untuk rasa ini...
aku hanya ingin menjadi koma
memberi jeda sejenak
tapi bukan tuk mengakhiri
aku pun tak tahu apa kisah ini akan terus berlanjut
koma...
antara ada dan tiada
antara hidup dan mati
antara hitam dan putih
aku tak mau menjadi titik yang mengakhiri semua
dan sayangnya
kau memilih menjadi titik
selesai sudah...
Sunday, December 19, 2010
Surat untuk Mantan Kekasih
Dear a',
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan kebaikan bagimu ^.^
Aku baik-baik saja, ah... seharusnya tak perlu kukatakan kabarku bagaimana, toh kamu tak pernah menanyakannya.
Eits, kamu jangan berpikiran aku tengah menangis saat surat ini ku tulis. Aku sedang tersenyum a'. Senyum yang dulu pernah kau kenal.
Aku bahagia, meskipun aku tak bisa mengelak masih tersisa luka, tapi luka ini tak lagi menyakitiku. Aku tak lagi menangis jika namamu disebut. Aku tak lagi merasa kosong saat melewati sudut-sudut penuh kenangan.
Jika ada satu atau dua bulir air mata membayang, itu hanya karna aku tidak benar-benar dapat membuang kenanganmu.
A'... ah apa masih pantas kusematkan panggilan itu padamu, sementara kita tak lagi menjadi 'kita'
^.^ Takdir tlah memisahkan jalan hidup kita sekarang...
Untuk esok entahlah...
Ah... Sungguhnya aku hanya ingin kau tahu, aku baik-baik saja dan bahagia dengan caraku...
Percayalah aku kan menjaga jejak yg kau tinggal...
n.b. karna ku tau surat ini takkan pernah terbaca olehmu, di detik terakhir aku selesai menulisnya, aku merobek habis kertas itu
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan kebaikan bagimu ^.^
Aku baik-baik saja, ah... seharusnya tak perlu kukatakan kabarku bagaimana, toh kamu tak pernah menanyakannya.
Eits, kamu jangan berpikiran aku tengah menangis saat surat ini ku tulis. Aku sedang tersenyum a'. Senyum yang dulu pernah kau kenal.
Aku bahagia, meskipun aku tak bisa mengelak masih tersisa luka, tapi luka ini tak lagi menyakitiku. Aku tak lagi menangis jika namamu disebut. Aku tak lagi merasa kosong saat melewati sudut-sudut penuh kenangan.
Jika ada satu atau dua bulir air mata membayang, itu hanya karna aku tidak benar-benar dapat membuang kenanganmu.
A'... ah apa masih pantas kusematkan panggilan itu padamu, sementara kita tak lagi menjadi 'kita'
^.^ Takdir tlah memisahkan jalan hidup kita sekarang...
Untuk esok entahlah...
Ah... Sungguhnya aku hanya ingin kau tahu, aku baik-baik saja dan bahagia dengan caraku...
Percayalah aku kan menjaga jejak yg kau tinggal...
n.b. karna ku tau surat ini takkan pernah terbaca olehmu, di detik terakhir aku selesai menulisnya, aku merobek habis kertas itu
ini satu gambar yang masih kusimpan tentang kisah 4 tahun yang lewat |
Karna ini Aku
banyak tanya tak terjawab
banyak tatapan sinis tak kuhiraukan
banyak tudingan kuacuhkan
karna hidup ini milikku
tak terbaca
tak tertebak
karena aku serupa angin
yang bermuara entah di mana
yang tak dapat dibendung dan dihalau
karna ini aku
banyak tatapan sinis tak kuhiraukan
banyak tudingan kuacuhkan
karna hidup ini milikku
tak terbaca
tak tertebak
karena aku serupa angin
yang bermuara entah di mana
yang tak dapat dibendung dan dihalau
karna ini aku
Monday, December 13, 2010
Lelaki Bermata Senja

memandang matamu adalah memandang langit senja
tak tertebak
terselimuti misteri
entah apa yang tersembunyi
dalam pandangan yang sunyi
lelaki bermata senja...
mata yang buatku menghamba
atas nama cinta
dapatkah kau baca rasaku ini
adakah resahku menyeruak pada bilik rasamu yang dingin
adakah kegelisahanku menyibak senja di matamu yang sunyi
lelaki bermata senja...
sungguh tak pandai aku membaca
jejak kesunyian di matamu yang berkabut senja
aku pun tak pandai membaca diammu
kau terus saja membisu
tak tersentuh
lelaki bermata senja...
bahkan dalam diammu aku mencinta
dalam sunyimu aku terpenjara
sungguh,
mencintaimu adalah candu
yang kan kutenggak dalam bisu
Friday, November 26, 2010
Jeda yang Abadi
Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku
Akhirnya...
Aku memiliki kekuatan ‘tuk mengatakannya padamu
Setelah detik-detik panjang yang begitu menyesakkan
Setelah langkah tertatih yang harus aku ambil, sendiri...
yang sungguh tak mudah bagiku
Setelah tahun-tahun yang kita lewati bersama
Aku dan kamu telah menjadi kita
Menjadi senyawa
Mimpi telah kita rajut berdua
Tangan yang saling bertautan
Saling menguatkan
Dan...
Ketika semuanya terenggut tiba-tiba
Semua hilang
Kamu pergi meninggalkan goresan luka yang dalam
Tiba-tiba...
Aku linglung, hilang arah
Aku rapuh, terluka dan terpuruk begitu dalam
Aku kecewa dan marah
Aku tak sanggup menjalani semua tanpamu
Aku benci kehilanganmu...
Jika hari ini,
Kuikhlaskan kau pergi
Kulepaskan kau dari hatiku
Bukan karena ku sanggup
Bukan karena ku tangguh
Bukan karena ku setegar karang
Cinta yang menguatkanku tuk melepasmu
Cinta yang menaklukan egoku
Ya... benar aku mencintaimu dengan sangat
Tapi, aku tak bisa menahanmu tuk tetap tinggal
Aku tak bisa mengekangmu
Aku tak dapat membelenggumu dengan cintaku
Jika sejatinya kita tak lagi mampu bersama
Pergilah...
Percayalah padaku...
Meskipun mungkin sayapku tak sekuat dulu
Langkahku tak sepasti dahulu
Aku kan tetap terbang bebas...
Aku kan tetap berlari...
‘tuk wujudkan mimpi yang terpenggal
Pergilah...
Pergi ke keabadian yang nyata
Cintaku takkan lagi menghambat langkahmu
Kuikhlaskan kau pergi...
Aku akan baik-baik saja...
akan baik-baik saja
:: catatan yang tak pernah tersampaikan untukmu Aa'
Akhirnya...
Aku memiliki kekuatan ‘tuk mengatakannya padamu
Setelah detik-detik panjang yang begitu menyesakkan
Setelah langkah tertatih yang harus aku ambil, sendiri...
yang sungguh tak mudah bagiku
Setelah tahun-tahun yang kita lewati bersama
Aku dan kamu telah menjadi kita
Menjadi senyawa
Mimpi telah kita rajut berdua
Tangan yang saling bertautan
Saling menguatkan
Dan...
Ketika semuanya terenggut tiba-tiba
Semua hilang
Kamu pergi meninggalkan goresan luka yang dalam
Tiba-tiba...
Aku linglung, hilang arah
Aku rapuh, terluka dan terpuruk begitu dalam
Aku kecewa dan marah
Aku tak sanggup menjalani semua tanpamu
Aku benci kehilanganmu...
Jika hari ini,
Kuikhlaskan kau pergi
Kulepaskan kau dari hatiku
Bukan karena ku sanggup
Bukan karena ku tangguh
Bukan karena ku setegar karang
Cinta yang menguatkanku tuk melepasmu
Cinta yang menaklukan egoku
Ya... benar aku mencintaimu dengan sangat
Tapi, aku tak bisa menahanmu tuk tetap tinggal
Aku tak bisa mengekangmu
Aku tak dapat membelenggumu dengan cintaku
Jika sejatinya kita tak lagi mampu bersama
Pergilah...
Percayalah padaku...
Meskipun mungkin sayapku tak sekuat dulu
Langkahku tak sepasti dahulu
Aku kan tetap terbang bebas...
Aku kan tetap berlari...
‘tuk wujudkan mimpi yang terpenggal
Pergilah...
Pergi ke keabadian yang nyata
Cintaku takkan lagi menghambat langkahmu
Kuikhlaskan kau pergi...
Aku akan baik-baik saja...
akan baik-baik saja
:: catatan yang tak pernah tersampaikan untukmu Aa'
Senja dan Mimpi
Aku baru saja membaca sebuah kumpulan prosa, sebait kalimat yang entah mengapa membuatku merenung begitu dalam.
Senja...
Ternyata senja begitu banyak memiliki kisahnya...
Senja dan Abu-Abu
adalah sebuah berkas warna penuh kebimbangan
keraguan
tak pasti
Senja dan Langit
adalah sebuah jejak atas pengharapan
doa
dan kerinduan
Senja dan Aku
adalah sebuah ruang sunyi
tempat meletakkan semua penat
dan kembali
bermimpi
Hari ini dan senja tadi...
penat itu telah berada di ruangnya
dan aku mulai merangkai mimpi
yang belum sempat tergenapi di penghujung malam kemarin
mimpi tentang sebuah harapan yang entah terwujud atau tidak
mimpi tentang sebuah pesan singkat dari dia yang dulu pernah sangat berarti
pesan singkat di pergantian hari
"Selamat Ulang Tahun Neng..."
Cukup itu saja...
tanpa harus kata cinta
atau janji hadiah...
hanya 4 kata itu, pesan yang cukup singkat bukan?
Senja tadi...
aku mengukir sebuah mimpi yang belum semiat tergenapi malam kemarin
Tapi sungguh...
aku tahu mimpi itu semaya senja dan abu-abu
meskipun indah
tapi takkan nyata adanya...
satu-satunya yang layak dirayakan hari ini
adalah
aku telah terjaga dari keterlenaan mimpi
dan kini
aku akan berusaha semampu yang aku bisa untuk
mewujudkan yang maya menjadi nyata
mengubah senja menjadi pagi
dan
menjadikan abu-abu menjadi putih...
hidup itu tak pernah benar-benar benderang seperti siang atauJika hidup memang hanya sebuah senja, lantas mengapa aku bisa jatuh terpuruk begitu dalam? Namun sesekali bisa mendaki ke puncak tertinggi.
bahkan hidup itu tak pernah benar-benar gulita seperti malam
hidup itu ternyata cuma senja
senja tak punya warna yang jelas
senja datangnya cuma sesaat
Senja...
Ternyata senja begitu banyak memiliki kisahnya...
Senja dan Abu-Abu
adalah sebuah berkas warna penuh kebimbangan
keraguan
tak pasti
Senja dan Langit
adalah sebuah jejak atas pengharapan
doa
dan kerinduan
Senja dan Aku
adalah sebuah ruang sunyi
tempat meletakkan semua penat
dan kembali
bermimpi
Hari ini dan senja tadi...
penat itu telah berada di ruangnya
dan aku mulai merangkai mimpi
yang belum sempat tergenapi di penghujung malam kemarin
mimpi tentang sebuah harapan yang entah terwujud atau tidak
mimpi tentang sebuah pesan singkat dari dia yang dulu pernah sangat berarti
pesan singkat di pergantian hari
"Selamat Ulang Tahun Neng..."
Cukup itu saja...
tanpa harus kata cinta
atau janji hadiah...
hanya 4 kata itu, pesan yang cukup singkat bukan?
Senja tadi...
aku mengukir sebuah mimpi yang belum semiat tergenapi malam kemarin
Tapi sungguh...
aku tahu mimpi itu semaya senja dan abu-abu
meskipun indah
tapi takkan nyata adanya...
satu-satunya yang layak dirayakan hari ini
adalah
aku telah terjaga dari keterlenaan mimpi
dan kini
aku akan berusaha semampu yang aku bisa untuk
mewujudkan yang maya menjadi nyata
mengubah senja menjadi pagi
dan
menjadikan abu-abu menjadi putih...
Hanya Pada Malam
hanya pada malam yang sunyi
dan sujud-sujud panjangku
aku dapat jujur tentang setiap langkah yang kuambil...
tak malu jika air mata mengalir
tak takut terlihat lemah
hanya pada malam...
karena setelahnya...
yang kau temukan adalah
aku yang takkan tunduk
pada kesedihan
apalagi kenangan buruk...
dan sujud-sujud panjangku
aku dapat jujur tentang setiap langkah yang kuambil...
tak malu jika air mata mengalir
tak takut terlihat lemah
hanya pada malam...
karena setelahnya...
yang kau temukan adalah
aku yang takkan tunduk
pada kesedihan
apalagi kenangan buruk...
Thursday, November 11, 2010
Entah Apa ini..
tak ada yang harus ku katakan senja ini,
karena langit senja tlah menyimpan semua pesanku,
semua yang harus dilakukan telah dilakukan,
yang harusnya tetap menjadi rahasia akan tetap tersimpan rapi
dan tak tersentuh siapapun...
yang layak dikenang akan tetap terkenang
dan yang melukai akan kembali terlukai,
entah oleh siapa...
karena langit senja tlah menyimpan semua pesanku,
semua yang harus dilakukan telah dilakukan,
yang harusnya tetap menjadi rahasia akan tetap tersimpan rapi
dan tak tersentuh siapapun...
yang layak dikenang akan tetap terkenang
dan yang melukai akan kembali terlukai,
entah oleh siapa...
Lelaki Terhebatku
Ia adalah lelaki terhebatku
Ia selalu menyimpan amarah dan sedih dalam diam
Ia tak segan turun ke dapur untuk memasak atau sekedar cuci piring
Ia tak pernah menggunakan tangan untuk menyelesaikan masalah
Ia selalu mengesampingkan keinginannya
Ia selalu khawatir padaku dengan caranya
Ia begitu mencintaiku dengan caranya
Ia begitu besar menaruh harap n kebanggaannya padaku
Ia selalu menerimaku, bahkan di saat aku begitu mengecewakannya
Ia lelaki terhebat dalam hidupku
Ia PAPAku...
begitu banyak hal yg belum bisa kulakukan tuk membuatmu bangga, tp aku tahu, setiap ada namaku di media massa, papa dengan bangganya menunjukkan itu pada kawan2nya... aku belum bisa berikan banyak kebahagiaan, kebanggaan, n masa tua yg tanpa beban... tapi yakinlah aku terus berusaha semampu yang aku bisa, untuk PAPA
Ia selalu menyimpan amarah dan sedih dalam diam
Ia tak segan turun ke dapur untuk memasak atau sekedar cuci piring
Ia tak pernah menggunakan tangan untuk menyelesaikan masalah
Ia selalu mengesampingkan keinginannya
Ia selalu khawatir padaku dengan caranya
Ia begitu mencintaiku dengan caranya
Ia begitu besar menaruh harap n kebanggaannya padaku
Ia selalu menerimaku, bahkan di saat aku begitu mengecewakannya
Ia lelaki terhebat dalam hidupku
Ia PAPAku...
begitu banyak hal yg belum bisa kulakukan tuk membuatmu bangga, tp aku tahu, setiap ada namaku di media massa, papa dengan bangganya menunjukkan itu pada kawan2nya... aku belum bisa berikan banyak kebahagiaan, kebanggaan, n masa tua yg tanpa beban... tapi yakinlah aku terus berusaha semampu yang aku bisa, untuk PAPA
Jangan Biarkan Genggaman ini Kosong
tolong bantu aku
kuatkan aku
genggam jemariku
dan tuntun ak menuju terang...
aku tak bisa jalan sendiri...
ternyata aku salah menilai diriku
aku tak bisa...
atau hanya sekedar pundak tuk sandarkan lelah...
aku mohon
tolong ada untukku sejenak saja...
kuatkan aku
genggam jemariku
dan tuntun ak menuju terang...
aku tak bisa jalan sendiri...
ternyata aku salah menilai diriku
aku tak bisa...
atau hanya sekedar pundak tuk sandarkan lelah...
aku mohon
tolong ada untukku sejenak saja...
Senandungkan Untukku
entah apakah kau ingat tentang kisah ini
di malam-malam terakhir
sebelum kau benar-benar memberikan jarak
di antara kita
di bawah sinaran gemintang
sayup-sayup terdengar debur ombak
tangan kita masih bertautan
sunyi
degup jantung dan hembus nafas kita
meramaikan malam itu
apapun yang terjadi/ ku kan slalu ada untukmu/ janganlah kau bersedih/ 'coz everything gonna be okay/
lagu itu kau senandungkan untukku
malam itu
meskipun aku yakin
kau takkan pernah selamanya ada untukku
tapi malam itu...
kamu berhasil menenangkan kekalutanku...
entah kau sadar atau tidak
setiap detiknya
setelah perpisahan kita
adalah siksaan panjang tak bertepi bagiku
tidak pernah ada yang berjalan baik-baik saja setelahnya
aku berjalan sendiri
menanggung semuanya sendiri
aku menangis
aku tertawa
sendiri...
kamu selalu ada dalam doa-doaku, a'...
dalam doaku
aku berharap
kelak ada satu masa
kau kembali senandungkan lagu itu untukku
bukan hanya untuk sesaat...
kamu selalu ada dalam sujud panjangku, a'...
dalam sujudku
aku berharap
kelak ada satu masa
kau kembali mengisi genggaman tanganku dengan kekuatan...
tapi aku tak berkuasa atas apapun yang ada padamu
bukan aku Yang Maha Membola-balikkan Hati
jika memang kehendakNya masa itu tak datang untukku
aku hanya berharap
kan ada seseorang yang mampu melakukannya
lebih baik darimu...
di malam-malam terakhir
sebelum kau benar-benar memberikan jarak
di antara kita
di bawah sinaran gemintang
sayup-sayup terdengar debur ombak
tangan kita masih bertautan
sunyi
degup jantung dan hembus nafas kita
meramaikan malam itu
apapun yang terjadi/ ku kan slalu ada untukmu/ janganlah kau bersedih/ 'coz everything gonna be okay/
lagu itu kau senandungkan untukku
malam itu
meskipun aku yakin
kau takkan pernah selamanya ada untukku
tapi malam itu...
kamu berhasil menenangkan kekalutanku...
entah kau sadar atau tidak
setiap detiknya
setelah perpisahan kita
adalah siksaan panjang tak bertepi bagiku
tidak pernah ada yang berjalan baik-baik saja setelahnya
aku berjalan sendiri
menanggung semuanya sendiri
aku menangis
aku tertawa
sendiri...
kamu selalu ada dalam doa-doaku, a'...
dalam doaku
aku berharap
kelak ada satu masa
kau kembali senandungkan lagu itu untukku
bukan hanya untuk sesaat...
kamu selalu ada dalam sujud panjangku, a'...
dalam sujudku
aku berharap
kelak ada satu masa
kau kembali mengisi genggaman tanganku dengan kekuatan...
tapi aku tak berkuasa atas apapun yang ada padamu
bukan aku Yang Maha Membola-balikkan Hati
jika memang kehendakNya masa itu tak datang untukku
aku hanya berharap
kan ada seseorang yang mampu melakukannya
lebih baik darimu...
Monday, November 01, 2010
This November is My November
Mungkin terdengar bodoh, karena aku masih membuat wishlist saat menjelang ulang tahun. Sebelum 2007, aku punya wishlist yang panjang sekali. Beberapa terwujud, tapi banyak yang tidak. ^.^ Hingga dua tahun setelah 2007, wishlist ku
cuma satu dan rupanya yang satu itu juga tidak mungkin terjadi (paling
tidak sekarang). Dan di 2009 praktis aku tidak memiliki harapan apapun,
karena banyak hal tak terduga yang terjadi dalam hidupku. Membuatku
kehilangan kemampuan untuk menenun harapan.
Dan kini, aku ingin sekali kembali belajar menenun harapan. And my wishlist are :
1. The most important of all, aku ingin menjadi muslimah yang dicintai oleh Allah SWT, ingin menjadi anak, kakak, perempuan, kekasih, dan ibu yang dapat membahagiakan semua orang yang aku cintai. Untuk yang ini aku harap dapat terkabul.
2. Ini yang tidak berubah sejak dulu, hanya sedikit direduksi. Insyaallah aku ingin menikah di tanggal 11-11-2011. Jika tahun-tahun sebelumnya aku bisa dengan yakin mencantumkan nama seseorang yang akan menikahiku nantinya. Kini cukuplah aku berharap, siapapun jodoh yang disiapkan Allah SWT untukku, Insyaallah aku akan menerimanya dengan ikhlas.
3. Ingin merampungkan semua permasalahan yang tertunda di tahun ini juga (baca: 2010). Termasuk di dalamnya adalah LULUS.
4. Ingin bekerja di sebuah penerbitan menjadi editor/penulis tetap. Nggak lagi freelance
5. Ingin punya usaha/bisnis yang ajeg
6. Ingin mulai membangun rumah yang nyaman untuk orang tua. Seperti impianku dari dulu, rumah yang mempunyai halaman yang luas dengan banyak tanaman, rumah yang jauh dari kebisingan, dan rumah yang penuh dengan kebahagiaan.
7. The Last but not least.... hehehehe ini yang penting buat siapa saja yang mau kasih kado. Just kidding. Aku baru menyadari jika aku adalah gadget freak. Karena satu dan lain hal (baca: kagak punya duit) banyak benda yang aku pengen tapi belum bisa kebeli. Antara lain: Ipad, Blackberry Torch, Macbook/Sony, Ipod Touch, n Harddisk External 2 Tera. hehheheh maruk.com
Mengapa saya selalu berhenti di angka 7. Karena angka 7 selalu mengingatkan saya atas kebesaran Allah SWT. Angkat 7 dan 11 adalah 2 angka yang penting dalam hidup saya. Tolong jangan tanyakan mengapa.
Itu quote yang selalu saya ingat. Dan yang selalu menguatkan saya....
November kali ini adalah November milikku, semoga banyak kisah bahagia di November ini
sketsa November untuk tanggal 22 nanti
Dan kini, aku ingin sekali kembali belajar menenun harapan. And my wishlist are :
1. The most important of all, aku ingin menjadi muslimah yang dicintai oleh Allah SWT, ingin menjadi anak, kakak, perempuan, kekasih, dan ibu yang dapat membahagiakan semua orang yang aku cintai. Untuk yang ini aku harap dapat terkabul.
2. Ini yang tidak berubah sejak dulu, hanya sedikit direduksi. Insyaallah aku ingin menikah di tanggal 11-11-2011. Jika tahun-tahun sebelumnya aku bisa dengan yakin mencantumkan nama seseorang yang akan menikahiku nantinya. Kini cukuplah aku berharap, siapapun jodoh yang disiapkan Allah SWT untukku, Insyaallah aku akan menerimanya dengan ikhlas.
3. Ingin merampungkan semua permasalahan yang tertunda di tahun ini juga (baca: 2010). Termasuk di dalamnya adalah LULUS.
4. Ingin bekerja di sebuah penerbitan menjadi editor/penulis tetap. Nggak lagi freelance
5. Ingin punya usaha/bisnis yang ajeg
6. Ingin mulai membangun rumah yang nyaman untuk orang tua. Seperti impianku dari dulu, rumah yang mempunyai halaman yang luas dengan banyak tanaman, rumah yang jauh dari kebisingan, dan rumah yang penuh dengan kebahagiaan.
7. The Last but not least.... hehehehe ini yang penting buat siapa saja yang mau kasih kado. Just kidding. Aku baru menyadari jika aku adalah gadget freak. Karena satu dan lain hal (baca: kagak punya duit) banyak benda yang aku pengen tapi belum bisa kebeli. Antara lain: Ipad, Blackberry Torch, Macbook/Sony, Ipod Touch, n Harddisk External 2 Tera. hehheheh maruk.com
Mengapa saya selalu berhenti di angka 7. Karena angka 7 selalu mengingatkan saya atas kebesaran Allah SWT. Angkat 7 dan 11 adalah 2 angka yang penting dalam hidup saya. Tolong jangan tanyakan mengapa.
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.. |5 cm -- Donny Dirgantoro|
Itu quote yang selalu saya ingat. Dan yang selalu menguatkan saya....
November kali ini adalah November milikku, semoga banyak kisah bahagia di November ini
sketsa November untuk tanggal 22 nanti
"saya terima..."
"saya terima..."
2 kata yang tak sabar ingin ku dengar...
entah kapan
sah
selesai sudah
sesayup doa ku dengar
tak ada namaku di sana...
cukup
2 kata yang tak sabar ingin ku dengar...
entah kapan
sah
selesai sudah
sesayup doa ku dengar
tak ada namaku di sana...
cukup
Serpih Rindu
dan malam ini...
ketika titik-titik hujan mencumbu tanah dan,
menguarkan aroma kerinduan
aku mencoba memunguti serpih-serpih rindu yg terserak
angin malam...
dan malam ini...
ketika sang hyang yang bersemayam di puncak ardi itu tengah menari
di tengah rasa cemas n rapal doa
kembali ak menenun sebuah mimpi
mimpi tentang kita
mimpi tentang kerinduan yg tak tersampaikan...
dan malam ini...
aku tunduk pada angin berharap ia sampaikan serpih rindu ini pada langit...
Yogyakarta, 221010
ketika titik-titik hujan mencumbu tanah dan,
menguarkan aroma kerinduan
aku mencoba memunguti serpih-serpih rindu yg terserak
angin malam...
dan malam ini...
ketika sang hyang yang bersemayam di puncak ardi itu tengah menari
di tengah rasa cemas n rapal doa
kembali ak menenun sebuah mimpi
mimpi tentang kita
mimpi tentang kerinduan yg tak tersampaikan...
dan malam ini...
aku tunduk pada angin berharap ia sampaikan serpih rindu ini pada langit...
Yogyakarta, 221010
Broken Vow
Tell me her name
I want to know
The way she looks
And where you go
I need to see her face
I need to understand
Why you and I came to an end
Tell me again
I want to hear
Who broke my faith in all these years
Who lays with you at night
When I'm here all alone
Remembering when I was your own
I'll let you go
I'll let you fly
Why do I keep asking why I'll let you go
Now that I found
A way to keep somehow
More than a broken vow
Tell me the words
I never said
Show me the tears you never shed
Give me the touch
That one you promised to be mine
Or has it vanished for all time
I close my eyes
And dream of you and I
And then I realize
There's more to life than only bitterness and lies
I close my eyes
I'd give away my soul
To hold you once again
And never let this promise end
by : Lara Fabian
no word...
tak ada yang harus ku katakan senja ini,
karena langit senja tlah menyimpan semua pesanku,
semua yang harus dilakukan telah dilakukan,
yang harusnya tetap menjadi rahasia akan tetap tersimpan rapi
dan tak tersentuh siapapun...
yang layak dikenang akan tetap terkenang
dan yang melukai akan kembali terlukai,
entah oleh siapa...
karena langit senja tlah menyimpan semua pesanku,
semua yang harus dilakukan telah dilakukan,
yang harusnya tetap menjadi rahasia akan tetap tersimpan rapi
dan tak tersentuh siapapun...
yang layak dikenang akan tetap terkenang
dan yang melukai akan kembali terlukai,
entah oleh siapa...
Tuesday, October 05, 2010
Aku Gagal A'
aku gagal a'
gagal membencimu
gagal membuangmu dari deru nafasku
gagal menyingkirkan namamu dari setiap sujudku
kekuatan apa yang mengikatku padamu a'
aku tersiksa dengan semua ini
seribu kali aku berusaha membencimu
namun, kebencian itu mencabik-cabikku
aku gagal...
mencintaimu adalah candu a'
sekuat mungkin aku mencoba menghindar, tp aku smakin sakaw, semakin sakit
Ya Allah...
kutukan apa yang harus aku jalani ini
aku gagal, a'
ikatan darah itu membuatku gagal lepas dari bayangmu
tapi, sungguh bukan maksudku mengais-ais harapan yang tercecer entah di mana...
cukuplah kau tau, aku tlah gagal a'
gagal menafikkan rasa ini
mungkin juga kau tak tau...
mungkin semua orang berkata aku bodoh,
tapi ya...
aku masih mencintaimu, sangat...
gagal membencimu
gagal membuangmu dari deru nafasku
gagal menyingkirkan namamu dari setiap sujudku
kekuatan apa yang mengikatku padamu a'
aku tersiksa dengan semua ini
seribu kali aku berusaha membencimu
namun, kebencian itu mencabik-cabikku
aku gagal...
mencintaimu adalah candu a'
sekuat mungkin aku mencoba menghindar, tp aku smakin sakaw, semakin sakit
Ya Allah...
kutukan apa yang harus aku jalani ini
aku gagal, a'
ikatan darah itu membuatku gagal lepas dari bayangmu
tapi, sungguh bukan maksudku mengais-ais harapan yang tercecer entah di mana...
cukuplah kau tau, aku tlah gagal a'
gagal menafikkan rasa ini
mungkin juga kau tak tau...
mungkin semua orang berkata aku bodoh,
tapi ya...
aku masih mencintaimu, sangat...
Lelakiku
jejakmu memberi arti
hadirmu menjanjikan asa
menguatkan
namun terkadang melemahkan
lelakiku
dapatkah kau baca setiap gelisahku?
dapatkah kau mengerti setiap rapal doaku?
masihkah ada "kita" dalam setiap bahasamu?
mencintaimu, lelakiku
adalah gemuruh yg senantiasa temani kilat menjelang badai
adalah deburan ombak pasang saat purnama
adalah dingin yg memeluk edelweiss di puncak-puncak tertinggi
lelakiku...
Jika kusembunyikan air mata ini darimu
bukan karena dusta yang kumaksudkan
sebab cinta, tak lagi ingin kubagikan luka padamu
lelakiku...
mencintaimu adalah metafora agung yang tak tertebus dengan kata-kata picisan pujangga jalanan
merengkuhmu dalam hidupku
dan melepasmu pergi
sebab cinta tak dapat dibendung oleh tembok sekuat apapun
cinta memiliki caranya sendiri untuk datang dan pergi
pun cintaku, cintamu,
cinta kita
lelakiku...
ps : untuk lelaki-lelakiku yg pernah hadir n begitu berarti :: S, AS, RAP::
ps: pun untuk lelaki-lelakiku yg masih n akan trus brarti :: SNW n LPYP::
hadirmu menjanjikan asa
menguatkan
namun terkadang melemahkan
lelakiku
dapatkah kau baca setiap gelisahku?
dapatkah kau mengerti setiap rapal doaku?
masihkah ada "kita" dalam setiap bahasamu?
mencintaimu, lelakiku
adalah gemuruh yg senantiasa temani kilat menjelang badai
adalah deburan ombak pasang saat purnama
adalah dingin yg memeluk edelweiss di puncak-puncak tertinggi
lelakiku...
Jika kusembunyikan air mata ini darimu
bukan karena dusta yang kumaksudkan
sebab cinta, tak lagi ingin kubagikan luka padamu
lelakiku...
mencintaimu adalah metafora agung yang tak tertebus dengan kata-kata picisan pujangga jalanan
merengkuhmu dalam hidupku
dan melepasmu pergi
sebab cinta tak dapat dibendung oleh tembok sekuat apapun
cinta memiliki caranya sendiri untuk datang dan pergi
pun cintaku, cintamu,
cinta kita
lelakiku...
ps : untuk lelaki-lelakiku yg pernah hadir n begitu berarti :: S, AS, RAP::
ps: pun untuk lelaki-lelakiku yg masih n akan trus brarti :: SNW n LPYP::
Monday, October 04, 2010
--Surat Cinta ‘tuk Langitku-- LOMBA “SURAT UNTUKMU, NAK. DARI CALON IBUMU/AYAHMU.”
Assalamuallaikum
nak...
Tak
terasa ya, sudah hampir 28 minggu kita bersama. Langit pasti sudah mengenal
pasti setiap debaran jantung Bunda, desir nafas Bunda, dan juga suara Bunda,
bukan? Seperti Bunda yang sudah begitu mengenal setiap gerakanmu Nak.
Calon
buah hati Bunda tersayang, Langit Bunda...
Sejak
detik pertama Bunda menyadari dan mengetahui Langit telah bersemayam di rahim
Bunda. Bunda telah yakin semua telah berubah, nak. Terlebih saat pertama kali
merasakan detak jantungmu sedetak denganku. Hidup Bunda telah berubah, nak.
Kehadiranmu merubah semua cara Bunda di dunia. Cara Bunda memandang kehidupan.
Cara Bunda menghadapi setiap masalah. Cara Bunda menghapus benci dan dendam. Cara
Bunda berkompromi dengan keadaan. Cara Bunda menerimamu dengan ikhlas.
Langit
Bunda tersayang...
Pasti
Langit bingung ya, mengapa Bunda memanggilmu dengan nama Langit. Langit
memiliki sejarah panjang dalam hidup Bunda, nak. Sejarah antara Bunda dan Ayahmu.
Kelak Bunda pasti ceritakan padamu. Untuk sekarang cukuplah Langit tahu, jika
nama Langit itu begitu berarti bagi Bunda. Selain itu, nama Langit sudah Bunda
sematkan padamu sejak bulan pertama Langit ada di rahim Bunda, nak. Bunda
memilih nama Langit juga karena pada saat itu Bunda tidak tahu kelak Langit,
buah hati Bunda tersayang ini, laki-laki atau perempuan. Nama Langit kan
universal. Hehhehehe. Alhamdulillah sekarang Bunda akhirnya mengetahui kalau Langit
Insyaallah akan terlahir laki-laki. Jadinya nama Langit tidak akan terkesan
aneh jika tersemat untukmu.
Buah
hati Bunda yang Insyaallah akan menjadi sumber kebahagiaan semua orang...
Nak,
Bunda selalu bersyukur kepada Allah SWT
karena tlah memilih Bunda yang akan melahirkanmu ke dunia. Sungguh, tak sedikit
pun penyesalan Bunda rasakan sejak awal. Meskipun, Bunda tahu akan sangat berat
menanti kehadiranmu seorang diri.
Maafkan
Bunda ya, nak. Jika kelak Langit terlahir ke dunia tidak dengan keriuhan sukacita
dan adzan yang menggema dari Ayahmu. Karena kita hanya akan berdua nak, mungkin
juga bersama Bidan. Tapi Bunda berjanji akan menyuarakan adzan di telingamu. Doa-doa
Bunda akan selalu terlafadz atas namamu.
Maafkan
Bunda, nak. Karena sejak awal kehadiranmu, Bunda sekuat tenaga mempertahankanmu
di tengah banyak penolakan, termasuk Ayahmu. Maaf, bukan bermaksud membuatmu
membenci Ayahmu. Langit harus tetap menghormatinya kelak, apapun yang terjadi.
Bunda hanya memiliki satu permintaan, tolong jangan benci Bunda karena semua
kisah ini.
Bunda
hanya ingin Langit tahu, Langit begitu berarti bagi Bunda. Tak sedikitpun
niatan Bunda untuk menghilangkan kesempatanmu untuk terlahir di dunia. Meskipun
terasa mustahil dilakukan di awal Bunda memilikimu. Namun, kekuatan itu selalu
muncul di setiap doa dan sujud Bunda. Setiap gerakanmu, detak jantungmu, dan
tubuhmu yang kian membesar di rahim Bunda terus menguatkan Bunda. Sejak saat
itu Bunda berjanji akan menghujani dengan limpahan kasih sayang dan doa, bahkan
sejak kau belum terlahir di dunia.
Nak,
Insyaallah
9-10 minggu lagi kita akan berjumpa. Selama ini kita sudah menjadi tim yang
hebat ya, nak. Langit selalu menamani dan menyemangati Bunda setiap saat.
Langit masih ingat kan, waktu Bunda harus menyelesaikan pekerjaan Bunda, terus
Bunda mual-mual, mual Bunda hilang waktu kita selesai berbincang. Rupanya anak
Bunda ini sudah pintar menarik perhatian Bunda. Langit itu alasan Bunda untuk
bertahan nak. Kita akan selalu menjadi tim yang hebat, kan sayang? Juga saat
nanti Langit sudah terlahir, kita harus tetap menjadi tim yang hebat.
Bunda
sudah tidak sabar menunggu kehadiranmu, Nak. Ingin sekali segera mendekapmu dan
mengusapi kepala mungilmu. Bunda berjanji seberat apapun perjalanan kita nanti,
air mata Bunda tidak akan pernah menetes di hadapanmu. Hanya akan ada senyum
Bunda yang menemani langkahmu setiap saat.
Langit,
buah hati Bunda tersayang...
Cinta
Bunda kepadamu adalah bentuk kecintaan Bunda pada Allah SWT. Bunda selalu
percaya, jika saat Allah mempercayakanmu pada Bunda, itu semua karena kecintaan
Allah pada Bunda. Doa Bunda selalu adalah agar kamu kelak menjadi anak yang
sholeh, mencintai agamamu, menjadi anak yang cerdas, menjadi anak yang selalu
menyayangi orang lain dengan tulus dan jauh dari kebencian serta dendam. Bunda
sepenuhnya sadar, Langit hanya titipan Allah pada Bunda. Karena itu Bunda tidak
pernah mau mengecewakan Allah. Bunda akan berusaha sekuat mungkin untuk
memberikan yang terbaik untukmu, nak. Karena Langit adalah amanah yang harus
Bunda jaga.
Anakku
tersayang,
Nak,
beberapa minggu lagi kita akan bersua. Sampai pada saat itu tiba, baik-baiklah
di rahim Bunda. Kita adalah tim yang hebat, bukan. Langit dan Bunda akan saling
menguatkan. Bunda tahu, Langit sangat menyayangi Bunda karena itu kita harus
mengerjakan bagian kita masing-masing ya, nak. Tenang-tenanglah Langit di dalam
sana dan Bunda akan mengerjakan bagian Bunda, menghujanimu dengan doa, menyiapkan
kelahiranmu sebaik mungkin, memberikan makanan-makanan sehat untukmu, dan masih
banyak tugas Bunda lainnya. Selalu kuatkan Bunda, ya nak.
Kamu
pasti sudah bosan membaca surat Bunda yang panjang ini. Apa? Kamu tidak
bosan... Heheheh... Bunda cukupkan surat ini sampai di sini. Nanti, Bunda akan
menyapamu kembali dan akan lebih banyak kisah dan kata yang akan Bunda
sampaikan. Bunda selalu menyayangimu nak. Bunda akan selalu melindungi dan
mengusahakan yang terbaik untukmu, Langitnya Bunda.
Wassalamuallaikum
wr. wb.
Baik-baik
di sana ya, nak.
Monday, September 20, 2010
Izinkan Aku Bermimpi
Izinkan aku bermimpi...
Hanya sejenak dalam lelap...
Izinkan aku bermimpi
Ketika nyata itu mulai menyakitkan...
Karena hanya dalam mimpi
ku bisa senyata itu mendekapmu
Bahkan dalam mimpi pun
kuasa itu tak datang padaku
kuasa tuk milikimu...
Hanya sejenak dalam lelap...
Izinkan aku bermimpi
Ketika nyata itu mulai menyakitkan...
Karena hanya dalam mimpi
ku bisa senyata itu mendekapmu
Bahkan dalam mimpi pun
kuasa itu tak datang padaku
kuasa tuk milikimu...
Tanpa Rasa -- Cokelat
aku tak rasa lagi hilang akan dirimu
aku tak rasa lagi hampa tanpa dirimu
aku telah biasa untuk melepaskannya
aku sudah biasa untuk tanpa dirinya
semua yang telah terjadi biarlah terjadi
semua yang kan terjadi biarkan menjadi
aku telah biasa untuk hadapi semua
aku sudah biasa hadapi segalanya
tak ada lagi sedih untuk kehilanganmu
tak ada lagi tangis untuk dirimu
tak akan ada benci kepadamu
semua tentang dirimu semua telah berlalu
aku tak rasa lagi hampa tanpa dirimu
aku telah biasa untuk melepaskannya
aku sudah biasa untuk tanpa dirinya
semua yang telah terjadi biarlah terjadi
semua yang kan terjadi biarkan menjadi
aku telah biasa untuk hadapi semua
aku sudah biasa hadapi segalanya
tak ada lagi sedih untuk kehilanganmu
tak ada lagi tangis untuk dirimu
tak akan ada benci kepadamu
semua tentang dirimu semua telah berlalu
Angel -- Sarah McLachlan
Spend all your time waiting
For that second chance,
For a break that would make it okay
There's always some reason
To feel not good enough
And it's hard, at the end of the day
I need some distraction,
Oh beautiful release.
Memories seep from my veins
Let me be empty,
Oh and weightless
And maybe I'll find some peace tonight
[Chorus]
In the arms of the angel,
Fly away from here,
From this dark, cold hotel room,
And the endlessness that you feel
You are pulled from the wreckage,
Of your silence reverie.
You're in the arms of the angel,
May you find some comfort here.
So tired of the straight line,
And everywhere you turn,
There's vultures and thieves at your back
The storm keeps on twisting.
Keep on building the lies
That you make up for all that you lack.
Don't make me difference,
Escape one last time.
It's easier to believe in this sweet madness,
Oh this glorious sadness.
That brings me to my knees
[Chorus]
You're in the arms of the angel,
May you find some comfort here.
For that second chance,
For a break that would make it okay
There's always some reason
To feel not good enough
And it's hard, at the end of the day
I need some distraction,
Oh beautiful release.
Memories seep from my veins
Let me be empty,
Oh and weightless
And maybe I'll find some peace tonight
[Chorus]
In the arms of the angel,
Fly away from here,
From this dark, cold hotel room,
And the endlessness that you feel
You are pulled from the wreckage,
Of your silence reverie.
You're in the arms of the angel,
May you find some comfort here.
So tired of the straight line,
And everywhere you turn,
There's vultures and thieves at your back
The storm keeps on twisting.
Keep on building the lies
That you make up for all that you lack.
Don't make me difference,
Escape one last time.
It's easier to believe in this sweet madness,
Oh this glorious sadness.
That brings me to my knees
[Chorus]
You're in the arms of the angel,
May you find some comfort here.
My Heart Sings
Nunung : sing like a wind
Trah : and let's time frozen in silent, I do fly away..
Nunung : yeah... fly away with a couple wings
Trah : with the wings that I believe in, we can see every invisible thing in dream...beautiful dream
Nunung : hanya mimpi dan imaji yang memmbebaskan kita tuk berkisah
Trah : kebebasan tanpa dibatasi ruang dan waktu, menjinakkan logika dan rasio sejenak 'tuk mengabarkan mimpi & imaji setiap kisah taman hati..
Nunung : berkisah dalam bahasa kesunyian, bahasa mereka yang tlah lama beku dan berkubang dalam diam... bahasa milik kita...
Trah : mungkin segala sesuatu telah berbeda adanya, mungkin sebagian telah membenamkan kisahnya dalam tawa, mungkin sebagian kisahnya jatuh bersama hujan. Disana anak-anak sungai kesunyian tetap mengalir menuju muara...bahasa milik kita bercerita dilautan lepas..my heart sings..
Nunung : my heart sings...ketika dua mimpi dan imaji bersatu dalam sebuah kisah ketika dua aliran sungai bermuara pada samudera yang samaketika sepasang burung gereja berkisah tentang kita sambil terbang beriring... ketika kita larut dalam kesunyian milik kita
my heart sings...
Trah : Debur ombak ini seperti letupan degup jantung saja Bias keperakan ombak dari matahari seperti harapan saja Terbanglah setinggi-tingginya...menari-nari diatas awan Terbang beriring Bermain-main diatas riak gelombang.....menjemput senja...menjemput malam...mengarungi hari-hari milik kita... my heart sings
Nunung : senja begitu cepat datang hari inimenanti kita dan lamunan kita tentang sebuah kisah, kisah yang sempat kita bisikkan pada deburan ombak... pada awan-awan yang berarakpada hembusan angin... mengapa senja begitu cepat hampiri kita? apakah karena aku dan kamu yang tlah lebur dalam kita? ataukah senja pun rasakan rindu yang sangat seperti yang kita rasakan... my heart sings
Trah : kini arakan awan terlelap di ufuk barat... warna langit senja perlahan diselimuti malam dengarlah satu kisah sunyi dalam helaan nafas panjang bisikan angin senandungkan bait-bait dahaga pencarian entah dimana engkau berada..ialah ucap isi lautan... terdalam
kini kita menunggu gemerlap taburan bintang-bintangmerangkai satu demi satu menjadi mozaik sebuah namasatu nama seperti malam terindah yang pernah kita rasakan... then my heart sings
Nunung : langit tak sepenuhnya kelam malam ini karena di sana ada tebaran sketsa bintang, tak hanya sebuah nama, tapi itu sketsa bintang serupa wajahmu... ku ingin melukis kisah kita di antara kelam langit itu kisah yang terwakili dengan sketsa-sketsa bintang
namun yang kurasakan hanya angin yang memelukku dalam sunyi, namun kesunyian yang menenangkan karena kutahu kita memandang langit yang sama, sketsa bintang yang sama, meskipun dari jejak bumi yang berbeda
Trah : di belahan bumi yang lain satu kisah menatap langit malam, di belahan bumi yang lain satu kisah saling meraih bintang dan akan kuceritakan rahasia perayaan setiap tahun baru di sana kunyanyikan lagu peredam sorak ramai jiwa-jiwa... disana kupetik senar gitar dengan nada-nada pelipur hati lalu kubisikkan kepada malam..sungguh tak pernah merasa kehilangan kesunyian ini membawa jiwaku mengenal keindahan keindahan ini membuatku mengerti bahwasanya disini..dibumi ini, dalam ruang mimpi dan imaji, aku tak pernah sendiri... kulihat gemerlap taburan cahaya bintang dilangit sana..then my heart sing, "we'll never get alone, we'll shine on.." 'till I fall asleep..
Nunung :then my heart sings, lagu tentang kesunyian, lagu tentang mimpi, lagu tentang gemintang di langit... lagu tentang deburan ombak di pantai, lagu tentang kita... my heart sings
Trah : dalam lagu kita dan sekejap kedipan matajiwaku terbang menjelajahi tebing-tebing
dalam lagu kita dan sekejap kedipan mata...jiwaku melayang-layang dilaut selatan
dalam lagu kita dan sekejap kedipan mata jiwaku menjadi api unggun lembah gunung
lagu-lagu kesunyian dibawah langit yang sama ...dengarlah, my heart sings..
Nunung : My Heart Sings... bentangan langit yang sama dengan bintang yang sama, lagu-lagu kesunyian ini, lagu kita membawa kita menunjuk bintang yang sama...pun ketika sang bintang tergelincir ke bumi namun akankah kita merapalkan doa yang sama? doa tentang kisah kita dalam keheningan malam di bawah sketsa wajahmu dalam gemintang, lagu kita mengalun dalam sunyi, lagu yang tak teraba oleh indera pendengar kita, lagu yang hanya bisa kita rasakan, lagu dari hati kita... My Heart Sings
Trah : doa-doa yang tak sempat diucapkan dalam kata doa-doa yang lebih banyak mensyukuri kepekaan rasa doa-doa kita yang sejukkan gersang bumi sepanjang haridoa-doa yang menjadi cahaya penerang perjalanan kita...sketsa wajah abadi kerlap-kerlip bintang sketsa sejuta titip kerinduan langit malammasih ku iringi dengan denting gitar..lagu-lagu binar hati kita... the wind blows forever my heart sings...
May 08, 2010
by. Nunung & Trah
sebuah sketsa percakapan kita suatu hari ^_^
ps: Catatan ini adalah sebentuk percakapan antara aku dan Trah (seorang sahabat dunia maya). Catatan yang berawal dari coment-comment di status Facebooknya. Bisa diintip di sini juga ^_^
Trah : and let's time frozen in silent, I do fly away..
Nunung : yeah... fly away with a couple wings
Trah : with the wings that I believe in, we can see every invisible thing in dream...beautiful dream
Nunung : hanya mimpi dan imaji yang memmbebaskan kita tuk berkisah
Trah : kebebasan tanpa dibatasi ruang dan waktu, menjinakkan logika dan rasio sejenak 'tuk mengabarkan mimpi & imaji setiap kisah taman hati..
Nunung : berkisah dalam bahasa kesunyian, bahasa mereka yang tlah lama beku dan berkubang dalam diam... bahasa milik kita...
Trah : mungkin segala sesuatu telah berbeda adanya, mungkin sebagian telah membenamkan kisahnya dalam tawa, mungkin sebagian kisahnya jatuh bersama hujan. Disana anak-anak sungai kesunyian tetap mengalir menuju muara...bahasa milik kita bercerita dilautan lepas..my heart sings..
Nunung : my heart sings...ketika dua mimpi dan imaji bersatu dalam sebuah kisah ketika dua aliran sungai bermuara pada samudera yang samaketika sepasang burung gereja berkisah tentang kita sambil terbang beriring... ketika kita larut dalam kesunyian milik kita
my heart sings...
Trah : Debur ombak ini seperti letupan degup jantung saja Bias keperakan ombak dari matahari seperti harapan saja Terbanglah setinggi-tingginya...menari-nari diatas awan Terbang beriring Bermain-main diatas riak gelombang.....menjemput senja...menjemput malam...mengarungi hari-hari milik kita... my heart sings
Nunung : senja begitu cepat datang hari inimenanti kita dan lamunan kita tentang sebuah kisah, kisah yang sempat kita bisikkan pada deburan ombak... pada awan-awan yang berarakpada hembusan angin... mengapa senja begitu cepat hampiri kita? apakah karena aku dan kamu yang tlah lebur dalam kita? ataukah senja pun rasakan rindu yang sangat seperti yang kita rasakan... my heart sings
Trah : kini arakan awan terlelap di ufuk barat... warna langit senja perlahan diselimuti malam dengarlah satu kisah sunyi dalam helaan nafas panjang bisikan angin senandungkan bait-bait dahaga pencarian entah dimana engkau berada..ialah ucap isi lautan... terdalam
kini kita menunggu gemerlap taburan bintang-bintangmerangkai satu demi satu menjadi mozaik sebuah namasatu nama seperti malam terindah yang pernah kita rasakan... then my heart sings
Nunung : langit tak sepenuhnya kelam malam ini karena di sana ada tebaran sketsa bintang, tak hanya sebuah nama, tapi itu sketsa bintang serupa wajahmu... ku ingin melukis kisah kita di antara kelam langit itu kisah yang terwakili dengan sketsa-sketsa bintang
namun yang kurasakan hanya angin yang memelukku dalam sunyi, namun kesunyian yang menenangkan karena kutahu kita memandang langit yang sama, sketsa bintang yang sama, meskipun dari jejak bumi yang berbeda
Trah : di belahan bumi yang lain satu kisah menatap langit malam, di belahan bumi yang lain satu kisah saling meraih bintang dan akan kuceritakan rahasia perayaan setiap tahun baru di sana kunyanyikan lagu peredam sorak ramai jiwa-jiwa... disana kupetik senar gitar dengan nada-nada pelipur hati lalu kubisikkan kepada malam..sungguh tak pernah merasa kehilangan kesunyian ini membawa jiwaku mengenal keindahan keindahan ini membuatku mengerti bahwasanya disini..dibumi ini, dalam ruang mimpi dan imaji, aku tak pernah sendiri... kulihat gemerlap taburan cahaya bintang dilangit sana..then my heart sing, "we'll never get alone, we'll shine on.." 'till I fall asleep..
Nunung :then my heart sings, lagu tentang kesunyian, lagu tentang mimpi, lagu tentang gemintang di langit... lagu tentang deburan ombak di pantai, lagu tentang kita... my heart sings
Trah : dalam lagu kita dan sekejap kedipan matajiwaku terbang menjelajahi tebing-tebing
dalam lagu kita dan sekejap kedipan mata...jiwaku melayang-layang dilaut selatan
dalam lagu kita dan sekejap kedipan mata jiwaku menjadi api unggun lembah gunung
lagu-lagu kesunyian dibawah langit yang sama ...dengarlah, my heart sings..
Nunung : My Heart Sings... bentangan langit yang sama dengan bintang yang sama, lagu-lagu kesunyian ini, lagu kita membawa kita menunjuk bintang yang sama...pun ketika sang bintang tergelincir ke bumi namun akankah kita merapalkan doa yang sama? doa tentang kisah kita dalam keheningan malam di bawah sketsa wajahmu dalam gemintang, lagu kita mengalun dalam sunyi, lagu yang tak teraba oleh indera pendengar kita, lagu yang hanya bisa kita rasakan, lagu dari hati kita... My Heart Sings
Trah : doa-doa yang tak sempat diucapkan dalam kata doa-doa yang lebih banyak mensyukuri kepekaan rasa doa-doa kita yang sejukkan gersang bumi sepanjang haridoa-doa yang menjadi cahaya penerang perjalanan kita...sketsa wajah abadi kerlap-kerlip bintang sketsa sejuta titip kerinduan langit malammasih ku iringi dengan denting gitar..lagu-lagu binar hati kita... the wind blows forever my heart sings...
May 08, 2010
by. Nunung & Trah
sebuah sketsa percakapan kita suatu hari ^_^
ps: Catatan ini adalah sebentuk percakapan antara aku dan Trah (seorang sahabat dunia maya). Catatan yang berawal dari coment-comment di status Facebooknya. Bisa diintip di sini juga ^_^
Aku Mulai Takut Pada Diriku
Entah mengapa aku mulai
takut pada diriku sendiri. Ketakutan yang dulu pernah hilang, namun
entah mengapa beberapa waktu terakhir muncul kembali. Dan semakin
membuatku resah. Entah ini sebuah gift atau ternyata sebuah
kutukan. Sejak dulu sekali, aku menyadari bahwa apa yang kupikirkan akan
terjadi, benar terjadi. Meskipun tak selalu tepat benar. Tapi itu
terjadi. Tapi yang membuatku takut bukan itu, tapi pada sebuah rangkaian
peristiwa yang membuatku berkesimpulan, ketika aku benar-benar membenci
seseorang, entah mengapa akan terjadi hal buruk padanya. Atau paling
tidak tak ada kebahagiaan yang menjamah hidupnya.
Jujur saja, sejak pertama kali aku tahu dan menyadari apa yang terjadi padaku. Aku sangat takut. Aku pernah dan mungkin masih sangat membenci seseorang. Dia yang telah memporak-porandakan masa kecilku yang bahagia. Sejauh yang aku tahu, sekarang dia adalah manusia tanpa jiwa. Ia kehilangan ingatannya, gila, entah karena sebab apa. Itu pun informasi yang aku dapat tanpa sengaja. Jika kalian bertanya apakah aku masih membencinya saat aku mendengar berita tentangnya, jawabannya ya. Mengingat semua yang telah ia lakukan padaku dan keluargaku, pastinya aku tak semudah itu memaafkan dia.
Aku menyadari apa yang terjadi padaku ini bertahun-tahun silam, setelah ada beberapa "korban" yang entah mengapa kebencianku pada mereka memberikan andil pada apa yang mereka alami. Lalu pada saat itu, aku berusaha semampu yang aku bisa untuk tak mengisyaratkan rasa benci pada siapapun. Sesekali rasa tidak suka pada seseorang itu muncul, tapi segera aku tepis kebencian itu jauh-jauh. Mencoba selalu mencari sisi baik dari setiap orang. Berusaha dekat dengan mereka yang aku benci meskipun awalnya tak nyaman. Aku berusaha untuk tidak memelihara kebencian itu pada diriku.
Sejak aku mulai menyadari apa yang aku alami. Aku tidak pernah benar-benar membenci seseorang dengan sangat. Jika ada 1-2 orang yang aku tak suka secara personal, aku tak benar-benar membencinya dan aku mulai mampu berdamai dengan rasa tidak suka itu.
Tapi setahun yang lalu, malapetaka itu muncul. Aku merasakan kebencian yang memuncak. Aku teramat sangat membenci beberapa nama. Aku bersumpah sekuat tenaga berusaha untuk tidak membenci mereka. Tapi luka yang mereka torehkan sudah bernanah dan membusuk. Aku sama sekali tidak dapat menepis kebencian itu. Hingga kini. Pada satu nama, kebencian itu lebur juga dalam cinta. Membuatku memohon bahkan pada diriku sendiri untuk tidak membencinya. Karena aku sangat mencintainya, hingga kini. Benci dan cinta itu luruh saling menyatu pada setiap helaan nafasku. Dan terus membuatku bimbang. Pada nama yang lain, yang tersisa hanyalah kebencian yang teramat dalam. Kebencian yang telah aku lemparkan ke dasar palung hatiku. Hingga detik ini pun tak sedikitpun niatku hapuskan benci itu.
Aku tak tahu pasti apa yang terjadi pada dua nama terakhir yang aku benci itu. Yang aku tahu kehidupan mereka tak berjalan sebagaimana mestinya. Aku tak ingin jumawa dengan mengatakan itu semua akibat kebencianku pada mereka. Tapi hingga detik saat aku menuliskan semua ini, aku masih teramat sangat membenci mereka. Aku tak tahu apa yang mampu menghilangkan kebencian ini. Mungkin waktu yang mungkin akan mengobati semua luka ini.
Jika pada detik ini aku masih terus merasakan kebencian yang sangat pada mereka dan di saat yang sama tak satu kebahagiaanpun yang mereka dapat hanya malapetaka, apakah aku sudah sepatutnya mulai takut pada diriku sendiri???
Ini kutukan, aku sadar itu. Tapi haruskah aku tak merasakan kebencian pada mereka yang jelas-jelas mencabik-cabik kebahagiaanku? Aku benci pada diriku yang seperti ini.
Sungguh aku takut...
Tapi aku pun tak mungkin memaksa diriku untuk menghapus kebencian itu. Jika sampai saat ini pun luka itu masih menganga. Jujur, sisi iblisku merasa puas jika mereka yang telah membuatku menderita, terluka, dan terhina mengalami malapetaka atau mungkin ketidak bahagiaan dalam hidup mereka. Tapi, aku bukan iblis... ingin sekali aku membunuh iblis dalam diriku. Tapi hingga kini, aku masih kalah. Aku tak bisa membunuh kebencianku. Dan sungguh aku tak dapat membayangkan apa yang mungkin akan terjadi pada mereka...
Hanya sebuah monolog tentang diri sendiri
Jujur saja, sejak pertama kali aku tahu dan menyadari apa yang terjadi padaku. Aku sangat takut. Aku pernah dan mungkin masih sangat membenci seseorang. Dia yang telah memporak-porandakan masa kecilku yang bahagia. Sejauh yang aku tahu, sekarang dia adalah manusia tanpa jiwa. Ia kehilangan ingatannya, gila, entah karena sebab apa. Itu pun informasi yang aku dapat tanpa sengaja. Jika kalian bertanya apakah aku masih membencinya saat aku mendengar berita tentangnya, jawabannya ya. Mengingat semua yang telah ia lakukan padaku dan keluargaku, pastinya aku tak semudah itu memaafkan dia.
Aku menyadari apa yang terjadi padaku ini bertahun-tahun silam, setelah ada beberapa "korban" yang entah mengapa kebencianku pada mereka memberikan andil pada apa yang mereka alami. Lalu pada saat itu, aku berusaha semampu yang aku bisa untuk tak mengisyaratkan rasa benci pada siapapun. Sesekali rasa tidak suka pada seseorang itu muncul, tapi segera aku tepis kebencian itu jauh-jauh. Mencoba selalu mencari sisi baik dari setiap orang. Berusaha dekat dengan mereka yang aku benci meskipun awalnya tak nyaman. Aku berusaha untuk tidak memelihara kebencian itu pada diriku.
Sejak aku mulai menyadari apa yang aku alami. Aku tidak pernah benar-benar membenci seseorang dengan sangat. Jika ada 1-2 orang yang aku tak suka secara personal, aku tak benar-benar membencinya dan aku mulai mampu berdamai dengan rasa tidak suka itu.
Tapi setahun yang lalu, malapetaka itu muncul. Aku merasakan kebencian yang memuncak. Aku teramat sangat membenci beberapa nama. Aku bersumpah sekuat tenaga berusaha untuk tidak membenci mereka. Tapi luka yang mereka torehkan sudah bernanah dan membusuk. Aku sama sekali tidak dapat menepis kebencian itu. Hingga kini. Pada satu nama, kebencian itu lebur juga dalam cinta. Membuatku memohon bahkan pada diriku sendiri untuk tidak membencinya. Karena aku sangat mencintainya, hingga kini. Benci dan cinta itu luruh saling menyatu pada setiap helaan nafasku. Dan terus membuatku bimbang. Pada nama yang lain, yang tersisa hanyalah kebencian yang teramat dalam. Kebencian yang telah aku lemparkan ke dasar palung hatiku. Hingga detik ini pun tak sedikitpun niatku hapuskan benci itu.
pada setiap diri kita terdapat dua sisi, malaikat dan iblis, kuasa kita lah yang mampu memunculkan keduanyaMungkin bagi kalian yang membaca catatan ini bertanya-tanya, iblis macam apa yang tersimpan pada diriku ini. Sungguh aku tak tahu bagaimana harus menjawabnya.Aku mungkin bukan malaikat, tapi aku pun tak hendak menjadi iblis. Aku hanya mengikuti naluri manusiaku yang akan terluka jika disakiti. Dan merasakan kebencian pada mereka yang menyakiti.
Aku tak tahu pasti apa yang terjadi pada dua nama terakhir yang aku benci itu. Yang aku tahu kehidupan mereka tak berjalan sebagaimana mestinya. Aku tak ingin jumawa dengan mengatakan itu semua akibat kebencianku pada mereka. Tapi hingga detik saat aku menuliskan semua ini, aku masih teramat sangat membenci mereka. Aku tak tahu apa yang mampu menghilangkan kebencian ini. Mungkin waktu yang mungkin akan mengobati semua luka ini.
Jika pada detik ini aku masih terus merasakan kebencian yang sangat pada mereka dan di saat yang sama tak satu kebahagiaanpun yang mereka dapat hanya malapetaka, apakah aku sudah sepatutnya mulai takut pada diriku sendiri???
Ini kutukan, aku sadar itu. Tapi haruskah aku tak merasakan kebencian pada mereka yang jelas-jelas mencabik-cabik kebahagiaanku? Aku benci pada diriku yang seperti ini.
Sungguh aku takut...
Tapi aku pun tak mungkin memaksa diriku untuk menghapus kebencian itu. Jika sampai saat ini pun luka itu masih menganga. Jujur, sisi iblisku merasa puas jika mereka yang telah membuatku menderita, terluka, dan terhina mengalami malapetaka atau mungkin ketidak bahagiaan dalam hidup mereka. Tapi, aku bukan iblis... ingin sekali aku membunuh iblis dalam diriku. Tapi hingga kini, aku masih kalah. Aku tak bisa membunuh kebencianku. Dan sungguh aku tak dapat membayangkan apa yang mungkin akan terjadi pada mereka...
Hanya sebuah monolog tentang diri sendiri
Ketika Laki-laki Mengisahkan Tentang Rahim
Rahim, Sebuah Dongeng Kehidupan
Sebuah novel yang mampu membuatku terpaku membacanya hingga beberapa lama. Mungkin terdengar klise atau terlalu berlebihan. Tapi ya... katakanlah setiap karya akan memiliki nilai "lebih" ketika nilai-nilai yang coba disampaikan penulis melalui karyanya itu dapat diterima oleh pembacanya. Atau ketika sang pembaca merasa memiliki ikatan dengan karya tersebut mungkin karena karya tersebut laksana cermin bagi kehidupannya.
Dari sekian banyak karya yang kubaca, Rahim karya Fahd Djibran mampu mengaduk-aduk emosiku bahkan sejak melihat sampulnya saja. Meskipun sejak sebelum memutuskan untuk membeli dan membaca novel ini pun aku sudah berasumsi bahwa aku akan mudah takluk dengan kisah-kisah seputar kelahiran, kehamilan, kehidupan baru, rahim, bayi, aborsi, dan sebagainya. Dan asumsiku pun benar (semoga aku tak pernah salah menafsirkan apa yang kurasakan).
Mungkin kalian bertanya, apa istimewanya novel Rahim ini? Beberapa tahun silam aku pernah membaca karya serupa dengan Rahim, kalau tidak salah berjudul Fetussaga karya Jamal. Mengapa aku bilang serupa, hal ini karena kedua novel ini sama-sama berkisah tentang kehidupan di dalam rahim Ibu. Lantas apa istimewanya novel Rahim? Ada beberapa hal yang mungkin menurut saya Rahim karya Fahd Djibran ini memiliki "rasa" yang berbeda.
Yang pertama karena Fahd meramu semua informasi yang ia ketahui tentang kehamilan dan dunia rahim menjadi sebuah novel dengan gaya penceritaan yang "berbeda". Ia menjejali pembaca dengan berbagai informasi "medis", nilai-nilai moral, pesan cinta, dll dengan cara mendongeng dan mengajak pembaca berdialog. Hal ini secara tidak sadar mampu mengikat emosi pembaca untuk terus larut dalam dongeng yang ia sampaikan.
Kedua, berkaitan dengan poin sebelumnya, banyaknya informasi yang diberikan dalam novel ini serta dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang ada di dalamnya membuat pembaca secara mudah memvisualisasikan imajinasi mereka. Bagiku, kekuatan Fahd dalam novel ini adalah ia mampu mendeskripsikan secara detail apa saja yang mungkin terjadi di dalam rahim.
Yang selanjutnya ini mungkin terdengar begitu subjektif. Seperti yang sempat kusampaikan di awal catatan ini, sebuah karya akan mempunyai nilai lebih ketika sang pembaca merasa memiliki ikatan terhadap karya tersebut. Aku menangis, sejak awal membaca novel ini. Untuk kali ini, aku tak dapat menafsirkan arti tangisan itu. Kisah di awal novel yang menggambarkan beragamnya reaksi laki-laki tentang sebuah kehamilan. Ada yang berbinar bahagia, ada pula yang dingin menolak. Atau kisah lain tentang banyaknya pasangan yang melakukan aborsi karena tidak siap menjadi orang tua atau kisah pasangan yang puluhan tahun tak mendapat keturunan. Dari situ saja perasaan saya sudah diaduk-aduk.
Semakin banyak lembar-lembar yang kubaca. Yang kurasakan adalah ngilu, entah bagian mana dari tubuhku yang begitu sakit serasa tercabik-cabik.
Novel ini, semakin membuatku percaya bahwa setiap anak yang dititipkan pada rahim kita, entah apakah ia buah dari ritual suci yang diiringi doa ataupun buah dari apa yang dianggap sebuah kesalahan, adalah sebuah anugerah yang layak untuk diperjuangkan dan dipertahankan.
Aku kagum pada Fahd, seorang laki-laki, suami, dan calon ayah, yang berusaha memaknai setiap detik hadirnya calon buah hatinya di rahim istrinya dan menuangkannya pada sebuah karya yang indah. Andai semua laki-laki mampu menyadari betapa berartinya menjadi seorang ayah dan orang tua. Andai semua laki-laki menghargai setiap kehidupan yang hadir di rahim perempuannya. Andai semua orang, laki-laki dan perempuan, tidak berbuat bodoh dengan menghilangkan kesempatan sebuah kehidupan untuk terlahir di dunia. Andai semua orang, laki-laki dan perempuan, menyadari bahwa apapun kesalahan mereka, seorang anak yang baru terlahir adalah manusia suci tanpa dosa. Andai saja... mereka membaca novel ini, jauh sebelum mereka memutuskan untuk mengaborsi janin, membunuh anak-anak mereka yang baru terlahir, meninggalkan perempuannya yang tengah hamil dalam kekalutannya seorang diri, menyia-nyiakan kehidupan yang dititipkan Tuhan pada mereka... Andai saja....
Andai semua itu terjadi, maka tidak akan ada kisah-kisah menyakitkan lagi tentang anak-anak yang ditolak, anak-anak yang dibunuh, janin-janin yang berguguran. Tidak akan ada lagi keputus asaan...
Ketika laki-laki mengisahkan tentang rahim, maka seharusnya kisah itu tak hanya habis dalam lembar-lembar yang mungkin akan usang seiring dengan waktu. Tapi kisah ini harus terus dikabarkan dari satu orang ke orang lain, dari perempuan satu ke perempuan lain, laki-laki satu ke laki-laki lain, anak satu ke anak lain. Dan ketika kisah ini terus terus terkabarkan, Rahim bukan lagi menjadi sebuah dongeng tentang kehidupan. Tapi akan berubah menjadi sebuah kesadaran massal atas pentingnya sebuah kehidupan bahkan sejak berada di dalam rahim.
ps:
1. Ada sebuah catatan lama yang kutemukan kembali sembari aku membaca Rahim, aku pikir jika Rahim diceritakan oleh laki-laki, maka catatan ini adalah kisah dari seorang perempuan, silahkan intip di sini
2. Catatan ini juga bisa dilihat Rahim Semesta
Sebuah novel yang mampu membuatku terpaku membacanya hingga beberapa lama. Mungkin terdengar klise atau terlalu berlebihan. Tapi ya... katakanlah setiap karya akan memiliki nilai "lebih" ketika nilai-nilai yang coba disampaikan penulis melalui karyanya itu dapat diterima oleh pembacanya. Atau ketika sang pembaca merasa memiliki ikatan dengan karya tersebut mungkin karena karya tersebut laksana cermin bagi kehidupannya.
Dari sekian banyak karya yang kubaca, Rahim karya Fahd Djibran mampu mengaduk-aduk emosiku bahkan sejak melihat sampulnya saja. Meskipun sejak sebelum memutuskan untuk membeli dan membaca novel ini pun aku sudah berasumsi bahwa aku akan mudah takluk dengan kisah-kisah seputar kelahiran, kehamilan, kehidupan baru, rahim, bayi, aborsi, dan sebagainya. Dan asumsiku pun benar (semoga aku tak pernah salah menafsirkan apa yang kurasakan).
Mungkin kalian bertanya, apa istimewanya novel Rahim ini? Beberapa tahun silam aku pernah membaca karya serupa dengan Rahim, kalau tidak salah berjudul Fetussaga karya Jamal. Mengapa aku bilang serupa, hal ini karena kedua novel ini sama-sama berkisah tentang kehidupan di dalam rahim Ibu. Lantas apa istimewanya novel Rahim? Ada beberapa hal yang mungkin menurut saya Rahim karya Fahd Djibran ini memiliki "rasa" yang berbeda.
Yang pertama karena Fahd meramu semua informasi yang ia ketahui tentang kehamilan dan dunia rahim menjadi sebuah novel dengan gaya penceritaan yang "berbeda". Ia menjejali pembaca dengan berbagai informasi "medis", nilai-nilai moral, pesan cinta, dll dengan cara mendongeng dan mengajak pembaca berdialog. Hal ini secara tidak sadar mampu mengikat emosi pembaca untuk terus larut dalam dongeng yang ia sampaikan.
Kedua, berkaitan dengan poin sebelumnya, banyaknya informasi yang diberikan dalam novel ini serta dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang ada di dalamnya membuat pembaca secara mudah memvisualisasikan imajinasi mereka. Bagiku, kekuatan Fahd dalam novel ini adalah ia mampu mendeskripsikan secara detail apa saja yang mungkin terjadi di dalam rahim.
Yang selanjutnya ini mungkin terdengar begitu subjektif. Seperti yang sempat kusampaikan di awal catatan ini, sebuah karya akan mempunyai nilai lebih ketika sang pembaca merasa memiliki ikatan terhadap karya tersebut. Aku menangis, sejak awal membaca novel ini. Untuk kali ini, aku tak dapat menafsirkan arti tangisan itu. Kisah di awal novel yang menggambarkan beragamnya reaksi laki-laki tentang sebuah kehamilan. Ada yang berbinar bahagia, ada pula yang dingin menolak. Atau kisah lain tentang banyaknya pasangan yang melakukan aborsi karena tidak siap menjadi orang tua atau kisah pasangan yang puluhan tahun tak mendapat keturunan. Dari situ saja perasaan saya sudah diaduk-aduk.
Semakin banyak lembar-lembar yang kubaca. Yang kurasakan adalah ngilu, entah bagian mana dari tubuhku yang begitu sakit serasa tercabik-cabik.
Novel ini, semakin membuatku percaya bahwa setiap anak yang dititipkan pada rahim kita, entah apakah ia buah dari ritual suci yang diiringi doa ataupun buah dari apa yang dianggap sebuah kesalahan, adalah sebuah anugerah yang layak untuk diperjuangkan dan dipertahankan.
Aku kagum pada Fahd, seorang laki-laki, suami, dan calon ayah, yang berusaha memaknai setiap detik hadirnya calon buah hatinya di rahim istrinya dan menuangkannya pada sebuah karya yang indah. Andai semua laki-laki mampu menyadari betapa berartinya menjadi seorang ayah dan orang tua. Andai semua laki-laki menghargai setiap kehidupan yang hadir di rahim perempuannya. Andai semua orang, laki-laki dan perempuan, tidak berbuat bodoh dengan menghilangkan kesempatan sebuah kehidupan untuk terlahir di dunia. Andai semua orang, laki-laki dan perempuan, menyadari bahwa apapun kesalahan mereka, seorang anak yang baru terlahir adalah manusia suci tanpa dosa. Andai saja... mereka membaca novel ini, jauh sebelum mereka memutuskan untuk mengaborsi janin, membunuh anak-anak mereka yang baru terlahir, meninggalkan perempuannya yang tengah hamil dalam kekalutannya seorang diri, menyia-nyiakan kehidupan yang dititipkan Tuhan pada mereka... Andai saja....
Andai semua itu terjadi, maka tidak akan ada kisah-kisah menyakitkan lagi tentang anak-anak yang ditolak, anak-anak yang dibunuh, janin-janin yang berguguran. Tidak akan ada lagi keputus asaan...
Ketika laki-laki mengisahkan tentang rahim, maka seharusnya kisah itu tak hanya habis dalam lembar-lembar yang mungkin akan usang seiring dengan waktu. Tapi kisah ini harus terus dikabarkan dari satu orang ke orang lain, dari perempuan satu ke perempuan lain, laki-laki satu ke laki-laki lain, anak satu ke anak lain. Dan ketika kisah ini terus terus terkabarkan, Rahim bukan lagi menjadi sebuah dongeng tentang kehidupan. Tapi akan berubah menjadi sebuah kesadaran massal atas pentingnya sebuah kehidupan bahkan sejak berada di dalam rahim.
ps:
1. Ada sebuah catatan lama yang kutemukan kembali sembari aku membaca Rahim, aku pikir jika Rahim diceritakan oleh laki-laki, maka catatan ini adalah kisah dari seorang perempuan, silahkan intip di sini
2. Catatan ini juga bisa dilihat Rahim Semesta
Mutiara Hikmah Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.
Ketika aku memohon kepada Allah kekuatan
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat
Ketika aku memohon kepada Allah kebijaksanaan
Allah memberiku masalah untuk dipecahkan
Ketika aku memohon kepada Allah kesejahteraan
Allah memberiku akal untuk berfikir
Ketika aku aku memohon kepada Allah keberanian
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi
Ketika aku memohon kepada Allah sebuah cinta
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong
Ketika aku memohon kepada Allah bantuan
Allah memberiku kesempatan
Aku tak selalu menerima semua yang kuminta,
tapi aku selalu menerima segala yang aku butuhkan
Doaku terjawab sudah
ps: sebuah mutiara yang muncul di tengah kegalauan
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat
Ketika aku memohon kepada Allah kebijaksanaan
Allah memberiku masalah untuk dipecahkan
Ketika aku memohon kepada Allah kesejahteraan
Allah memberiku akal untuk berfikir
Ketika aku aku memohon kepada Allah keberanian
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi
Ketika aku memohon kepada Allah sebuah cinta
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong
Ketika aku memohon kepada Allah bantuan
Allah memberiku kesempatan
Aku tak selalu menerima semua yang kuminta,
tapi aku selalu menerima segala yang aku butuhkan
Doaku terjawab sudah
ps: sebuah mutiara yang muncul di tengah kegalauan
Monday, August 23, 2010
Apa yang Hendak Kukatakan tentang Kemerdekaan ??
Bulan Agustus di setiap tahunnya selalu dinanti secara gegap gempita
oleh setiap anak negeri ini. Semua bermula karena pada 17 Agustus, 65
tahun silam Indonesia dideklarasikan oleh The Founding Father
sebagai sebuah negeri yang merdeka, lepas dari segala bentuk penjajahan.
Proklamasi kemerdekaan saat itu disambut dengan penuh suka cita oleh
semua anak bangsa, dari desa sampai kota. Proklamasi saat itu tidak
membuat Indonesia seketika terbebas dari penjajahan dan aral yang
merintangi perjalanan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang merdeka.
Masih aja pertempuran di sana sini. Masih ada darah yang menetes dari
putra-putra terbaik bangsa. Semua itu karena Proklamasi Kemerdekaan tak
lantas menghentikan perjuangan.
Bagaimana dengan sekarang?
65 tahun sudah aku, kamu, kita, dan bangsa ini melangkah sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Benarkah kita telah merdeka?
Jika menurut kita, kemerdekaan hanyalah sebuah teks/naskah yang dibacakan pada saat proklamasi. Jika menurut kita, kemerdekaan adalah sebuah "alat" agar kita terbebas dari segala macam bentuk penjajahan. Jika menurut kita, kemerdekaan adalah alasan untuk kita berhenti berjuang. Mungkin apa yang kita maknai tentang kemerdekaan selama ini telah salah.
Lihatlah sekitar kita...
Apa menurut kalian kita telah merdeka?
Di saat masih ada saudara kita yang harus berjuang tertatih hanya untuk makan sekali sehari.
Di saat masih ada saudara kita yang hidup di bawah jembatan, bantaran sungai, atau bahkan tidur di emperan toko.
Di saat masih ada saudara kita yang terlunta-lunta nasibnya karena tidak memiliki pekerjaan.
Di saat masing-masing kita masih tersenyum sinis saat melihat mereka yang papa, miskin, dan kotor, atau bahkan kita malah melengos memilih untuk tidak melihat mereka.
Di saat masih ada pejabat-pejabat kita yang masih bisa tertawa, membuang-buang uang negara, dan meminta fasilitas ini itu padahal masih banyak rakyatnya, kita, yang tak tahu besok masih bisa makan atau tidak.
Di saat pemerintah rela menggusur rumah-rumah rakyat untuk membangun mall.
Di saat tangisan saudara-saudara kita tak lagi menggugah hati kita.
Di saat kita masih bisa tutup mata dan tidak peduli dengan keadaan di sekitar kita.
Jika melihat semua itu, masihkah dengan bangga aku, kamu, kalian, kita, dan bangsa ini memekik
Tapi aku pikir, kita belum merdeka kawan! Kita belum apa-apa! Perjuangan kita belum selesai!
Aku belum merasakan kemerdekaan di negeriku ini. Jika dengan semua fasilitas yang sekarang kita miliki ini, kita masih diam saja. Tidak melakukan apa-apa. Tidak memberikan arti bagi kehidupan, arti bagi bangsa ini. Apakah kita tidak merasa malu kawan?
K ita belum merdeka kawan. Maka bergeraklah. Berjuanglah dengan cara kalian. Dengan caraku pula. Kita mencintai Negeri ini bukan? Apakah kita tidak malu mewariskan sebuah negeri yang porak poranda kepada anak cucu kita?
Kemerdekaan adalah sebuah proses panjang kehidupan. Tidak akan berhenti pada satu titik kenyamanan. Karena ketika kita terjebak dalam kenyamanan semu, itu berarti kita belum merdeka.
Surabaya, 23 Agustus 2010
*) Sebuah cermin bagi aku, kamu, kalian, kita, dan semua anak bangsa...
Bagaimana dengan sekarang?
65 tahun sudah aku, kamu, kita, dan bangsa ini melangkah sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Benarkah kita telah merdeka?
Jika dengan asumsi Proklmasi Kemerdekaan tidak lantas menghentikan perjuangan kita sebagai sebuah bangsa juga sebagai seorang individu anak bangsa.Maka jawabannya, KITA BELUM MERDEKA...
Jika menurut kita, kemerdekaan hanyalah sebuah teks/naskah yang dibacakan pada saat proklamasi. Jika menurut kita, kemerdekaan adalah sebuah "alat" agar kita terbebas dari segala macam bentuk penjajahan. Jika menurut kita, kemerdekaan adalah alasan untuk kita berhenti berjuang. Mungkin apa yang kita maknai tentang kemerdekaan selama ini telah salah.
Lihatlah sekitar kita...
Apa menurut kalian kita telah merdeka?
Di saat masih ada saudara kita yang harus berjuang tertatih hanya untuk makan sekali sehari.
Di saat masih ada saudara kita yang hidup di bawah jembatan, bantaran sungai, atau bahkan tidur di emperan toko.
Di saat masih ada saudara kita yang terlunta-lunta nasibnya karena tidak memiliki pekerjaan.
Di saat masing-masing kita masih tersenyum sinis saat melihat mereka yang papa, miskin, dan kotor, atau bahkan kita malah melengos memilih untuk tidak melihat mereka.
Di saat masih ada pejabat-pejabat kita yang masih bisa tertawa, membuang-buang uang negara, dan meminta fasilitas ini itu padahal masih banyak rakyatnya, kita, yang tak tahu besok masih bisa makan atau tidak.
Di saat pemerintah rela menggusur rumah-rumah rakyat untuk membangun mall.
Di saat tangisan saudara-saudara kita tak lagi menggugah hati kita.
Di saat kita masih bisa tutup mata dan tidak peduli dengan keadaan di sekitar kita.
Jika melihat semua itu, masihkah dengan bangga aku, kamu, kalian, kita, dan bangsa ini memekik
KITA TELAH MERDEKAMaaf...
Tapi aku pikir, kita belum merdeka kawan! Kita belum apa-apa! Perjuangan kita belum selesai!
Aku belum merasakan kemerdekaan di negeriku ini. Jika dengan semua fasilitas yang sekarang kita miliki ini, kita masih diam saja. Tidak melakukan apa-apa. Tidak memberikan arti bagi kehidupan, arti bagi bangsa ini. Apakah kita tidak merasa malu kawan?
SEKALI BERARTI SETELAH ITU MATITugas kita sebagai anak bangsa ini belum selesai. Kita belum merdeka. Perjuangkan yang layak diperjuangkan. Lakukan yang harus dilakukan. Kita semua bisa melakukannya, aku, kamu, kalian, kita, setiap anak bangsa ini. Kita bisa berjuang. Kita bisa berarti. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk negeri ini. Dengan cara kita masing-masing.
Kemerdekaan adalah kebebasan memilih cara berbakti pada Negeri
K ita belum merdeka kawan. Maka bergeraklah. Berjuanglah dengan cara kalian. Dengan caraku pula. Kita mencintai Negeri ini bukan? Apakah kita tidak malu mewariskan sebuah negeri yang porak poranda kepada anak cucu kita?
Kemerdekaan adalah sebuah proses panjang kehidupan. Tidak akan berhenti pada satu titik kenyamanan. Karena ketika kita terjebak dalam kenyamanan semu, itu berarti kita belum merdeka.
Surabaya, 23 Agustus 2010
*) Sebuah cermin bagi aku, kamu, kalian, kita, dan semua anak bangsa...
Sunday, August 22, 2010
Blank Moment
Pernah nggak kamu berada di satu kondisi KOSONG. Tak bisa berpikir apa-apa. Beberapa waktu belakangan ini aku sempat mendapati diriku KOSONG. Padahal seharusnya banyak hal yang harus dipikirkan dan dikerjakan. Tapi entah mengapa, kosong aja gitu. Bingung mau ngapain. Otak berasa nggak keisi apa-apa. Merasa kosong, sepi, dan sendiri padahal kita berada di tengah banyak orang...
Aku merasa diriku PENUH. Banyak sudah buku yang aku baca belakangan ini, mulai dari fiksi sampai literatur kuliah. Nonton film. Planning kerja yang sudah tertata. Dan masih banyak hal yang sudah aku rencanakan jauh hari sebelumnya. Tapi semua seakan menguap minggu ini. Hilang begitu saja. Aku seakan baru saja tersadar dari koma panjang. Tergagap dengan semua yang harus aku hadapi... Kosong, tak tahu apa yang harus dilakukan dan dipikirkan...
Pengen nangis, pengen teriak, pengen marah, pengen gebukin orang, pengen... Tapi untuk apa?? Banyak rasa yang berkecamuk di dada. Banyak ide yang bergemuruh di dada. Banyak hal yang harus dikerjakan. Banyak masalah yang harus diselesaikan. Aku sama sekali tidak mampu mendefinisikan satu per satu semuanya... Aku bingung... Aku KOSONG...
Pada akhirnya aku memilih tuk sujud bersimpuh. Menangis sejadi-jadinya. Merapal semua doa yang aku tahu. Memohon sejenak ketenangan hati dan pikiran. Aku bingung, Aku kosong... Di antara semua kekalutanku, aku memilih kembali pulang. Pulang ke dalam pelukanMu. Pulang pada kedamaian rumahMu...
Aku merasa diriku PENUH. Banyak sudah buku yang aku baca belakangan ini, mulai dari fiksi sampai literatur kuliah. Nonton film. Planning kerja yang sudah tertata. Dan masih banyak hal yang sudah aku rencanakan jauh hari sebelumnya. Tapi semua seakan menguap minggu ini. Hilang begitu saja. Aku seakan baru saja tersadar dari koma panjang. Tergagap dengan semua yang harus aku hadapi... Kosong, tak tahu apa yang harus dilakukan dan dipikirkan...
Pengen nangis, pengen teriak, pengen marah, pengen gebukin orang, pengen... Tapi untuk apa?? Banyak rasa yang berkecamuk di dada. Banyak ide yang bergemuruh di dada. Banyak hal yang harus dikerjakan. Banyak masalah yang harus diselesaikan. Aku sama sekali tidak mampu mendefinisikan satu per satu semuanya... Aku bingung... Aku KOSONG...
Pada akhirnya aku memilih tuk sujud bersimpuh. Menangis sejadi-jadinya. Merapal semua doa yang aku tahu. Memohon sejenak ketenangan hati dan pikiran. Aku bingung, Aku kosong... Di antara semua kekalutanku, aku memilih kembali pulang. Pulang ke dalam pelukanMu. Pulang pada kedamaian rumahMu...
Thursday, August 05, 2010
Jejak Langkah Perempuan
kaki perempuan ini akan terus melangkah... terus melangkah... sendiri
jejak langkah yang telah tertinggal itu,
akan terus menguarkan rasa
yang takkan tersapu...
bahkan oleh ombak...
ilalang dan aku...
aku tumbuh seperti ilalang,
seribu kali dipangkas, akan seribu kali pula tumbuh...
bakar aku hingga habis...
jika kau ingin hentikan langkahku...
Saturday, July 31, 2010
Pengantin Cermin
dengan sisa air suci yang terbasuh di wajah
perempuan itu memandang cerminnya...
wajah dalam cermin itu tersenyum memandangnya
perlahan wajah dalam cermin itu kian berubah, semakin cantik
riasan di wajah itu membuatnya selaksa bidadari
Selepas Subuh...
perempuan itu masih memandang cerminnya
dan perempuan dalam cermin itu juga masih di sana
dengan gaun pengantin putih yang membungkus tubuhnya
gaun putihnya melambai terjuntai menutup setiap mili aurat tubuhnya...
dan kerudung putih yang menutup kepalanya
perempuan dalam cermin itu laksana putri seribu satu malam...
Menjelang Dhuha...
perempuan itu masih memandang cerminnya...
tapi perempuan itu menangis kini
karena ia melihat perempuan dalam cermin itu beranjak menjauh dari cermin
menjemput mimpinya menjadi pengantin
bersanding dengan pemilik tulang rusuk ini...
bersanding dalam keheningan doa...
Menjelang Dhuha...
perempuan itu masih memandang cerminnya
ia masih menangis
dan kinipun ia tersimpuh di depan cerminnya
tak ada gaun pengantin putih yang melambai
tak ada kerudung putih yang menghias kepala
tak ada pula riasan di wajah
tak ada lagi bayangan perempuan pengantin dalam cerminnya
karena memang dia bukan pengantin itu...
Pengantin perempuan itu hanya ada dalam cermin
semaya bayangan cermin
karena aku memang hanya pengantin dalam cermin
Surabaya 310710
Wednesday, July 28, 2010
Aku dan Hujan
Setelah lama sekali saya merasakan rindu yang sangat pada gerimis dan hujan. Beberapa hari ini kerinduan saya terhapuskan. Surabaya diguyur hujan dari pagi hingga malam. Mendung. Dingin. Suasana yang begitu sendu menemaniku beberapa hari terakhir. Tidak mau sok melankolis atau apa, tapi sekarang aku memang begitu mencintai hujan dan gerimis. Bau tanah basah oleh air hujan memberikan ketenangan yang dalam.
Hujan...
Hujan selalu menjadi pengiring untuk mengenang kisah yang telah lalu. Hujan adalah salah satu perantara pertemuan langit dan bumi. Selain petir, pelangi, dan bintang jatuh.
Hujan selalu menjadi ritual yang menyenangkan untuk menulis. Benarkah demikian? Paling tidak buatku, Hujan atau gerimis ditambah secangkir susu coklat hangat adalah teman yang tepat untuk menulis. Semoga hujan ini terus hadir di bumiku. Atau kalau Kau berkuasa atas semuanya, Izinkan pula hujan hadir di hatiku...
Hujan...
Hujan selalu menjadi pengiring untuk mengenang kisah yang telah lalu. Hujan adalah salah satu perantara pertemuan langit dan bumi. Selain petir, pelangi, dan bintang jatuh.
Hujan selalu menjadi ritual yang menyenangkan untuk menulis. Benarkah demikian? Paling tidak buatku, Hujan atau gerimis ditambah secangkir susu coklat hangat adalah teman yang tepat untuk menulis. Semoga hujan ini terus hadir di bumiku. Atau kalau Kau berkuasa atas semuanya, Izinkan pula hujan hadir di hatiku...
Wednesday, July 21, 2010
Catatan Sebuah Pertemuan dan Perpisahan
19 Juli 2010 15:00
Kita bertemu di sebuah persimpangan jalan
Di depan stasiun tua di kota itu
Saling memandang sejenak kemudian tersenyum satu sama lain
Mengendarai motor tua, kita berdua berbincang dalam keheningan
Perbincangan yang muncul dari tautan tangan yang tak terlepas sesaat pun
Diam yang canggung
19 Juli 2010 15:30
Kita tiba di gazebo budaya
Tempat bertahun-tahun lalu kita mulai sebuah kisah
Kisah tentang kita
Kisah tentang langit dan bintang
Di gazebo budaya ini kita berbincang tentang banyak hal
Tentang kegilaan usia muda yang tiba-tiba muncul
Kegilaan untuk lari dari semua problematika
Kegilaan untuk dapat tertawa saja
Hanya berdua
19 Juli 2010 18:00
Senja ini, kita berdua
Di atas motor butut
Dengan sedikit rencana gila yang tersisa di kepala
Dengan sedikit keberanian untuk lari dari riuhnya kehidupan
Bergantian kita memacu motor butut ini dengan kecepatan tinggi
Saling mendekap
Saling bertautan tangan
Karena kita tak lagi punya waktu dan ruang untuk bersama
Karena kita kehilangan alasan untuk bersama
Senja ini, aku menyambutnya bersamamu
Di atas motor tua
Di antara hempasan angin jalanan yang makin menggila
Senja ini kita bersama
Hanya ada aku dan kamu
Langit dan Bintang
Mencari sisa bahagia yang mungkin masih tersisa
Jauh dari dunia kita
19 Juli 2010 19:00
Udara begitu dingin
Angin begitu kencang
Tapi kita masih tetap hangat
Hangat dengan canda dan tawa
Hangat, karena...
tautan itu
dekapan itu
tak terlepas sedikit pun
Hanya kita yang tahu
Ke mana motor tua ini akan membawa kita
Tempat yang sudah terekam
pada memori kenangan kita masing-masing
19 Juli 2010 21:00
Kita sampai di tempat di mana kita bebas menjadi diri kita
Tanpa penghakiman
Tanpa tekanan
Kita dirikan istana kecil kita
Bersama memandang langit
Menghitung gemerlap bintang tersisa
Ditemani suara desir angin pegunungan
dan dentuman musik nostalgia di desa sebelah
Aku dan kamu mengurai kembali mimpi yang mungkin masih tersisa
Mencari sedikit saja bahagia di antara setumpuk luka yang pernah tercipta
Kita sama-sama tak berkata cinta
Karena cinta memang tidak untuk dikatakan, bukan?
Kita tak pula bicara tentang ikatan
Karena ikatan tak cukup mampu membuat kita bersatu
Kita bicara tentang kita yang ada di malam itu
Melupakan semua yang ada jauh di sana
Malam itu hanya ada aku dan kamu
Gemerlap lampu kota di bawah sana
Serta gemintang di langit
Berdua kita meyibak malam dan menyambut pagi
20 Juli 2010 05:00
Menyambut surya
Menantang angin gunung
Kita berdua tersenyum dengan tangan saling bertaut
Tak peduli dengan pandang sinis dan cibir mereka
Meninggalkan mimpi semalam yang telah terukir
Siap dengan dunia nyata yang slalu tak lebih indah
Masih ada sisa senyum dan bahagia
Menyemburat di wajah kita
Tapi, entah mengapa
Ada pula semburat kecemasan
Kecemasan
Karena semua akan segera berakhir
Karena mungkin tak akan ada lagi kebersamaan seindah kemarin
20 Juli 2010 09:00
Kekalutan pikiran masing-masing
Membuat kita pagi ini lebih banyak diam
Tak ada lagi mimpi yang dikisahkan
Tak ada lagi ceria yang dihadirkan
Yang ada hanya diskusi
Diskusi tentang kehidupan
Diskusi tentang kita
Setelah semalaman kita terus lari dari realita
Membangun istana semua kebahagiaan
Pagi ini kita kembali dihadapkan pada tamparan realita
Yang membuat kita harus terjaga dari mimpi yang sempat kita bincangkan semalam
20 Juli 2010 11:00
Kita masih ada di atas motor tua ini
Masih menantang angin yang berhembus kencang
Masih saling menautkan tangan
Tapi mengetahui bahwa kita akan kembali ke kota itu
Membuatku takut, sayang
Sangat takut...
Ketakutan atas sebuah kata kehilangan
Ketakutan yang muncul kembali, setelah sekian lama
20 Juli 2010 13:00
Motor tua ini kembali membawa kita ke persimpangan jalan itu
Di depan stasiun tua
Kita harus kembali pada kenyataan
Kita saling menatap
Aku ingin segera pergi dari hadapmu, sayang
Karena aku tak bisa lama lagi menahan air mata
Aku tak mau kau melihatku menangis
Tapi kamu terus menahan tanganku
Meminta penjelasan
Mengapa sedikit saja kamu tak pahami
Kamu yang kembali ciptakan luka itu
Aku akan selalu menjadi rumah untukmu pulang dari semua kepenatan, sayang
Aku tahu aku tak bisa menuntut yang lebih dari itu
Karena aku tahu ikatan itu tak pernah ada
Meskipun ada sedikit rasa yang tertinggal
Yang terus menuntut untuk terus dimaknai
Aku harus terus berterima
Untuk melepasmu pergi
dan menerimamu kembali
Kapanpun...
Aku memilih pergi
Meninggalkanmu di stasiun tua itu
Karena sungguh aku tak sanggup melihat punggungmu yang meninggalkanku
Aku memilih pergi
dan menyimpan air mataku sendiri
Tanyakan padaku apa artinya mencintai tanpa pamrih, maka aku akan berikanmu berlarat-larat kisah yang entah akan berakhir kapan...
Kita bertemu di sebuah persimpangan jalan
Di depan stasiun tua di kota itu
Saling memandang sejenak kemudian tersenyum satu sama lain
Mengendarai motor tua, kita berdua berbincang dalam keheningan
Perbincangan yang muncul dari tautan tangan yang tak terlepas sesaat pun
Diam yang canggung
19 Juli 2010 15:30
Kita tiba di gazebo budaya
Tempat bertahun-tahun lalu kita mulai sebuah kisah
Kisah tentang kita
Kisah tentang langit dan bintang
Di gazebo budaya ini kita berbincang tentang banyak hal
Tentang kegilaan usia muda yang tiba-tiba muncul
Kegilaan untuk lari dari semua problematika
Kegilaan untuk dapat tertawa saja
Hanya berdua
19 Juli 2010 18:00
Senja ini, kita berdua
Di atas motor butut
Dengan sedikit rencana gila yang tersisa di kepala
Dengan sedikit keberanian untuk lari dari riuhnya kehidupan
Bergantian kita memacu motor butut ini dengan kecepatan tinggi
Saling mendekap
Saling bertautan tangan
Karena kita tak lagi punya waktu dan ruang untuk bersama
Karena kita kehilangan alasan untuk bersama
Senja ini, aku menyambutnya bersamamu
Di atas motor tua
Di antara hempasan angin jalanan yang makin menggila
Senja ini kita bersama
Hanya ada aku dan kamu
Langit dan Bintang
Mencari sisa bahagia yang mungkin masih tersisa
Jauh dari dunia kita
19 Juli 2010 19:00
Udara begitu dingin
Angin begitu kencang
Tapi kita masih tetap hangat
Hangat dengan canda dan tawa
Hangat, karena...
tautan itu
dekapan itu
tak terlepas sedikit pun
Hanya kita yang tahu
Ke mana motor tua ini akan membawa kita
Tempat yang sudah terekam
pada memori kenangan kita masing-masing
19 Juli 2010 21:00
Kita sampai di tempat di mana kita bebas menjadi diri kita
Tanpa penghakiman
Tanpa tekanan
Kita dirikan istana kecil kita
Bersama memandang langit
Menghitung gemerlap bintang tersisa
Ditemani suara desir angin pegunungan
dan dentuman musik nostalgia di desa sebelah
Aku dan kamu mengurai kembali mimpi yang mungkin masih tersisa
Mencari sedikit saja bahagia di antara setumpuk luka yang pernah tercipta
Kita sama-sama tak berkata cinta
Karena cinta memang tidak untuk dikatakan, bukan?
Kita tak pula bicara tentang ikatan
Karena ikatan tak cukup mampu membuat kita bersatu
Kita bicara tentang kita yang ada di malam itu
Melupakan semua yang ada jauh di sana
Malam itu hanya ada aku dan kamu
Gemerlap lampu kota di bawah sana
Serta gemintang di langit
Berdua kita meyibak malam dan menyambut pagi
20 Juli 2010 05:00
Menyambut surya
Menantang angin gunung
Kita berdua tersenyum dengan tangan saling bertaut
Tak peduli dengan pandang sinis dan cibir mereka
Meninggalkan mimpi semalam yang telah terukir
Siap dengan dunia nyata yang slalu tak lebih indah
Masih ada sisa senyum dan bahagia
Menyemburat di wajah kita
Tapi, entah mengapa
Ada pula semburat kecemasan
Kecemasan
Karena semua akan segera berakhir
Karena mungkin tak akan ada lagi kebersamaan seindah kemarin
20 Juli 2010 09:00
Kekalutan pikiran masing-masing
Membuat kita pagi ini lebih banyak diam
Tak ada lagi mimpi yang dikisahkan
Tak ada lagi ceria yang dihadirkan
Yang ada hanya diskusi
Diskusi tentang kehidupan
Diskusi tentang kita
Setelah semalaman kita terus lari dari realita
Membangun istana semua kebahagiaan
Pagi ini kita kembali dihadapkan pada tamparan realita
Yang membuat kita harus terjaga dari mimpi yang sempat kita bincangkan semalam
20 Juli 2010 11:00
Kita masih ada di atas motor tua ini
Masih menantang angin yang berhembus kencang
Masih saling menautkan tangan
Tapi mengetahui bahwa kita akan kembali ke kota itu
Membuatku takut, sayang
Sangat takut...
Ketakutan atas sebuah kata kehilangan
Ketakutan yang muncul kembali, setelah sekian lama
20 Juli 2010 13:00
Motor tua ini kembali membawa kita ke persimpangan jalan itu
Di depan stasiun tua
Kita harus kembali pada kenyataan
Kita saling menatap
Aku ingin segera pergi dari hadapmu, sayang
Karena aku tak bisa lama lagi menahan air mata
Aku tak mau kau melihatku menangis
Tapi kamu terus menahan tanganku
Meminta penjelasan
Mengapa sedikit saja kamu tak pahami
Kamu yang kembali ciptakan luka itu
Aku akan selalu menjadi rumah untukmu pulang dari semua kepenatan, sayang
Aku tahu aku tak bisa menuntut yang lebih dari itu
Karena aku tahu ikatan itu tak pernah ada
Meskipun ada sedikit rasa yang tertinggal
Yang terus menuntut untuk terus dimaknai
Aku harus terus berterima
Untuk melepasmu pergi
dan menerimamu kembali
Kapanpun...
Aku memilih pergi
Meninggalkanmu di stasiun tua itu
Karena sungguh aku tak sanggup melihat punggungmu yang meninggalkanku
Aku memilih pergi
dan menyimpan air mataku sendiri
Tanyakan padaku apa artinya mencintai tanpa pamrih, maka aku akan berikanmu berlarat-larat kisah yang entah akan berakhir kapan...
Sunday, July 18, 2010
Mencari Jejak Gerimis di Batas Senja ini
senja ini
kembali aku terdiam di sudut perbatasan kota
di tepi jalanan berkelok
duduk ditemani segelas wedang
menghadap titik-titik bangunan kota jauh di depan sana
sendiri
hujan baru saja mampir ke bumi
bau tanah yang basah
udara yang semakin dingin karna kabut yang mulai turun
aku sendiri menanti senja
aku mencari jejak gerimis
tapi tak kutemukan
dingin...
sendiri...
senja di perbatasan kota ini begitu sepi
aku berharap temukan sepenggal jejak yang ditinggalkan hujan sore itu
tapi yang kutemukan hanya aroma tanah basah
aroma yang melengkapi kehangatan wedangku
aroma yang menemaniku dalam dingin
senja ini aku menyambut senjaku
sendiri
bahkan tanpa jejak gerimis sore tadi
Batu, 160710
kembali aku terdiam di sudut perbatasan kota
di tepi jalanan berkelok
duduk ditemani segelas wedang
menghadap titik-titik bangunan kota jauh di depan sana
sendiri
hujan baru saja mampir ke bumi
bau tanah yang basah
udara yang semakin dingin karna kabut yang mulai turun
aku sendiri menanti senja
aku mencari jejak gerimis
tapi tak kutemukan
dingin...
sendiri...
senja di perbatasan kota ini begitu sepi
aku berharap temukan sepenggal jejak yang ditinggalkan hujan sore itu
tapi yang kutemukan hanya aroma tanah basah
aroma yang melengkapi kehangatan wedangku
aroma yang menemaniku dalam dingin
senja ini aku menyambut senjaku
sendiri
bahkan tanpa jejak gerimis sore tadi
Batu, 160710
Tuesday, July 13, 2010
cintaku sederhana
semalam kau bertanya padaku
"mengapa ku masih mau bertemu denganmu, orang yang selama ini melukaiku"
tak kutemukan jawaban yg tepat untukmu
tapi memang begitulah adanya cintaku
laksana bintang yang tlah redup sinarnya di antara gemintang yang lain pada hamparan langit
yg nampak hanya langit yang bersanding dengan gemintang yg lebih terang
bukan berarti sang bintang itu hilang dan tinggalkan langitnya
aku mencintaimu dengan setulus-tulusnya cinta
cinta yang sederhana namun rumit tuk diurai
ku coba tuk ikuti alur yang diciptakan tuk kita
alur rasa
alur cinta
cintaku sederhana
cinta yang tak butuh alasan
cinta yang tak butuh kata-kata pembenar
dan jika kuterima kau kembali
tanpa dendam dan amarah
itu karena ku cinta
dan jika aku bersedia menyediakan pundakku
untukmu bersandar saat kau lelah
setiap saat
itu karena ku cinta
pun jika nanti aku rela melepas kau pergi
tuk pergi dan bahagia
itu juga karena ku cinta
sederhana bukan??
cintaku sederhana
sangat sederhana
sesederhana kesetian bintang pada langitnya
sesederhana kepercayaan air pada kelok-kelok sungai yang membawanya ke samudera
sesederhana itu...
...
Surabaya, menjelang pergantian hari, 060710
"mengapa ku masih mau bertemu denganmu, orang yang selama ini melukaiku"
tak kutemukan jawaban yg tepat untukmu
tapi memang begitulah adanya cintaku
laksana bintang yang tlah redup sinarnya di antara gemintang yang lain pada hamparan langit
yg nampak hanya langit yang bersanding dengan gemintang yg lebih terang
bukan berarti sang bintang itu hilang dan tinggalkan langitnya
aku mencintaimu dengan setulus-tulusnya cinta
cinta yang sederhana namun rumit tuk diurai
ku coba tuk ikuti alur yang diciptakan tuk kita
alur rasa
alur cinta
cintaku sederhana
cinta yang tak butuh alasan
cinta yang tak butuh kata-kata pembenar
dan jika kuterima kau kembali
tanpa dendam dan amarah
itu karena ku cinta
dan jika aku bersedia menyediakan pundakku
untukmu bersandar saat kau lelah
setiap saat
itu karena ku cinta
pun jika nanti aku rela melepas kau pergi
tuk pergi dan bahagia
itu juga karena ku cinta
sederhana bukan??
cintaku sederhana
sangat sederhana
sesederhana kesetian bintang pada langitnya
sesederhana kepercayaan air pada kelok-kelok sungai yang membawanya ke samudera
sesederhana itu...
...
Surabaya, menjelang pergantian hari, 060710
kita?
tolong bantu aku membaca semua sikapmu
tolong bantu aku memaknakan hubungan kita
entah ikatan apa ini, yang selalu membuatku berusaha untuk selalu ada untukmu
entah rasa apa yang kau miliki, saat kau berkata "aku butuh seseorang" dan kau memilihku tuk temanimu
entah terbuat dari apa hatiku ini, ketika genggaman tangan itu kembali terisi, ketika kau luruh mendekapku erat, ketika kecupan itu jatuh di kedua pelupuk mataku yang tlah penuh dengan bulir-bulir
meski semuanya hanya sejenak
tolong bantu aku memaknakan hubungan kita
entah ikatan apa ini, yang selalu membuatku berusaha untuk selalu ada untukmu
entah rasa apa yang kau miliki, saat kau berkata "aku butuh seseorang" dan kau memilihku tuk temanimu
entah terbuat dari apa hatiku ini, ketika genggaman tangan itu kembali terisi, ketika kau luruh mendekapku erat, ketika kecupan itu jatuh di kedua pelupuk mataku yang tlah penuh dengan bulir-bulir
meski semuanya hanya sejenak
satu
hanya ada satu rasa
hanya ada satu hati
hanya ada satu cinta
hanya ada satu diri
hanya satu untuk yang satu
titik
itu saja
hanya ada satu hati
hanya ada satu cinta
hanya ada satu diri
hanya satu untuk yang satu
titik
itu saja
No Title : Just Need a Shoulder to Cry On
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang tak terus mencerca dengan pertanyaan
yang tak lantas menuding ketika kekhilafan datang
yang menyediakan bahunya untuk meletakkan segala beban dan air mata
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang selalu ada
untuk menguatkan
yang selalu ada di saat-saat terpuruk
tangis yang terus luruh
di jeda oleh tawa sejenak
namun kembali luruh
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang mengisi genggaman tanganku
aku lelah berjalan sendiri
lelah
sangat lelah
aku menunggumu sahabat
yang tak terus mencerca dengan pertanyaan
yang tak lantas menuding ketika kekhilafan datang
yang menyediakan bahunya untuk meletakkan segala beban dan air mata
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang selalu ada
untuk menguatkan
yang selalu ada di saat-saat terpuruk
tangis yang terus luruh
di jeda oleh tawa sejenak
namun kembali luruh
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang mengisi genggaman tanganku
aku lelah berjalan sendiri
lelah
sangat lelah
aku menunggumu sahabat
Sebuah Malam Penuh Tawa
membelah malam
saat penat itu datang
tubuh dan imaji tak lagi dapat mengelak
lantas kita bertemu
untuk kesekian kali
sekali lagi tawa itu hadir
membelah malam
bercakap ringan tentang apapun
tapi bukan tentang cinta
bukan pula tentang luka
apalagi kenangan
di atas jembatan
bersandar di trotoar jalan
semangkuk mie dan minuman
entah mengapa....
kamu selalu berhasil membuatku tertawa
kamu selalu berhasil menghapus luka
entah mengapa...
aku tak pernah bisa benar-benar menabur benci padamu
entah kapan kita akan tertawa lagi
di jembatan ini atau jembatan lain
jembatan yang kembali mempertemukan kita
kita meng-ada tidak dalam kenangan
kita menjejak pada bumi yang penuh permaafan
malam itu kita membelah malam dengan tawa
kemudian kita kembali berpisah jalan
tak ku tahu apa tawa itu masih ada padamu
tapi, buatku...
tawa itu lenyap
seiring semakin jauh aku memandang punggungmu
yang makin lenyap di antara kegelapan
tawa itu berganti kemuraman
kemuraman yang semakin membuat malam ini begitu kelam....
kamu selalu berhasil membuatku tertawa
tapi entah mengapa...
kamu juga selalu berhasil membuatku menangis...
sebuah malam penuh tawa, Jembatan Merr Surabaya, 220610
aa' & neng
saat penat itu datang
tubuh dan imaji tak lagi dapat mengelak
lantas kita bertemu
untuk kesekian kali
sekali lagi tawa itu hadir
membelah malam
bercakap ringan tentang apapun
tapi bukan tentang cinta
bukan pula tentang luka
apalagi kenangan
di atas jembatan
bersandar di trotoar jalan
semangkuk mie dan minuman
entah mengapa....
kamu selalu berhasil membuatku tertawa
kamu selalu berhasil menghapus luka
entah mengapa...
aku tak pernah bisa benar-benar menabur benci padamu
entah kapan kita akan tertawa lagi
di jembatan ini atau jembatan lain
jembatan yang kembali mempertemukan kita
kita meng-ada tidak dalam kenangan
kita menjejak pada bumi yang penuh permaafan
malam itu kita membelah malam dengan tawa
kemudian kita kembali berpisah jalan
tak ku tahu apa tawa itu masih ada padamu
tapi, buatku...
tawa itu lenyap
seiring semakin jauh aku memandang punggungmu
yang makin lenyap di antara kegelapan
tawa itu berganti kemuraman
kemuraman yang semakin membuat malam ini begitu kelam....
kamu selalu berhasil membuatku tertawa
tapi entah mengapa...
kamu juga selalu berhasil membuatku menangis...
sebuah malam penuh tawa, Jembatan Merr Surabaya, 220610
aa' & neng
3 jam, membelah lautan, berdua dalam tawa
kita bertemu di jalanan ini
sebagai dua orang yang canggung
setelah semua perjalanan kita yang berbeda
di antara semua kebisuan di antara kita
amarah
benci
kesalahpahaman
waktu kembali mempertemukan kita
berjalan di jalanan yang sama
berdua
di atas motor
bercerita banyak hal
tertawa
berdua kita susuri jalanan itu
membelah lautan
terpaan angin di atas jembatan itu
meniadakan kenangan buruk di antara kita
waktu kembali pertemukan kita
sebagai dua orang yang saling ada
sebagai dua orang yang saling menguatkan
tapi bukan dua orang yang saling mencinta
karena jejak langkah tlah memisahkan kita
3 jam kita bersama
menyusuri lautan dengan berjuta kisah dan tawa
3 jam kita bersama
saling menguatkan dengan bertautan tangan
3 jam kita bersama
sebagai sahabat
bukan kekasih
hanya 3 jam...
kita memang takkan pernah bisa sama lagi
seperti dulu
bukan sebagai kekasih yang akan selalu ada untuk mencintai
tapi sebagai sahabat
sahabat yang selalu ada untuk menguatkan (semoga)
sebagai sahabat demi satu kehidupan yang hadir di antara kita...
3 jam, membelah lautan, berdua dalam tawa...
sudah cukup untukku
begitu saja sudah cukup
aku takkan menuntut ikatan apapun
aku takkan meminta selembar surat dan kata "sah"
aku takkan berharap kata cinta
aku takkan mengharap semua yang tak mungkin ada di antara kita
harapanku hanya sederhana
sesederhana hamparan langit yang menyadari keberadaan bintang yang sinarnya telah redup
di antara gemintangnya yang lain
sesederhana kau tahu bahwa ada aku dan langit dalam jejak hidupmu
itu saja... cukup itu saja... hanya sekedar kau tahu
Suramadu 210610
untuk laki-lakiku yang kini sahabatku : AS
sebagai dua orang yang canggung
setelah semua perjalanan kita yang berbeda
di antara semua kebisuan di antara kita
amarah
benci
kesalahpahaman
waktu kembali mempertemukan kita
berjalan di jalanan yang sama
berdua
di atas motor
bercerita banyak hal
tertawa
berdua kita susuri jalanan itu
membelah lautan
terpaan angin di atas jembatan itu
meniadakan kenangan buruk di antara kita
waktu kembali pertemukan kita
sebagai dua orang yang saling ada
sebagai dua orang yang saling menguatkan
tapi bukan dua orang yang saling mencinta
karena jejak langkah tlah memisahkan kita
3 jam kita bersama
menyusuri lautan dengan berjuta kisah dan tawa
3 jam kita bersama
saling menguatkan dengan bertautan tangan
3 jam kita bersama
sebagai sahabat
bukan kekasih
hanya 3 jam...
kita memang takkan pernah bisa sama lagi
seperti dulu
bukan sebagai kekasih yang akan selalu ada untuk mencintai
tapi sebagai sahabat
sahabat yang selalu ada untuk menguatkan (semoga)
sebagai sahabat demi satu kehidupan yang hadir di antara kita...
3 jam, membelah lautan, berdua dalam tawa...
sudah cukup untukku
begitu saja sudah cukup
aku takkan menuntut ikatan apapun
aku takkan meminta selembar surat dan kata "sah"
aku takkan berharap kata cinta
aku takkan mengharap semua yang tak mungkin ada di antara kita
harapanku hanya sederhana
sesederhana hamparan langit yang menyadari keberadaan bintang yang sinarnya telah redup
di antara gemintangnya yang lain
sesederhana kau tahu bahwa ada aku dan langit dalam jejak hidupmu
itu saja... cukup itu saja... hanya sekedar kau tahu
Suramadu 210610
untuk laki-lakiku yang kini sahabatku : AS
satu nama
ada satu nama
satu nama
yang kan terus terpatri dalam jejak langkahku
satu nama
bukan karena ia menjejakkan senyuman
bukan karena ia meninggalkan kenangan indah
tapi karna
satu nama itu
melahirkan kebencian yang sangat
menjejakkan dendam tak berkesudahan
bukan bermaksud memelihara kebencian dan dendam
tapi nama itu meninggalkan jejak
yang meskipun ingin aku lupakan
jejak itu terus menanahkan luka...
salahku karena mengijinkannya menjejak dalam kisahku
salahku karena tak kuasa menghapus jejaknya
salahku juga karena selalu diam
diam membuat aku terus terluka
dan nama itu terus melenggang tenang dalam langkahnya
ada satu nama
nama yang mengisyaratkan kebencian yang sangat
nama yang mengisyaratkan keegoisannya
nama yang mengisyaratkan kepengecutannya
nama yang akan terus membuatku menghujamkan dendam padanya
satu nama itu adalah....
satu nama
yang kan terus terpatri dalam jejak langkahku
satu nama
bukan karena ia menjejakkan senyuman
bukan karena ia meninggalkan kenangan indah
tapi karna
satu nama itu
melahirkan kebencian yang sangat
menjejakkan dendam tak berkesudahan
bukan bermaksud memelihara kebencian dan dendam
tapi nama itu meninggalkan jejak
yang meskipun ingin aku lupakan
jejak itu terus menanahkan luka...
salahku karena mengijinkannya menjejak dalam kisahku
salahku karena tak kuasa menghapus jejaknya
salahku juga karena selalu diam
diam membuat aku terus terluka
dan nama itu terus melenggang tenang dalam langkahnya
ada satu nama
nama yang mengisyaratkan kebencian yang sangat
nama yang mengisyaratkan keegoisannya
nama yang mengisyaratkan kepengecutannya
nama yang akan terus membuatku menghujamkan dendam padanya
satu nama itu adalah....
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
-
Catatan ini hanya sekedar untuk mengingatkan tulisanku yang mana aja sih yang dimuat di media. Biar nanti nggak ketuker dan kekirim lagi ke ...
-
Kali ini aku menekuri jejak jejak kenangan kita Tapi kali ini hanya ada aku Kali ini tangan ini tak lagi ada dalam genggaman tanganmu Me...