Ya.. Pada akhirnya aku menyimpulkan demikian. Perempuan dijebak untuk
menjadi lemah dan bergantung pada laki-laki.
Sistem kependudukan, stigma masyarakat, dan berlapis aturan dibuat agar
perempuan tunduk pada lelakinya...
Perempuan dengan usia matang yang belum menikah atau memilih tidak menikah
akan diberi cap perawan tua oleh masyarakat. Lantas menjadi cibiran dan
gunjingan. Banyak keluarga yang memilih menyegerakan putrinya menikah agar
terhindar dr beban sosial itu.
Memangnya apa yang salah dngn tdk adany pernikahan itu?
Perempuan yang karena suatu sebab harus hamil tanpa pernikahan, dianggap
hina dan jadi kuman penyakit yang harus dienyahkan. Sementara si lelaki bisa
melenggang tanpa cap apapun.
Atau mengapa dalam akta kelahiran anak hrus mencantumkan nama ayah ibu? Bagaimana jika si ayah sebegitu pengecutnya sehingga tak mau bertanggung
jawab...
Mengapa perempuan dituntut memberikan kesempurnaan pada laki-laki...
perempuan yang pada saat menikah tidak perawan dianggap pelacur... mengapa
tak ad yang menanyakan pada si lelaki berapa perempuan yang telah ia
perawani...
Semua hal itu membuatku muak... Mengapa perempuan tak diberi hak untuk
menjalani apa yang dianggapnya benar untuk dirinya...
aku tidak ingin menikah
aku ingin memiliki anak tanpa laki-laki
aku ingin dapat bekata, berbuat, n melakukan segala hal tanpa harus
menimbang pendapat orang...
aku ingin mandiri
aku ingin bs bernafas tanpa laki-laki
aku ingin...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
-
Catatan ini hanya sekedar untuk mengingatkan tulisanku yang mana aja sih yang dimuat di media. Biar nanti nggak ketuker dan kekirim lagi ke ...
-
Kali ini aku menekuri jejak jejak kenangan kita Tapi kali ini hanya ada aku Kali ini tangan ini tak lagi ada dalam genggaman tanganmu Me...
No comments:
Post a Comment