Detik-detik Menjelang 20 Maret
Sejak 5 tahun lalu tanggal 20 Maret merupakan tanggal yang paling aku tunggu. Tanggal kelahiran laki-laki yang pernah sangat berarti dalam hidupku. Sejak kami bersama, aku tak pernah sekalipun melewatkan merayakan ulang tahunnya. Selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun. Memberikan hadiah paling spesial untuknya.
Tapi, itu dulu. Apa 20 Maret tahun ini juga semua itu akan terulang? Sepertinya tidak. Kisah kami telah berubah hampir satu tahun terakhir. Entah apa aku masih merasakan semua euphoria menyambut tanggal itu. Aku sama sekali tidak mampu mengidentifikasikan rasa lagi.
Entah apa aku masih pantas melakukan itu semua padanya. Bahkan untuk menjawab apa aku masih menyayanginya atau tidak pun aku tak sanggup. Ia telah menyakitiku sebanyak ia pernah menyayangiku. Kata orang akibat nila setitik rusak susu sebelanga... Ya mungkin itu kini yang terjadi. Mengingatnya, bahkan tanggal kelahirannya, menimbulkan dualisme rasa dalam diriku. Rasa bahagia dan luka. Aku tak mampu membaca rasa ini.
Dia, kini tlah benar-benar menjadi orang asing untukku. Bahkan mungkin mau tak mau aku harus menafikkan kebenaran bahwa dialah pula ayah dari calon anakku. Dia telah memiliki jalan hidupnya sendiri dan aku jalan di jalanku, bersama anakku.
Esok, 20 Maret di tahun ini, entah apa yang akan terjadi. Aku menyerahkan semuanya pada Sang Khalik. Sama seperti selama ini aku menyerahkan langkahku dalam aliranNya. Satu hal yang pasti. Kisah apapun yang telah terjadi di antara kami. Perubahan yang membuatku harus mengambil langkahku sendiri. Aku selalu mendoakan yang terbaik baginya. Bagi dia yang memberikan Langit padaku. Entah dengan sebutan apa aku memanggilnya, tapi ya... Selamat Ulang Tahun Ayah (mungkin itu kelak yang dikatakan Langit) Selamat ulang tahun A', doaku selalu menyertai langkahmu... Semoga Allah memberikan yang terbaik buatmu...
::untuk Aa'::
Tapi, itu dulu. Apa 20 Maret tahun ini juga semua itu akan terulang? Sepertinya tidak. Kisah kami telah berubah hampir satu tahun terakhir. Entah apa aku masih merasakan semua euphoria menyambut tanggal itu. Aku sama sekali tidak mampu mengidentifikasikan rasa lagi.
Entah apa aku masih pantas melakukan itu semua padanya. Bahkan untuk menjawab apa aku masih menyayanginya atau tidak pun aku tak sanggup. Ia telah menyakitiku sebanyak ia pernah menyayangiku. Kata orang akibat nila setitik rusak susu sebelanga... Ya mungkin itu kini yang terjadi. Mengingatnya, bahkan tanggal kelahirannya, menimbulkan dualisme rasa dalam diriku. Rasa bahagia dan luka. Aku tak mampu membaca rasa ini.
Dia, kini tlah benar-benar menjadi orang asing untukku. Bahkan mungkin mau tak mau aku harus menafikkan kebenaran bahwa dialah pula ayah dari calon anakku. Dia telah memiliki jalan hidupnya sendiri dan aku jalan di jalanku, bersama anakku.
Esok, 20 Maret di tahun ini, entah apa yang akan terjadi. Aku menyerahkan semuanya pada Sang Khalik. Sama seperti selama ini aku menyerahkan langkahku dalam aliranNya. Satu hal yang pasti. Kisah apapun yang telah terjadi di antara kami. Perubahan yang membuatku harus mengambil langkahku sendiri. Aku selalu mendoakan yang terbaik baginya. Bagi dia yang memberikan Langit padaku. Entah dengan sebutan apa aku memanggilnya, tapi ya... Selamat Ulang Tahun Ayah (mungkin itu kelak yang dikatakan Langit) Selamat ulang tahun A', doaku selalu menyertai langkahmu... Semoga Allah memberikan yang terbaik buatmu...
::untuk Aa'::
Comments