Yang Terampas dan Yang Putus, sebuah film pendek yang digagas oleh
kawan-kawan, adik-adik, dan sahabat-sahabat saya di Sastra Indonesia
Unair yang menyematkan nama Ksatria Pena sebagai identitas mereka.
Mereka mempersembahkan film ini pada acara penghormatan dan mengenang
kembali Chairil Anwar di bulan April mendatang. Saya tentu saja tidak
akan membahas apa dan bagaimana isi dan jalan cerita film ini karena
saya sedikit pun belum menyaksikannya. Saya sedikit banyak mengikuti
perjalanan mereka dalam pembuatan film ini, itupun secara tidak
langsung. Mengingat keberadaan saya yang tidak intens di kampus. Tapi di
atas semua itu, saya sangat yakin bahwa film ini merupakan tonggak
dimulainya masa-masa pembuktian bahwa Sastra Indonesia Unair memiliki
generasi-generasi kreatif. Tidak hanya di dunia literasi tapi juga
industri kreatif lainnya.
Lepas dari semua itu, saya, secara pribadi merasa perlu berkaca dan
merenung kembali ketika membaca judul |Yang Terampas dan Yang Putus|...
Ya... Aku merasa menjadi sosok itu. Yang Terampas dan Yang Putus. Banyak
hal yang telah terampas dalam hidupku. Banyak ikatan yang kuputuskan
untuk langkah yang kemudian ku ambil. Menyesalkah aku? Sepertinya tidak.
Paling tidak hingga detik ini aku masih tegak berdiri. Jika kemudiannya
aku nampak menghilang dari semua rutinitas kehidupanku sebelumnya. Itu
semata-mata merupakan konsekuensi dari keputusan yang telah ku ambil.
Banyak hal yang terampas dariku. Mungkin juga bahagia dan senyum. Tapi
tidak dengan HARAPAN.
Chairil, Aku, dan mungkin masih banyak orang-orang di luar sana pasti
juga pernah merasakan menjadi seseorang Yang Terampas dan Yang Putus.
Apapun dan bagaimanapun mereka dan kami. Ada satu hal yang pasti tak
akan mampu dirampas oleh siapapun dari diri kami adalah HARAPAN dan
MIMPI. Karena dengan dua hal itulah langkah-langkah kecil kami dapat
kami tapaki. Meninggalkan segenap lara yang tersisa. Untuk setitik asa
dan bahagia.
|in the middle of the night @ my little room|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
-
Kali ini aku menekuri jejak jejak kenangan kita Tapi kali ini hanya ada aku Kali ini tangan ini tak lagi ada dalam genggaman tanganmu Me...
-
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
No comments:
Post a Comment