Posts

Showing posts from July, 2010

Pengantin Cermin

Image
Selepas Subuh... dengan sisa air suci yang terbasuh di wajah perempuan itu memandang cerminnya... wajah dalam cermin itu tersenyum memandangnya perlahan wajah dalam cermin itu kian berubah, semakin cantik riasan di wajah itu membuatnya selaksa bidadari Selepas Subuh... perempuan itu masih memandang cerminnya dan perempuan dalam cermin itu juga masih di sana dengan gaun pengantin putih yang membungkus tubuhnya gaun putihnya melambai terjuntai menutup setiap mili aurat tubuhnya... dan kerudung putih yang menutup kepalanya perempuan dalam cermin itu laksana putri seribu satu malam... Menjelang Dhuha... perempuan itu masih memandang cerminnya... tapi perempuan itu menangis kini karena ia melihat perempuan dalam cermin itu beranjak menjauh dari cermin menjemput mimpinya menjadi pengantin bersanding dengan pemilik tulang rusuk ini... bersanding dalam keheningan doa... Menjelang Dhuha... perempuan itu masih memandang cerminnya ia masih menangis dan kinipun ia tersi...

Aku dan Hujan

Image
Setelah lama sekali saya merasakan rindu yang sangat pada gerimis dan hujan. Beberapa hari ini kerinduan saya terhapuskan. Surabaya diguyur hujan dari pagi hingga malam. Mendung. Dingin. Suasana yang begitu sendu menemaniku beberapa hari terakhir. Tidak mau sok melankolis atau apa, tapi sekarang aku memang begitu mencintai hujan dan gerimis. Bau tanah basah oleh air hujan memberikan ketenangan yang dalam. Hujan... Hujan selalu menjadi pengiring untuk mengenang kisah yang telah lalu. Hujan adalah salah satu perantara pertemuan langit dan bumi. Selain petir, pelangi, dan bintang jatuh.  Hujan selalu menjadi ritual yang menyenangkan untuk menulis. Benarkah demikian? Paling tidak buatku, Hujan atau gerimis ditambah secangkir susu coklat hangat adalah teman yang tepat untuk menulis. Semoga hujan ini terus hadir di bumiku. Atau kalau Kau berkuasa atas semuanya, Izinkan pula hujan hadir di hatiku...

Catatan Sebuah Pertemuan dan Perpisahan

Image
19 Juli 2010 15:00 Kita bertemu di sebuah persimpangan jalan Di depan stasiun tua di kota itu Saling memandang sejenak kemudian tersenyum satu sama lain Mengendarai motor tua, kita berdua berbincang dalam keheningan Perbincangan yang muncul dari tautan tangan yang tak terlepas sesaat pun Diam yang canggung 19 Juli 2010 15:30 Kita tiba di gazebo budaya Tempat bertahun-tahun lalu kita mulai sebuah kisah Kisah tentang kita Kisah tentang langit dan bintang Di gazebo budaya ini kita berbincang tentang banyak hal Tentang kegilaan usia muda yang tiba-tiba muncul Kegilaan untuk lari dari semua problematika Kegilaan untuk dapat tertawa saja Hanya berdua 19 Juli 2010 18:00 Senja ini, kita berdua Di atas motor butut Dengan sedikit rencana gila yang tersisa di kepala Dengan sedikit keberanian untuk lari dari riuhnya kehidupan Bergantian kita memacu motor butut ini dengan kecepatan tinggi Saling mendekap Saling bertautan tangan Karena kita tak lagi punya waktu dan ruang u...

Mencari Jejak Gerimis di Batas Senja ini

Image
senja ini kembali aku terdiam di sudut perbatasan kota di tepi jalanan berkelok duduk ditemani segelas wedang menghadap titik-titik bangunan kota jauh di depan sana sendiri hujan baru saja mampir ke bumi bau tanah yang basah udara yang semakin dingin karna kabut yang mulai turun aku sendiri menanti senja aku mencari jejak gerimis tapi tak kutemukan dingin... sendiri... senja di perbatasan kota ini begitu sepi aku berharap temukan sepenggal jejak yang ditinggalkan hujan sore itu tapi yang kutemukan hanya aroma tanah basah aroma yang melengkapi kehangatan wedangku aroma yang menemaniku dalam dingin senja ini aku menyambut senjaku sendiri bahkan tanpa jejak gerimis sore tadi Batu, 160710

cintaku sederhana

Image
semalam kau bertanya padaku "mengapa ku masih mau bertemu denganmu, orang yang selama ini melukaiku" tak kutemukan jawaban yg tepat untukmu tapi memang begitulah adanya cintaku laksana bintang yang tlah redup sinarnya di antara gemintang yang lain pada hamparan langit yg nampak hanya langit yang bersanding dengan gemintang yg lebih terang bukan berarti sang bintang itu hilang dan tinggalkan langitnya aku mencintaimu dengan setulus-tulusnya cinta cinta yang sederhana namun rumit tuk diurai ku coba tuk ikuti alur yang diciptakan tuk kita alur rasa alur cinta cintaku sederhana cinta yang tak butuh alasan cinta yang tak butuh kata-kata pembenar dan jika kuterima kau kembali tanpa dendam dan amarah itu karena ku cinta dan jika aku bersedia menyediakan pundakku untukmu bersandar saat kau lelah setiap saat itu karena ku cinta pun jika nanti aku rela melepas kau pergi tuk pergi dan bahagia itu juga karena ku cinta sederhana bukan?? cintaku sederhana...

kita?

Image
tolong bantu aku membaca semua sikapmu tolong bantu aku memaknakan hubungan kita entah ikatan apa ini, yang selalu membuatku berusaha untuk selalu ada untukmu entah rasa apa yang kau miliki, saat kau berkata "aku butuh seseorang" dan kau memilihku tuk temanimu entah terbuat dari apa hatiku ini, ketika genggaman tangan itu kembali terisi, ketika kau luruh mendekapku erat, ketika kecupan itu jatuh di kedua pelupuk mataku yang tlah penuh dengan bulir-bulir meski semuanya hanya sejenak

satu

Image
hanya ada satu rasa hanya ada satu hati hanya ada satu cinta hanya ada satu diri hanya satu untuk yang satu titik itu saja

No Title : Just Need a Shoulder to Cry On

Image
ingin benar-benar memiliki sahabat yang tak terus mencerca dengan pertanyaan yang tak lantas menuding ketika kekhilafan datang yang menyediakan bahunya untuk meletakkan segala beban dan air mata ingin benar-benar memiliki sahabat yang selalu ada untuk menguatkan yang selalu ada di saat-saat terpuruk tangis yang terus luruh di jeda oleh tawa sejenak namun kembali luruh ingin benar-benar memiliki sahabat yang mengisi genggaman tanganku aku lelah berjalan sendiri lelah sangat lelah aku menunggumu sahabat

Sebuah Malam Penuh Tawa

Image
membelah malam saat penat itu datang tubuh dan imaji tak lagi dapat mengelak lantas kita bertemu untuk kesekian kali sekali lagi tawa itu hadir membelah malam bercakap ringan tentang apapun tapi bukan tentang cinta bukan pula tentang luka apalagi kenangan di atas jembatan bersandar di trotoar jalan semangkuk mie dan minuman entah mengapa.... kamu selalu berhasil membuatku tertawa kamu selalu berhasil menghapus luka entah mengapa... aku tak pernah bisa benar-benar menabur benci padamu entah kapan kita akan tertawa lagi di jembatan ini atau jembatan lain jembatan yang kembali mempertemukan kita kita meng-ada tidak dalam kenangan kita menjejak pada bumi yang penuh permaafan malam itu kita membelah malam dengan tawa kemudian kita kembali berpisah jalan tak ku tahu apa tawa itu masih ada padamu tapi, buatku... tawa itu lenyap seiring semakin jauh aku memandang punggungmu yang makin lenyap di antara kegelapan tawa itu berganti kemuraman kemuraman yang se...

3 jam, membelah lautan, berdua dalam tawa

Image
kita bertemu di jalanan ini sebagai dua orang yang canggung setelah semua perjalanan kita yang berbeda di antara semua kebisuan di antara kita amarah benci kesalahpahaman waktu kembali mempertemukan kita berjalan di jalanan yang sama berdua di atas motor bercerita banyak hal tertawa berdua kita susuri jalanan itu membelah lautan terpaan angin di atas jembatan itu meniadakan kenangan buruk di antara kita waktu kembali pertemukan kita sebagai dua orang yang saling ada sebagai dua orang yang saling menguatkan tapi bukan dua orang yang saling mencinta karena jejak langkah tlah memisahkan kita 3 jam kita bersama menyusuri lautan dengan berjuta kisah dan tawa 3 jam kita bersama saling menguatkan dengan bertautan tangan 3 jam kita bersama sebagai sahabat bukan kekasih hanya 3 jam... kita memang takkan pernah bisa sama lagi seperti dulu bukan sebagai kekasih yang akan selalu ada untuk mencintai tapi sebagai sahabat sahabat yang selalu ada untuk menguatkan...

satu nama

Image
ada satu nama satu nama yang kan terus terpatri dalam jejak langkahku satu nama bukan karena ia menjejakkan senyuman bukan karena ia meninggalkan kenangan indah tapi karna satu nama itu melahirkan kebencian yang sangat menjejakkan dendam tak berkesudahan bukan bermaksud memelihara kebencian dan dendam tapi nama itu meninggalkan jejak yang meskipun ingin aku lupakan jejak itu terus menanahkan luka... salahku karena mengijinkannya menjejak dalam kisahku salahku karena tak kuasa menghapus jejaknya salahku juga karena selalu diam diam membuat aku terus terluka dan nama itu terus melenggang tenang dalam langkahnya ada satu nama nama yang mengisyaratkan kebencian yang sangat nama yang mengisyaratkan keegoisannya nama yang mengisyaratkan kepengecutannya nama yang akan terus membuatku menghujamkan dendam padanya satu nama itu adalah....

sekedar catatan

Image
lemah... adalah saat kutunjukkan kelemahanku kuat... adalah saat aku tetap tersenyum menyambut segala luka dan masalah ikhlas... adalah saat aku mampu berdamai dengan semua ketidaknyamanan aku bukan siapa-siapa aku hanya perempuan yang terus belajar memaknai semua itu terkadang aku lelah ingin segera rasakan tercerabut dari dunia yang terkutuk ini aku lelah terus bertopeng

haruskah?

Image
haruskah aku terus lari dan sembunyi? haruskah aku terus larut dalam keegoisan? haruskah aku terus diam? aku marah, ya benar aku marah aku terhina aku kecewa aku terluka kuputuskan semua ikatan kulepaskan semua asa aku menafikkan ikatan darah itu tapi bukan inginku karna, takkan kupaksakan ia tuk menerima sesuatu yang tak ia yakini keADAannya aku marah, tapi haruskah aku terus mendendam? haruskah aku selalu diam? ku hanya ingin sematkan pesan... Langitku itu adalah milikmu...