Wednesday, October 16, 2013

Kado yang Tertunda #Part 1


Menuntaskan tugas seorang Anak itu tak mudah.
Dalam hidup, seorang anak memiliki banyak tugas yang harus ia lakukan sebelum benar dibilang "mentas".
Di kamus hidupku, lulus kuliah dan mendapat pekerjaan "impian" orang tua adalah salah satu tugasku sebagai anak. Bukan tugas mungkin, tapi sebagai bentuk terima kasih dan pengabdian kepada orang tua.
Aku mungkin bukan anak yang "tepat waktu" dalam mewujudkan harapan orang tua.
Setelah penantian panjang...
Paling tidak ada kado istimewa yang bisa aku persembahkan untuk mereka, sebuah kado yang tertunda.

Finally Maret 2013

Dua keluarga jadi satu...
Papa Mama (Berbaju Coklat) akhirnya tugasku yang satu ini tuntas...
Maaf jika tertunda sekian lama...
Tinggal satu lagi, sebelum aku "mentas"
Semoga ku masih mampu persembahkan senyum di wajah-wajah itu... 





Bincang Senja

senja...
banyak kisah yang hendak kusampaikan padamu
tentang gundah
tentang harap
tentang resah
tentang derap

langit senja yang temaram...
ingin kukatakan sebuah rahasia 
kisah tentang yang lalu
kisah tentang esok
tentang ikatan 
tentang impian

aku berdiri lama di sini
di tepian kota
di ujung temaram senja
tapi bibir jadi kelu
kata jadi bisu

apa aku pun kini tak lagi padamu wahai senja
seperti aku tak percaya 
pada merpati yang kini pintar ingkar janji
dapatkah kau simpan kisahku ini 
dan biarkannya tenggelam bersamamu 
ke pelukan jagad

ah... 
kau tentu tahu aku kan, senjaku
tahu apa bahagiaku dan gundahku
tahu mimpiku dan ikatanku
tahu benar arah angin untukku
meskipun ku membisu

peluk aku senja
jangan biarkan sungai di mataku meluap
peluk aku
aku tak mau hilang arah
sendiri...



Monday, April 29, 2013

Rindu Menyesakkan





aku tak berani menghitung waktu
begitu menakutkan
cepat berlalu 
dan tak berjejak
aku tak berani mengukur jarak
semu dan menipu
kadang terasa dekat, tapi harus bermil menemuinya
kadang terasa jauh
hanya karna tak rasakan hadirnya
semua terasa maya jika dicerna
dengan akal sehatku
begitu abstrak 
dirasa tapi tak dapat disentuh
disentuh tapi tak berwujud....
takutku pada waktu dan jarak 
adalah...
takutku merindumu

Sunday, February 17, 2013

Sahabat Sejati


sahabat sejati itu akan ada di saat-saat terburuk kita... 
maka saat terpuruk pejamkan matamu, 
kemudian buka perlahan, 
lihat sekelilingmu, 
pandang satu persatu mata mereka yang menopangmu di saat terpuruk, 
dan ingat mata-mata itu... 
dan saat esok kau mampu bangkit, 
berdiri tegak, 
jangan lepaskan genggamanmu dari tangan-tangan mereka



Tuesday, February 12, 2013

Saatnya Menuntaskan Semua



Pagi ini luar biasa...
Bukan karena mendapat transferan mendadak dari antah berantah
Atau mendapat pekerjaan impian
^.^

Pagiku luar biasa
karena setelah tahun-tahun terlewat
Pagi ini akhirnya mampu kutuntaskan semua

Mimpi orang tua
Tanggung jawab seorang anak

Lega...
Lepas dari kungkungan semu
dan mungkin
Kini saatnya terbang lepas...
Bebas...

Kutuntaskan tugasku sebagai putri, saudara, kekasih...
Selesai semua...

I'm done


Monday, February 11, 2013

Sejatinya Cinta




 

Saya selalu jatuh cinta pada kisah cinta sejati.
Masih ingat posting saya yang ini kan?

http://akuperempuanlangit.blogspot.com/2010/05/kesetiaan-itu-langka-tapi-ada.html


Siapa sangka, kepiluan Eyang Habibie ditinggal oleh Eyang Ainun berbuah karya yang mampu membuat kita meresapi keagungan cinta sejati. Berawal dari diagnosis dokter bahwa Eyang Habibie mengalami penyakit kejiwaan yang dinamakan Psikosomatik Malignant, yang dapat merenggut kesadaran dan menurunkan kesehatan Eyang Habibie. Dokter dari Jerman dan Indonesia pun memberikan alternatif pengobatan, salah satunya dengan menuliskan dan mengungkapkan perasaan dan kegalauannya.
Alhasil, berbuahlah sebuah karya buku berjudul Habibie & Ainun, dan ternyata kemudian dikembangkan dalam film dengan judul serupa.

Aku selalu percaya bahwa menulis mampu menjadi terapi untuk pemulihan luka, terlebih luka psikis atau batin. Apa yang mungkin dialami oleh Eyang Habibie juga pernah saya alami. Bedanya kalau Eyang Habibie menuliskannya dalam bentuk buku, kisah saya tertuang dalam blog ini.

Cinta sejati memang hanya dapat kita definisikan jika nantinya hanya maut yang memisahkan keduanya. Mengapa kisah cinta Eyang Habibie dan Ainun terkesan lebih meresap ke lubuk hati dan menyentuh bagian terdalam siapapun yang membaca atau menonton kisahnya? Mungkin jawabannya adalah karena faktor kedekatan. Their love story is real. Mungkin Layla Majnun atau Romeo dan Juliet memiliki kisah yang sama memilukan tentang kisah cinta sejati, tapi di mana mereka, jauh dari jangkauan akan dan indera dari kita masyarakat awam di Indonesia.

Berkali-kali melihat dan menyimak bagaimana eyang Habibie mengisahkan betapa beliau mencintai eyang Ainun, membuat saya berulang kali terhenyak. Ada yang meleleh dari dalam sanubari saya. Ada yang mengusik ketenangan kesadaran saya.

Cinta mereka begitu agung terlihat, seperti dongeng pengantar tidur tepatnya. Tapi mereka nyata.

Sejatinya cinta memang harus demikian, sesakit apapun rasanya ketika mereka terpisahkan oleh maut, selalu ada cerita yang indah. Bahkan setiap gamitan tangan keduanya, posisi tidur di tempat tidur, amarah kecil, selalu menjadi indah untuk dikisahkan.

Sejatinya cinta, akan selalu menjadi indah, pertemuan atau perpisahan, tak pernah benar-benar menjadi luka sedih, hanya bagian dari kisah indah.

Ah... sejatinya cinta...


 

Sunday, February 10, 2013

Tahukah Kau?

Sayang...
Mencintaimu adalah takdirku
Aku tahu itu, Kaupun Juga
Adaku Menggenapkanmu
Aku tahu itu, Kaupun Juga
Ikatan kita tak serapuh kulit ari
Kita pun tahu itu, ya kan?

Sayang...
Aku perempuanmu
Tak perlu kau tanya kepastiannya
pada gulungan ombak yang memecah hening di pantai kita
Kau lelakiku
Bahkan langitpun telah mencatat nama kita
di setiap lapis udara dan kehampaan

Sayang...
Tapi tahukah kau?
Keraguanmu itu menyakitiku
kecurigaanmu itu melukaiku...

Sayang...
Kau tak ubahnya Rama yang ragukan kesetiaan Shinta
Aku jengah sayang...

Sayang, aku mencintamu...
Curigamu hanya menyanderaku pada cintamu
Aku ingin terbang bebas denganmu di sisiku
Bukan terkurung oleh ketakutanmu

Sayang...
Tahukah kamu?
Aku takut curigamu mengikis rasaku...















Saturday, February 09, 2013

Percaya, Bukan Hanya Kata...


Hubungan cinta laki-laki dan perempuan itu sungguh rumit, benar kan?
Dalam sebuah hubungan, hanya akan bertahan yaahh paling 3-4 tahun lah. Lebih dari itu kadar cinta akan berkurang dan harus dipupuk dengan komitmen dan kepercayaan. Sesederhana itu?
Sepertinya tidak...
Karena perkara komitmen dan kepercayaan itu pun sama rumitnya dengan urusan cinta.
Saya suka dengan analogi cinta pasir
Cinta itu ibarat pasir dalam genggaman. Jika kau menggenggamnya terlalu erat, maka ia akan keluar dari sela-sela jarimu. Biarkan telapakmu terbuka, maka ia akan tetap pada tempatnya...
Percaya akan komitmen yang telah dibuat berdua itu harga mati.
Kamu hanya perlu percaya, karena pasangan akan leluasa menjaga kepercayaan daripada memusingkan diri dengan kecurigaan.
Jadi bukan kata-kata "Aku percaya kamu kok sayang, tapi..." yang harus kamu katakan
Tetapi
"Aku percaya kamu, jaga kepercayaan aku ya sayang..."

Karena dalam kepercayaan itu hanya ada "Percaya.(period)"



 

Terlalu Lama Kosong


Menulis itu perkara kebiasaan dan kemampuan mengolah rasa. 
Lama banget ruang ini kosong, mudah sih jika aku menggunakan banyak alibi mengapa ruang ini kosong. 
Tapi ya udahlah... 

and here we go again... 
see u next

 

Mencuri Pada Orang yang Salah


Berasa dihantam ama palu godam, jiaaahhh lebay.... Tapi emang gitu rasanya, waktu aku tahu banyak tulisan aku di blog ini di-copas abis ama salah satu blog -.-
Semua berawal ketika aku ingin memastikan tulisan-tulisan yang sedang aku kerjakan untuk salah satu web (penulis lepas untuk web nih) itu bebas dari plagiasi sekalian coba Copyscape. Waktu aku cek, Alhamdulillah tulisan aku clean. Nah iseng-iseng nih aku cek apa ada yang copas tulisan aku di blog ini.
Dan taraaaa..... ternyata banyak banget yang asal comot dari tulisanku di sini. Tapi yang paling bikin aku shock adalah salah satu blog yang abiisssss copas tulisan di blog ini.

http://my.opera.com/dianaverlita/blog/

Sumpah aku bingung awalnya, kok aku yang bukan penulis hebat atau ternama, tapi kenapa si mbak Diana Verlita ini memilih tulisan aku untuk dicuri?
Marah dan jengkel, itu yang kurasakan. Bukan karena sok pengen dihormati atau apa, tapi kalau saja mbak Diana ini sedikit cerdas, dia pasti tahu semua yang aku tuliskan di blog ini adalah sintesa dari pengalaman kehidupan.
Aku waktu nulis semua kata di blog ini juga bisa sambil nangis, tersipu bahagia, atau mungkin tertawa. Rasanya seperti melihat anak yang kita lahirkan diculik dan diakui sebagai anak orang lain.
Kasihan si mbak Diana ini, dia mencuri pada orang yang salah. Aku baru penulis ece-ece setingkat blogging,  content web, atau cerpen yang 1-2 kali muncul di media.

Dia harusnya mencuri pada penulis yang hebat, tapi mungkin dia takut diperkarakan di jalur hukum kalau mencuri pada mereka yang punya NAMA. Sementara jika mencuri pada penulis yang ece-ece, mana sih ada orang yang peduli, mungkin begitu pikirnya.

Tapi, ambillah hikmah dari semua ini, itu kata orang bijak dan kawan-kawan terdekat. Ya.. hikmahnya, gila ternyata tulisanku lumayan lah kerennya sampe ada orang yang suka dan copas abis hehehehe boleh ya narsis dikit ^.~

Dan satu lagi, paling gak apa yang dilakukan mbak Diana ini bikin saya pengen bales dendam, how? Saya bakal penuhin blog ini dengan tulisan lagi. Dan bagi mbak Diana atau yang sejenisnya di luar sana, silahkan tenggelam pada kebanggaan semu kalian, pencuri tidak akan bisa selamanya sembunyi, bener kan?


   

Friday, September 14, 2012

One Step Closer


Finally...
Semua hanya tinggal selangkah lagi
Perjalanan panjang ini akhirnya menemukan perhentiannya...

17 September 2012
akan menjadi akhir perjuangan selama ini

Fffiuuhh...
Tapi tidak perlu ada yang disesali
Karena semua pasti ada hikmahnya
Siapa yang menyangka kalau pada akhirnya
Aku mengakhiri semua
Bersamaan dengan dia
Di hari yang sama, selisih jam saja

Lega
Bahagia
Sedih
Terharu
Semua tumbuh jadi satu..
Satu langkah lagi
Satu langkah lagi...

Sidang, aku siap menghadapimu....




Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata

Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...