Posts

Showing posts from May, 2010

way back into love-- lagu tentangku, tentang jejakku

Image
I've been living with a shadow overhead, I've been sleeping with a cloud above my bed, I've been lonely for so long, Trapped in the past, I just can't seem to move on! I've been hiding all my hopes and dreams away, Just in case I ever need them again someday, I've been setting aside time, To clear a little space in the corners of my mind! [Chorus] All I want to do is find a way back into love. I can't make it true without a way back into love. Oooooh. I've been watching but the stars refuse to shine, I've been searching but I just don't see the signs, I know that it's out there, There's got to be something for my soul somewhere! I've been looking for someone to she'd some light, Not somebody just to get me through the night, I could use some direction, And I'm open to your suggestions. [Chorus] All I want to do is find a way back into love. I can't make it through without a way back into love.

Apakah Catatan Saya Berguna??

Image
Awalnya aku nulis di blog tuh cuma ingin mencurahkan semua yang aku pikirkan, rasakan, dan alami. Aku membebaskan jariku untuk menari dan melahirkan kata-kata. Tanpa beban apapun. Namun belakangan aku mulai tergelitik untuk bertanya-tanya, apakah ada seseorang di sana yang membaca catatan-catatanku ini? Bahkan lebih dari itu, aku bertanya apakah catatan ini memberikan arti pada kehidupan orang lain? Memang blog ini hanya berisi catatan pribadi yang mampu aku jejakkan dalam hidup ini. Bukan blog motivasi yang penuh inspirasi. Aku murni hanya ingin berbagi kisah dan jejak-jejak dalam hidupku. Tapi, diam-diam aku juga berharap ada seseorang atau bahkan banyak orang di luar sana yang membaca catatanku dan menyukainya. Bahkan mungkin mampu memberikan nilai lebih dalam hidup mereka. Saat satu persatu komentar muncul di blogku, sungguh ini memberikan semangatku untuk terus menulis. Meskipun blog ini masih sangat sederhana, tapi aku mulai percaya jauh di luar sana ada orang-orang yang membac

Kisah tentang Keabadian Cinta

Image
Catatan ini lanjutan dari sekelumit kisah tentang Ibu Ainun yang telah dibahas di  catatan sebelumnya . Begitu indahnya kisah tentang sebuah kesetiaan dan keabadian cinta beliau membuat saya tak kuasa membendung jemari saya untuk menulis lagi tentang kisah beliau. Secara pribadi saya selalu terkesima pada kisah-kisah serupa dengan ini, kisah yang menyuguhkan keindahan, keabadian, dan kesetiaan hubungan cinta. Cinta yang hanya akan terputus oleh terpisahnya ruh dari tubuh. Jika banyak kisah itu terkesan tidak nyata dan hanya serupa dongeng pengantar tidur karena berada jauh dari kehidupan saya dan orang kebanyakan. Namun berbeda dengan kisah Ibunda Ainun Habibie, kisah beliau begitu menggetarkan saya, karena beliau ada di sekitar kita. Tidak seperti Layla Majnun, Romeo Juliet, atau Sampek Engtay. Kisah cinta Ibu Ainun dan Bapak Habibie adalah sebuah kisah nyata. Yang dapat kita rasakan keADAannya. Saya tak menemukan padanan kata yang lebih agung bagi keabadian cinta yang terjalin anta

Kesetiaan itu Langka tapi Ada

Image
Kurang lebih satu bulan yang lalu saya menyaksikan ulasan sebuah film di Metro TV. Film itu Hachiko: A Dog's Story. Awalnya saya menyaksikannya sambil lalu, tapi kemudian ada satu komentar dari si presenter yang membuat saya duduk dengan tenang di depan televisi hingga ulasan film itu usai. Kurang lebih komentarnya bahwa film ini bukan hanya film tentang seekor anjing dengan tuannya melainkan kisah tentang kesetiaan abadi. Ulasan itu membuat saya terus bertanya-tanya kapan film itu akan diputar di Indonesia, lebih khusus lagi diputar di Surabaya atau Yogyakarta. Kemudian, saya dapat kabar kalau Hachiko sudah diputar, tapi sayangnya saya tidak menemukan waktu yang pas untuk melihatnya. Baru hari ini itupun setelah meluang-luangkan waktu. Hachiko: A Dog's Story, dibintangi oleh aktor yang memiliki ketampanan "abadi" (sampai tua gitu tetep aja keren) Richard Gere yang berperan sebagai Prof. Parker Wilson serta Joan Allen sebagai Cate Wilson, istri sang profesor. Ki

Pengingat Karya

Image
Catatan ini hanya sekedar untuk mengingatkan tulisanku yang mana aja sih yang dimuat di media. Biar nanti nggak ketuker dan kekirim lagi ke media yang lain. Baru dikit ternyata, tapi lumayanlah. 1. Teriakan Kreatifitas Melly , resensi novel dimuat di Surabaya Post 3 April 2005 2. Miss Hape, Selalu Hilang , cerpen dimuat di Jawa Pos 2 Juni 2008 3. Padang Bintang , cerpen dimuat di Radar Surabaya 13 Juli 2008 4. Tersenyumlah Bidadariku yang Terluka, cerpen dimuat di Jawa Pos 29 Desember 2008 5. Kisah tentang Rintik Hujan dan Anak Payung, cerpen dimuat di Radar Surabaya 24 Mei 2009 6. Perjanjian dengan Imah, cerpen dimuat di Jawa Pos 14 September 2009 7. Surat dari Lokalisasi , cerpen dimuat di Jawa Pos 14 Desember 2009 8. Dalam Hati Saja , cerpen dimuat di Jawa Pos 10 Mei 2010 Ayo nulis lagi dan kirim ke media lainnya masa cuma jago kandang doang. Kapan ya cerpen aku dimuat di media nasional. Pasti bisa. Target tahun ini paling nggak kudu ada dua cerpen aku yang nyempol (kalau

Sang Pembaca Masa Depan itu Pergi

Image
HEBOH !!! Satu kata yang mungkin bisa mewakili pemberitaan hari ini. Bukan karena teroris yang tertangkap, peristiwa kerusuhan di Thailand, kedatangan Obama, atau gonjang ganjing politik. Kehebohan itu karena berita telah berpulangnya Mama Laurent. Wanita berusia senja yang dikenal karena kemahirannya membaca  masa depan. Bukan bermaksud berlebihan, karena memang kehebohan yang terjadi hari ini. Berita meninggalnya Mama Laurent mampu menghipnotis masyarakat, bahkan menyingkirkan berita heboh lainnya. Dari pagi hari televisi yang menayangkan infotainment penuh dengan berita duka ini. Tidak hanya infotainment, TV One yang mengusung jargon News and Sport TV pun menayangkan ulasan berita ini dan menghadirkan beberapa narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Pagi. Bahkan, Metro TV pun turut meramaikan pemberitaan ini dengan menghadirkan ulasan dan review tayangan Mama Laurent yang sempat jadi tamu di acara Kick Andy. Kehadiran Mama Laurent memang lengkap dengan segala kontroversinya. B

Membaca Kamu

Image
Membaca tentang cinta adalah membaca kamu Membaca perihal benci adalah membaca kamu Membaca luka adalah membaca kamu Kamu membuatku menulis berlembar-lembar kisah Kisah yang dulu telah kita jejakkan dan Kamu mampu pula membuatku mengakhiri kisah kita dengan kisah yang membuatku enggan membuka lembar-lembar itu Membaca kamu adalah perjalanan tiada henti karena Membaca kamu adalah membaca kisah kita Membaca kenangan kita Sungguh aku telah enggan membacamu, sayang Membacamu hanya menorehkan air mata yang menggarami lukaku Membacamu, sayang... Membuatku terjerat kisah yang tak berkesudahan Maka, maafkanlah aku sayang Maafkanlah aku yang enggan membacamu lagi Aku lelah dan ku tahu kau pun pasti lelah Membacamu, Membaca kita, Membaca kenangan dan semua itu telah usai

Kisah-kisah Perempuan oleh Perempuan

Image
Gairah penulisan karya sastra kembali bangkit pada di Indonesia dekade ini. Terlebih karya sastra yang berbau perempuan dan feminis. Entah yang memang mempunyai muatan cerita mengenai dunia perempuan atau karya sastra yang dilahirkan dari “rahim” perempuan. Dari negeri sendiri terdapat beberapa nama misalnya Djenar Maesa Ayu dengan karya terbarunya Nayla, Herlinatiens dengan beberapa karya terdahulunya Garis Tepi Seorang Lesbian dan Dejavu, Ayu Utami dengan Saman dan Larung juga beberapa sastrawan lainnya yang semakin hari semakin banyak yang suka membongkar-bongkar dunia perempuan dalam karya-karyanya.  Rupanya fenomena ini dapat dibidik dengan baik oleh Penerbit Jalasutra, yang beberapa terbitannya adalah karya-karya terjemahan, untuk ikut serta menghadirkan dunia perempuan dari sisi dunia yang berbeda, pada buku terbitannya kali ini. Dengan mengusung tematis tentang cerpen perempuan, antologi ini berisikan cerita-cerita mengenai kehidupan perempuan yang ditulis oleh 11 pengarang

Sebuah Fantasi atas Kepedihan Realita

Image
:: Ulasan Potongan Cerita di Kartu Pos karya Agus Noor Di lembar ini saya mencoba sedikit memberikan komentar atau ulasan atas  kumpulan cerpen terbaru dari Agus Noor—Potongan Cerita di Kartu Pos—yang jujur saja karya-karya Agus Noor terdahulu pun belum saya baca. Dengan begitu pengalaman pembacaan saya atas karya-karya Agus Noor sangat kurang. Saya hanya mengandalkan pengalaman pembacaan saya atas karya sastra lain atau pembacaan saya atas hidup.  Satu hal yang pasti saya perhatikan dari sebuah buku adalah sampulnya. Saya tertarik dengan sampul atau cover buku ini. Konsep desain sampul itu sangat menarik. Sederhana namun penuh makna. Itu yang saya tangkap. Mengambil konsep sesuai dengan judulnya, berhubungan dengan kartu pos. Desain sampulnya pun mengadopsi konsep tersebut. Satu daya tarik yang kuat adalah gambar lain di sampul tersebut. Yaitu gambar perempuan “peri” dengan busana hitam yang menengadah menuju cahaya. Saya lantas bertambah penasaran untuk membaca. Karena menurut

senjaku

Image
kembali memeluk senja senja yang memanduku datang ke pantai ini pantai yang pernah kita tinggalkan dalam diam perempuan ini masih sama pantai ini tak berubah senja pun masih setia dengan semburatnya senja dengan sihirnya kembali menelusupkan rasa hangat kehangatan rindu yang senantiasa membiusku membiusku tuk kembali mengingatmu kamu, langit yang memberikanku kasih Langit, mengenangmu tidak dengan airmata mengenangmu tidak dengan luka tapi senja yang hadirkan CINTA

jejak

Image
ada jejak yang tertingggal pada setiap langkah jejak yang menguarkan kerinduan jejak yang isyaratkan luka jejak yang menghadirkan kenangan langkahku tak hanya berpijak pada pasir tepi pantai tapi juga bebatuan di tebing jejak itu tak dapat lagi kuhapus semua layaknya jejak pasir yang seketika hilang disapu ombak sebagian, jejakku terpatri begitu dalam hah, jejak tetap akan menjadi jejak membuatku terjaga tuk melihat kembali sejauh mana langkahku jejak...

Sesederhana Kamu

Image
Kini semua berjalan dengan sederhana Begitu sederhana Layaknya setiap hela nafas yang sealir dalam darahku Bahagiaku sederhana Mimpiku sederhana Asaku sederhana Kesederhanaan itu bernama tawamu, senyummu, bahagiamu...

Aku akan Diam

Image
seribu telunjuk pun mengarah padaku dan mengatakan aku pembohong aku tak jujur aku memfitnah aku akan diam sekuat apapun paksaan menghujamku tuk jujur memberitahukan kebenaran memberikan bukti aku akan diam sehina serendah sekejam semurah apapun kalian menilaiku aku akan diam aku akan diam karena aku tak perlu berbicara apapun melakukan apapun untuk membuktikan apapun kepadamu kepada kalian kepada dunia karena hidup ini milikku karena ini adalah tubuhku karena dia adalah anakku karena kalian bukan Tuhan dan aku bukan malaikat maka aku akan diam

Menjejakkan Kata

Image
::Kumpulan jejak-jejak kata di Facebook:: membisikkan jejak-jejak kata pada angin yang malam ini memaksaku lepas dari ritual senja tadi... jejak-jejak kata yang berharap kan tersampaikan pada dia di tempat hembusan angin ini bermuara... berada di nadir kerinduan yang begitu menyiksa, senja kali ini lagi-lagi memilih airmata sebagai ritual penyambutannya... wajah malaikat itu terus membayang dalam langkahku, bukan maksud tuk menepiskannya jauh dari hidupku, tapi ia begitu suci tuk berkubang dalam lumpur hidupku senja kali ini langit begitu memerah mencabik-cabik kesadaranku tuk tak lagi larut dalam ritual senja yang menyesakkan dengan air mata aku hanya berusaha menyusun perca-perca kisah yang sempat terserak dan kembali merajut dan menyatukannya menjadi lembaran-lembaran jejak kehidupan ayolah... aku bukan monumen yang tak punya rasa kecewa dan dendam, juga bukan toko grosir yang punya stok maaf yang melimpah, aku hanya perempuan yang mencoba berdamai dengan skenari

Cinta Melemahkanku???

Image
Benar aku mencintainya Sangat mencintainya Tapi, kini aku harus mengenyahkan rasa cinta itu Karena cinta telah membuatku lemah... Benarkah itu? Cinta membuatku rela menderita Cinta pula lah yang membuatku rela berkorban apapun termasuk mimpiku Cinta yang membuatku terjebak dalam dilema berkepanjangan... Apa memang semua itu karena cinta? Bukankah cinta seharusnya menguatkan Bukankah cinta seharusnya menyembuhkan Bukankah cinta seharusnya menghadirkan bahagia... Jika ini bukan cinta, lantas apa? Apa yang membuatku lemah? Aku sungguh mencintainya... Sungguh-sungguh cinta Tapi semua menjadi tidak benar jika cinta ini membunuhku Membunuhku perlahan

Aku dan Film -Yang Terampas dan Yang Putus

Image
Yang Terampas dan Yang Putus, sebuah film pendek yang digagas oleh kawan-kawan, adik-adik, dan sahabat-sahabat saya di Sastra Indonesia Unair yang menyematkan nama Ksatria Pena sebagai identitas mereka. Mereka mempersembahkan film ini pada acara penghormatan dan mengenang kembali Chairil Anwar di bulan April mendatang. Saya tentu saja tidak akan membahas apa dan bagaimana isi dan jalan cerita film ini karena saya sedikit pun belum menyaksikannya. Saya sedikit banyak mengikuti perjalanan mereka dalam pembuatan film ini, itupun secara tidak langsung. Mengingat keberadaan saya yang tidak intens di kampus. Tapi di atas semua itu, saya sangat yakin bahwa film ini merupakan tonggak dimulainya masa-masa pembuktian bahwa Sastra Indonesia Unair memiliki generasi-generasi kreatif. Tidak hanya di dunia literasi tapi juga industri kreatif lainnya. Lepas dari semua itu, saya, secara pribadi merasa perlu berkaca dan merenung kembali ketika membaca judul |Yang Terampas dan Yang Putus|.

Perempuanmu yang Kucinta

Image
dia sinari langkahku layaknya mentari di kala pagi dia damaikan jiwaku serupa senja di penghujung hari dialah malaikat terindah yang tercipta untukku ingin ku merengkuhnya tuk jadi milikku takkan lepaskannya meski sejenak tahukah kau betapa ku mencintanya tahukah kau betapa ku memujanya jika saja kau bukan sahabatku jika saja dia bukan yang kau cinta ku relakan malaikatku terbang bersamamu cintamu kan bahagiakannya untukku rengkuhanmu kan lindunginya atas namaku malaikatku adalah perempuanmu perempuanmu yang kucinta