aku pun kini tak lagi padamu wahai senja
seperti aku tak percaya 
pada merpati yang kini pintar ingkar janji
dapatkah kau simpan kisahku ini 
dan biarkannya tenggelam bersamamu 
ke pelukan jagad

ah... 
kau tentu tahu aku kan, senjaku
tahu apa bahagiaku dan gundahku
tahu mimpiku dan ikatanku
tahu benar arah angin untukku
meskipun ku membisu

peluk aku senja
jangan biarkan sungai di mataku meluap
peluk aku
aku tak mau hilang arah
sendiri...



Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata

Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...