Aku menulis untuk menyampaikan kegelisahan dalam diriku. Tentang apa saja...
Sejak aku memahami bahwa dari sebuah tulisan kita bisa menyampaikan apapun kepada dunia, maka sejak itulah aku menulis. Kebanyakan sastra, prosa dan puisi. Kata-kata yang kulahirkan akan menjadi jejak nyata dalam hidupku... Paling tidak begitu menurutku.
Berbicara tentang karya, aku selalu menuliskan setiap ide yang terlintas. Dan selalu diawali dengan menemukan judul... Aku telah melahirkan banyak kata dan karya, tapi saat kusadari masih banyak karya yang belum sempurna kulahirkan... Hanya sekedar ingin berbagi, di bawah ini beberapa judul yang tersangkut di rahim kreatifitasku dan belum dapat terlahir ke dunia...
Aku Bukan Kartini
Asa Terakhir
Binar Cahaya untuk Luna
Dian telah Padam
Dwi Matari
Jalan kan Ada Untuk Cinta
Jalan Terpilih
Kasih Tuhan itu Ada
Looking for Lu(c)ky
Luka Kata
Lukisan Sebuah Malam
Mozaik Maya
Perempuan Langit
Ritual Senja
Santa tak Datang Malam ini
Sebatang rokok, Kopi, dan Kisahmu
Semburat senja di Langit Hatiku
Senyuman Va
Simphony Cinta
Tak ada Bintang Jatuh untuk Ish
Taman Malaikat
Wuits banyak ya... Aku siap untuk melahirkan mereka ke bumi kata ini. Karena ya hidupku kini adalah menulis. Dan dengan menulis jejakku kan tertinggal di bumi kata ini. Aku ingin meninggalkan jejak yang bahkan akan tetap terpatri saat semua waktuku telah berlalu
^_^ Love Writing ^_^
Thursday, March 25, 2010
Saturday, March 20, 2010
mencintaimu tanpa batas
mungkin aku bodoh
karna masih memeram rasa ini
hingga kini
mungkin aku juga bodoh
karna bersedia berkubang dengan luka, air mata, n rasa lain
bernama cinta
tapi ya... seperti ak belajar untuk ikhlas melepasnya
mungkin ak jg harus belajar
belajar tuk sadar
belajar tuk percaya
belajar tuk pahami
belajar tuk berterima
jika aku masih mencintanya...
dalam ruang heningku
di antara airmata yang untuk kesekian kalinya luruh
dengan mendekap erat Langit dalam tubuhku
aku sematkan pesan untukmu
aku mencintaimu
masih mencintaimu
dan akan selalu mencintaimu
tanpa batas
apapun yang tlah terjadi di antara kita...
aku mencintaimu tanpa batas...
karna masih memeram rasa ini
hingga kini
mungkin aku juga bodoh
karna bersedia berkubang dengan luka, air mata, n rasa lain
bernama cinta
tapi ya... seperti ak belajar untuk ikhlas melepasnya
mungkin ak jg harus belajar
belajar tuk sadar
belajar tuk percaya
belajar tuk pahami
belajar tuk berterima
jika aku masih mencintanya...
dalam ruang heningku
di antara airmata yang untuk kesekian kalinya luruh
dengan mendekap erat Langit dalam tubuhku
aku sematkan pesan untukmu
aku mencintaimu
masih mencintaimu
dan akan selalu mencintaimu
tanpa batas
apapun yang tlah terjadi di antara kita...
aku mencintaimu tanpa batas...
Menyematkan Pesan pada Angin
Angin untuk kesekian kalinya berhembus dengan kencangnya
ke arahku
Malam ini, menjelang pergantian hari, aku kembali mencoba
kembali mencoba menyampaikan pesan
Kini, kusematkan pesanku pada hembusan angin
entah apa kan sampai padanya
tapi ya... aku mencoba
pesanku padamu lelakiku
pesanku padamu yang dulu kupanggil Aa'...
Selamat Ulang Tahun
Semoga kebahagiaan selalu besertamu
Di setiap sehatku
Di setiap laraku
Di setiap tangisku
Di setiap tawaku
Di setiap sujudku
Di setiap Doaku
Aku selalu sematkan namamu
Berharap yang terbaik bagimu
Tak pernah aku bisa benar-benar membencimu
Meskipun semua yang tlah terjadi...
Selamat Ulang Tahun A'...
Kusampaikan juga salam dari Langit untukmu...
Pesan ini aku sampaikan mungkin untuk yang terakhir bagimu...
Selamat Ulang Tahun T.T
ke arahku
Malam ini, menjelang pergantian hari, aku kembali mencoba
kembali mencoba menyampaikan pesan
Kini, kusematkan pesanku pada hembusan angin
entah apa kan sampai padanya
tapi ya... aku mencoba
pesanku padamu lelakiku
pesanku padamu yang dulu kupanggil Aa'...
Selamat Ulang Tahun
Semoga kebahagiaan selalu besertamu
Di setiap sehatku
Di setiap laraku
Di setiap tangisku
Di setiap tawaku
Di setiap sujudku
Di setiap Doaku
Aku selalu sematkan namamu
Berharap yang terbaik bagimu
Tak pernah aku bisa benar-benar membencimu
Meskipun semua yang tlah terjadi...
Selamat Ulang Tahun A'...
Kusampaikan juga salam dari Langit untukmu...
Pesan ini aku sampaikan mungkin untuk yang terakhir bagimu...
Selamat Ulang Tahun T.T
Thursday, March 18, 2010
Detik-detik Menjelang 20 Maret
Sejak 5 tahun lalu tanggal 20 Maret merupakan tanggal yang paling aku tunggu. Tanggal kelahiran laki-laki yang pernah sangat berarti dalam hidupku. Sejak kami bersama, aku tak pernah sekalipun melewatkan merayakan ulang tahunnya. Selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun. Memberikan hadiah paling spesial untuknya.
Tapi, itu dulu. Apa 20 Maret tahun ini juga semua itu akan terulang? Sepertinya tidak. Kisah kami telah berubah hampir satu tahun terakhir. Entah apa aku masih merasakan semua euphoria menyambut tanggal itu. Aku sama sekali tidak mampu mengidentifikasikan rasa lagi.
Entah apa aku masih pantas melakukan itu semua padanya. Bahkan untuk menjawab apa aku masih menyayanginya atau tidak pun aku tak sanggup. Ia telah menyakitiku sebanyak ia pernah menyayangiku. Kata orang akibat nila setitik rusak susu sebelanga... Ya mungkin itu kini yang terjadi. Mengingatnya, bahkan tanggal kelahirannya, menimbulkan dualisme rasa dalam diriku. Rasa bahagia dan luka. Aku tak mampu membaca rasa ini.
Dia, kini tlah benar-benar menjadi orang asing untukku. Bahkan mungkin mau tak mau aku harus menafikkan kebenaran bahwa dialah pula ayah dari calon anakku. Dia telah memiliki jalan hidupnya sendiri dan aku jalan di jalanku, bersama anakku.
Esok, 20 Maret di tahun ini, entah apa yang akan terjadi. Aku menyerahkan semuanya pada Sang Khalik. Sama seperti selama ini aku menyerahkan langkahku dalam aliranNya. Satu hal yang pasti. Kisah apapun yang telah terjadi di antara kami. Perubahan yang membuatku harus mengambil langkahku sendiri. Aku selalu mendoakan yang terbaik baginya. Bagi dia yang memberikan Langit padaku. Entah dengan sebutan apa aku memanggilnya, tapi ya... Selamat Ulang Tahun Ayah (mungkin itu kelak yang dikatakan Langit) Selamat ulang tahun A', doaku selalu menyertai langkahmu... Semoga Allah memberikan yang terbaik buatmu...
::untuk Aa'::
Tapi, itu dulu. Apa 20 Maret tahun ini juga semua itu akan terulang? Sepertinya tidak. Kisah kami telah berubah hampir satu tahun terakhir. Entah apa aku masih merasakan semua euphoria menyambut tanggal itu. Aku sama sekali tidak mampu mengidentifikasikan rasa lagi.
Entah apa aku masih pantas melakukan itu semua padanya. Bahkan untuk menjawab apa aku masih menyayanginya atau tidak pun aku tak sanggup. Ia telah menyakitiku sebanyak ia pernah menyayangiku. Kata orang akibat nila setitik rusak susu sebelanga... Ya mungkin itu kini yang terjadi. Mengingatnya, bahkan tanggal kelahirannya, menimbulkan dualisme rasa dalam diriku. Rasa bahagia dan luka. Aku tak mampu membaca rasa ini.
Dia, kini tlah benar-benar menjadi orang asing untukku. Bahkan mungkin mau tak mau aku harus menafikkan kebenaran bahwa dialah pula ayah dari calon anakku. Dia telah memiliki jalan hidupnya sendiri dan aku jalan di jalanku, bersama anakku.
Esok, 20 Maret di tahun ini, entah apa yang akan terjadi. Aku menyerahkan semuanya pada Sang Khalik. Sama seperti selama ini aku menyerahkan langkahku dalam aliranNya. Satu hal yang pasti. Kisah apapun yang telah terjadi di antara kami. Perubahan yang membuatku harus mengambil langkahku sendiri. Aku selalu mendoakan yang terbaik baginya. Bagi dia yang memberikan Langit padaku. Entah dengan sebutan apa aku memanggilnya, tapi ya... Selamat Ulang Tahun Ayah (mungkin itu kelak yang dikatakan Langit) Selamat ulang tahun A', doaku selalu menyertai langkahmu... Semoga Allah memberikan yang terbaik buatmu...
::untuk Aa'::
Tuesday, March 16, 2010
Aku Memanggilmu: Malaikat
kebahagiaan itu adalah dirimu
pengharapan itu adalah dirimu
doa-doa itu adalah dirimu
cinta itu adalah kamu
ketulusan itu adalah kamu
keikhlasan itu karenamu
dan aku memanggilmu: Malaikat
pengharapan itu adalah dirimu
doa-doa itu adalah dirimu
cinta itu adalah kamu
ketulusan itu adalah kamu
keikhlasan itu karenamu
dan aku memanggilmu: Malaikat
Perempuan Dijebak !!!!
Ya.. Pada akhirnya aku menyimpulkan demikian. Perempuan dijebak untuk
menjadi lemah dan bergantung pada laki-laki.
Sistem kependudukan, stigma masyarakat, dan berlapis aturan dibuat agar perempuan tunduk pada lelakinya...
Perempuan dengan usia matang yang belum menikah atau memilih tidak menikah akan diberi cap perawan tua oleh masyarakat. Lantas menjadi cibiran dan gunjingan. Banyak keluarga yang memilih menyegerakan putrinya menikah agar terhindar dr beban sosial itu.
Memangnya apa yang salah dngn tdk adany pernikahan itu?
Perempuan yang karena suatu sebab harus hamil tanpa pernikahan, dianggap hina dan jadi kuman penyakit yang harus dienyahkan. Sementara si lelaki bisa melenggang tanpa cap apapun.
Atau mengapa dalam akta kelahiran anak hrus mencantumkan nama ayah ibu? Bagaimana jika si ayah sebegitu pengecutnya sehingga tak mau bertanggung jawab...
Mengapa perempuan dituntut memberikan kesempurnaan pada laki-laki... perempuan yang pada saat menikah tidak perawan dianggap pelacur... mengapa tak ad yang menanyakan pada si lelaki berapa perempuan yang telah ia perawani...
Semua hal itu membuatku muak... Mengapa perempuan tak diberi hak untuk menjalani apa yang dianggapnya benar untuk dirinya...
aku tidak ingin menikah
aku ingin memiliki anak tanpa laki-laki
aku ingin dapat bekata, berbuat, n melakukan segala hal tanpa harus menimbang pendapat orang...
aku ingin mandiri
aku ingin bs bernafas tanpa laki-laki
aku ingin...
Sistem kependudukan, stigma masyarakat, dan berlapis aturan dibuat agar perempuan tunduk pada lelakinya...
Perempuan dengan usia matang yang belum menikah atau memilih tidak menikah akan diberi cap perawan tua oleh masyarakat. Lantas menjadi cibiran dan gunjingan. Banyak keluarga yang memilih menyegerakan putrinya menikah agar terhindar dr beban sosial itu.
Memangnya apa yang salah dngn tdk adany pernikahan itu?
Perempuan yang karena suatu sebab harus hamil tanpa pernikahan, dianggap hina dan jadi kuman penyakit yang harus dienyahkan. Sementara si lelaki bisa melenggang tanpa cap apapun.
Atau mengapa dalam akta kelahiran anak hrus mencantumkan nama ayah ibu? Bagaimana jika si ayah sebegitu pengecutnya sehingga tak mau bertanggung jawab...
Mengapa perempuan dituntut memberikan kesempurnaan pada laki-laki... perempuan yang pada saat menikah tidak perawan dianggap pelacur... mengapa tak ad yang menanyakan pada si lelaki berapa perempuan yang telah ia perawani...
Semua hal itu membuatku muak... Mengapa perempuan tak diberi hak untuk menjalani apa yang dianggapnya benar untuk dirinya...
aku tidak ingin menikah
aku ingin memiliki anak tanpa laki-laki
aku ingin dapat bekata, berbuat, n melakukan segala hal tanpa harus menimbang pendapat orang...
aku ingin mandiri
aku ingin bs bernafas tanpa laki-laki
aku ingin...
Saturday, March 13, 2010
Gelisah
kembali menyapaMu dalam hening
menyapa dalam gelisah
menyapa dalam resah
tersungkur pada sebuah doa panjang
tentangku
tentangnya
bisikkan resahku ini pada kalbunya
agar ia juga rasakan gelisahku
terpuruk pada sujud panjang kembali malam ini...
menanti fajar yang kan lenyapkan gelisah ini
semoga...
Tuesday, March 09, 2010
Monday, March 08, 2010
Kembali Belajar Ikhlas
Aku selalu percaya bahwa Perempuan diciptakan dengan ruang kesabaran dan keikhlasan yang tak terbatas. Sehingga meskipun terus menerus diuji dan diberikan "sentuhan" kasih sayang dari Allah, Mereka, Kita, Aku, Perempuan akan mampu menjalaninya dengan ikhlas dan sabar...
Bukan bermaksud mengelu-elukan kaumku. Tapi, ya... itulah Kami....
Dan di titik itu pulalah aku berada. Terus menerus diuji kesabaran dan keikhlasanku untuk hal-hal yang terjadi di sekelilingku. Kemarin mendapat kabar yang sangat tak terduga. Kabar yang membuat aku berpikir mimpi buruk yang pernah kualami terjadi lagi.
Namun, semua, bagiku, akan berakhir dengan sebuah penerimaan. Allah pasti punya rencana yang indah untukku dan Langit. Apapun yang terjadi di luar kami, itu semata adalah untuk mengukuhkan bahwa keputusan yang selama ini kuambil benar. Menjadi orang tua tunggal dan bertanggung jawab pada hidupku sendiri. Tidak bergantung pada makhluk bernama Laki-laki yang telah menyebabkan semua ini terjadi.
Keputusan yang tepat, karena sekali lagi ia telah melakukan kesalahan dengan orang lain. Dan apapun keputusan yang diambilnya atas orang tersebut takkan dapat memporak-porandakan kehidupanku lagi. Awalnya sangat tekejut. Tapi ya... Keputusan telah kuambil, mau sakit hati juga untuk apa... Kami telah memiliki kehidupan masing-masing.
Tapi, menerima kenyataan bahwa ia tak pernah belajar dari kesalahan yang dilakukannya padaku. Itu yang membuat semua hal dalam diriku meradang. Terlebih ketika ia memutuskan untuk "bertanggung jawab" pada kesalahannya yang sekarang dan tidak padaku (kesalahannya yang lalu) lebih membuatku meradang.
Tapi, bukan aku jika pada akhirnya tak dapat ikhlas dan sabar menghadapi semuanya. Perih pasti. Meradang dan marah sudah jelas. Tapi aku hanya punya doa sebagai senjataku. Aku memilih hidup bersama Langit, membahagiakan dia dan keluargaku. Itu mungkin lebih dari cukup.
Semoga yang terbaiklah yang diberikan Allah pada langkahku dan langkahnya. Tidak ada pembenaran atas kekhilafan yang terus terulang. Hanya saja kearifan untuk mampu menerima kesalahan dan kekurangan, kemudian memperbaikinya untuk sesuatu yang lebih baik.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membuka aib seseorang atau apa. Aku hanya berusaha mengatakan, meskipun aku ikhlas melepas semua, jauh di dalam ruang kecil pada kalbuku, ada luka yang tak berterima melihat semua terjadi.
Bukan bermaksud mengelu-elukan kaumku. Tapi, ya... itulah Kami....
Dan di titik itu pulalah aku berada. Terus menerus diuji kesabaran dan keikhlasanku untuk hal-hal yang terjadi di sekelilingku. Kemarin mendapat kabar yang sangat tak terduga. Kabar yang membuat aku berpikir mimpi buruk yang pernah kualami terjadi lagi.
Namun, semua, bagiku, akan berakhir dengan sebuah penerimaan. Allah pasti punya rencana yang indah untukku dan Langit. Apapun yang terjadi di luar kami, itu semata adalah untuk mengukuhkan bahwa keputusan yang selama ini kuambil benar. Menjadi orang tua tunggal dan bertanggung jawab pada hidupku sendiri. Tidak bergantung pada makhluk bernama Laki-laki yang telah menyebabkan semua ini terjadi.
Keputusan yang tepat, karena sekali lagi ia telah melakukan kesalahan dengan orang lain. Dan apapun keputusan yang diambilnya atas orang tersebut takkan dapat memporak-porandakan kehidupanku lagi. Awalnya sangat tekejut. Tapi ya... Keputusan telah kuambil, mau sakit hati juga untuk apa... Kami telah memiliki kehidupan masing-masing.
Tapi, menerima kenyataan bahwa ia tak pernah belajar dari kesalahan yang dilakukannya padaku. Itu yang membuat semua hal dalam diriku meradang. Terlebih ketika ia memutuskan untuk "bertanggung jawab" pada kesalahannya yang sekarang dan tidak padaku (kesalahannya yang lalu) lebih membuatku meradang.
Tapi, bukan aku jika pada akhirnya tak dapat ikhlas dan sabar menghadapi semuanya. Perih pasti. Meradang dan marah sudah jelas. Tapi aku hanya punya doa sebagai senjataku. Aku memilih hidup bersama Langit, membahagiakan dia dan keluargaku. Itu mungkin lebih dari cukup.
Semoga yang terbaiklah yang diberikan Allah pada langkahku dan langkahnya. Tidak ada pembenaran atas kekhilafan yang terus terulang. Hanya saja kearifan untuk mampu menerima kesalahan dan kekurangan, kemudian memperbaikinya untuk sesuatu yang lebih baik.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membuka aib seseorang atau apa. Aku hanya berusaha mengatakan, meskipun aku ikhlas melepas semua, jauh di dalam ruang kecil pada kalbuku, ada luka yang tak berterima melihat semua terjadi.
Thursday, March 04, 2010
luruh dalam doa
sujud panjang malam itu
menghadirkan doa tak bertepi
menghadirkan penyesalan yang memuncak
aku luruh
aku terpuruk dalam sujud
aku luruh dalam sujud tak bertepi
aku larut dalam doa tak henti
memelukmu selalu dalam setiap langkahku
mendekapmu selalu dalam setiap doaku
hanya bunda yang dapat membalas segala rasa sakit
dengan seribu untaian doa...
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
-
Catatan ini hanya sekedar untuk mengingatkan tulisanku yang mana aja sih yang dimuat di media. Biar nanti nggak ketuker dan kekirim lagi ke ...
-
Kali ini aku menekuri jejak jejak kenangan kita Tapi kali ini hanya ada aku Kali ini tangan ini tak lagi ada dalam genggaman tanganmu Me...