Setelah lama sekali saya merasakan rindu yang sangat pada gerimis dan hujan. Beberapa hari ini kerinduan saya terhapuskan. Surabaya diguyur hujan dari pagi hingga malam. Mendung. Dingin. Suasana yang begitu sendu menemaniku beberapa hari terakhir. Tidak mau sok melankolis atau apa, tapi sekarang aku memang begitu mencintai hujan dan gerimis. Bau tanah basah oleh air hujan memberikan ketenangan yang dalam. Hujan... Hujan selalu menjadi pengiring untuk mengenang kisah yang telah lalu. Hujan adalah salah satu perantara pertemuan langit dan bumi. Selain petir, pelangi, dan bintang jatuh. Hujan selalu menjadi ritual yang menyenangkan untuk menulis. Benarkah demikian? Paling tidak buatku, Hujan atau gerimis ditambah secangkir susu coklat hangat adalah teman yang tepat untuk menulis. Semoga hujan ini terus hadir di bumiku. Atau kalau Kau berkuasa atas semuanya, Izinkan pula hujan hadir di hatiku...
Awalnya aku nulis di blog tuh cuma ingin mencurahkan semua yang aku pikirkan, rasakan, dan alami. Aku membebaskan jariku untuk menari dan melahirkan kata-kata. Tanpa beban apapun. Namun belakangan aku mulai tergelitik untuk bertanya-tanya, apakah ada seseorang di sana yang membaca catatan-catatanku ini? Bahkan lebih dari itu, aku bertanya apakah catatan ini memberikan arti pada kehidupan orang lain? Memang blog ini hanya berisi catatan pribadi yang mampu aku jejakkan dalam hidup ini. Bukan blog motivasi yang penuh inspirasi. Aku murni hanya ingin berbagi kisah dan jejak-jejak dalam hidupku. Tapi, diam-diam aku juga berharap ada seseorang atau bahkan banyak orang di luar sana yang membaca catatanku dan menyukainya. Bahkan mungkin mampu memberikan nilai lebih dalam hidup mereka. Saat satu persatu komentar muncul di blogku, sungguh ini memberikan semangatku untuk terus menulis. Meskipun blog ini masih sangat sederhana, tapi aku mulai percaya jauh di luar sana ada orang-orang yang membac
kutemukan ketulusan dalam dekapmu kutemukan perlindungan dalam genggaman tanganmu kutemukan cinta dalam matamu kutemukan damai dalam belaimu kutemukan wajahmu dalam langkah esokku 'kita berbeda dalam semua tapi tidak dalam cinta' itu kata Gie jangan pernah lelah tuk terus yakinkanku bahwa akulah bintang dalam langitmu jejak kata ini terukir beberapa tahun lampau... dan aku percaya semua kini telah berubah kau, langitku, tlah lelah yakinkanku... waktu mungkin tlah mengikis semua, krna bintang tak slalu bersama langit krna langit tak hanya miliki satu bintang.... jejak kata ini terukir beberapa tahun lampau... tapi kau lupa, kita tlah mengukir kisah kita pada batu pualam dengan peluh, airmata, dan doa ukiran ini takkan mudah hilang sperti jejak di atas pasir pantai batu pualam ini kan slalu tersimpan di kaki langit di ujung senja di tepi adzan dibalur untaian doaku, yang slalu tertuju pada langitku
Comments
masa sih gak cukup satu?????
dua dua... juga sayang ayah...
hiks, Dija gak punya Ibu...
hiks
@Baby Dija... hehehhe... mbak elsa nih Dijanya cantik banget ya