::Kumpulan jejak-jejak kata di Facebook::
membisikkan jejak-jejak kata pada angin yang malam ini memaksaku lepas
dari ritual senja tadi... jejak-jejak kata yang berharap kan
tersampaikan pada dia di tempat hembusan angin ini bermuara...
berada di nadir kerinduan yang begitu menyiksa, senja kali ini lagi-lagi
memilih airmata sebagai ritual penyambutannya... wajah malaikat itu
terus membayang dalam langkahku, bukan maksud tuk menepiskannya jauh
dari hidupku, tapi ia begitu suci tuk berkubang dalam lumpur hidupku
senja kali ini langit begitu memerah mencabik-cabik kesadaranku tuk tak
lagi larut dalam ritual senja yang menyesakkan dengan air mata
aku hanya berusaha menyusun perca-perca kisah yang sempat terserak dan
kembali merajut dan menyatukannya menjadi lembaran-lembaran jejak
kehidupan
ayolah... aku bukan monumen yang tak punya rasa kecewa dan dendam, juga
bukan toko grosir yang punya stok maaf yang melimpah, aku hanya
perempuan yang mencoba berdamai dengan skenario hidup ini...
senja tadi aku berusaha mencari seberkas kenangan indah di kota ini,
tapi sayangnya yang ketemukan adalah jejak-jejak luka yang hanya membawa
airmata... ini yang membuatku jengah berada di kota ini...
jemariku kehilangan alur tariannya... kata-kata terlahir tak selancar
malam-malam sebelumnya... apa harus kupaksakan mereka menari malam ini
ataukah kubiarkan saja malam memeluk mereka dalam kedamaian
alasan dari semua skenario kehidupan dan perjalanan ini adalah karena
aku mencintaimu, tak ada setitik pun keraguan dan penyesalan karenanya
perjalananku akan selalu menjadi koma, menunggu untuk terus dijejaki
oleh kisah-kisah, akan selalu menjadi koma, koma, karena aku takkan
pernah berhenti, mungkin sedikit memberi jeda, tapi bukan titik, hanya
koma
Rindu, amat sangat rindu, ingin selalu berada di sisimu... setiap
detiknya begitu menyiksa... satu-satunya cara menepis kerinduan ini
hanya dengan menarikan jemari, menjejakkan kata, menyibukkan diri dengan
merampungkan semua yang tertunda... Bukan bermaksud tuk menepiskanmu
dari langkahku, hanya menunggu waktu yang t...epat, agar ku bisa
memilikimu selamanya, tanpa segan, malu, takut, dan airmata
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
-
Awalnya aku nulis di blog tuh cuma ingin mencurahkan semua yang aku pikirkan, rasakan, dan alami. Aku membebaskan jariku untuk menari dan me...
-
Catatan ini hanya sekedar untuk mengingatkan tulisanku yang mana aja sih yang dimuat di media. Biar nanti nggak ketuker dan kekirim lagi ke ...
No comments:
Post a Comment