Saya selalu jatuh cinta pada kisah cinta sejati.
Masih ingat posting saya yang ini kan?
http://akuperempuanlangit.blogspot.com/2010/05/kesetiaan-itu-langka-tapi-ada.html
Siapa sangka, kepiluan Eyang Habibie ditinggal oleh Eyang Ainun berbuah karya yang mampu membuat kita meresapi keagungan cinta sejati. Berawal dari diagnosis dokter bahwa Eyang Habibie mengalami penyakit kejiwaan yang dinamakan Psikosomatik Malignant, yang dapat merenggut kesadaran dan menurunkan kesehatan Eyang Habibie. Dokter dari Jerman dan Indonesia pun memberikan alternatif pengobatan, salah satunya dengan menuliskan dan mengungkapkan perasaan dan kegalauannya.
Alhasil, berbuahlah sebuah karya buku berjudul Habibie & Ainun, dan ternyata kemudian dikembangkan dalam film dengan judul serupa.
Aku selalu percaya bahwa menulis mampu menjadi terapi untuk pemulihan luka, terlebih luka psikis atau batin. Apa yang mungkin dialami oleh Eyang Habibie juga pernah saya alami. Bedanya kalau Eyang Habibie menuliskannya dalam bentuk buku, kisah saya tertuang dalam blog ini.

Berkali-kali melihat dan menyimak bagaimana eyang Habibie mengisahkan betapa beliau mencintai eyang Ainun, membuat saya berulang kali terhenyak. Ada yang meleleh dari dalam sanubari saya. Ada yang mengusik ketenangan kesadaran saya.
Cinta mereka begitu agung terlihat, seperti dongeng pengantar tidur tepatnya. Tapi mereka nyata.
Sejatinya cinta memang harus demikian, sesakit apapun rasanya ketika mereka terpisahkan oleh maut, selalu ada cerita yang indah. Bahkan setiap gamitan tangan keduanya, posisi tidur di tempat tidur, amarah kecil, selalu menjadi indah untuk dikisahkan.
Sejatinya cinta, akan selalu menjadi indah, pertemuan atau perpisahan, tak pernah benar-benar menjadi luka sedih, hanya bagian dari kisah indah.
Ah... sejatinya cinta...
No comments:
Post a Comment