--Surat Cinta ‘tuk Langitku-- LOMBA “SURAT UNTUKMU, NAK. DARI CALON IBUMU/AYAHMU.”
Assalamuallaikum
nak...
Tak
terasa ya, sudah hampir 28 minggu kita bersama. Langit pasti sudah mengenal
pasti setiap debaran jantung Bunda, desir nafas Bunda, dan juga suara Bunda,
bukan? Seperti Bunda yang sudah begitu mengenal setiap gerakanmu Nak.
Calon
buah hati Bunda tersayang, Langit Bunda...
Sejak
detik pertama Bunda menyadari dan mengetahui Langit telah bersemayam di rahim
Bunda. Bunda telah yakin semua telah berubah, nak. Terlebih saat pertama kali
merasakan detak jantungmu sedetak denganku. Hidup Bunda telah berubah, nak.
Kehadiranmu merubah semua cara Bunda di dunia. Cara Bunda memandang kehidupan.
Cara Bunda menghadapi setiap masalah. Cara Bunda menghapus benci dan dendam. Cara
Bunda berkompromi dengan keadaan. Cara Bunda menerimamu dengan ikhlas.
Langit
Bunda tersayang...
Pasti
Langit bingung ya, mengapa Bunda memanggilmu dengan nama Langit. Langit
memiliki sejarah panjang dalam hidup Bunda, nak. Sejarah antara Bunda dan Ayahmu.
Kelak Bunda pasti ceritakan padamu. Untuk sekarang cukuplah Langit tahu, jika
nama Langit itu begitu berarti bagi Bunda. Selain itu, nama Langit sudah Bunda
sematkan padamu sejak bulan pertama Langit ada di rahim Bunda, nak. Bunda
memilih nama Langit juga karena pada saat itu Bunda tidak tahu kelak Langit,
buah hati Bunda tersayang ini, laki-laki atau perempuan. Nama Langit kan
universal. Hehhehehe. Alhamdulillah sekarang Bunda akhirnya mengetahui kalau Langit
Insyaallah akan terlahir laki-laki. Jadinya nama Langit tidak akan terkesan
aneh jika tersemat untukmu.
Buah
hati Bunda yang Insyaallah akan menjadi sumber kebahagiaan semua orang...
Nak,
Bunda selalu bersyukur kepada Allah SWT
karena tlah memilih Bunda yang akan melahirkanmu ke dunia. Sungguh, tak sedikit
pun penyesalan Bunda rasakan sejak awal. Meskipun, Bunda tahu akan sangat berat
menanti kehadiranmu seorang diri.
Maafkan
Bunda ya, nak. Jika kelak Langit terlahir ke dunia tidak dengan keriuhan sukacita
dan adzan yang menggema dari Ayahmu. Karena kita hanya akan berdua nak, mungkin
juga bersama Bidan. Tapi Bunda berjanji akan menyuarakan adzan di telingamu. Doa-doa
Bunda akan selalu terlafadz atas namamu.
Maafkan
Bunda, nak. Karena sejak awal kehadiranmu, Bunda sekuat tenaga mempertahankanmu
di tengah banyak penolakan, termasuk Ayahmu. Maaf, bukan bermaksud membuatmu
membenci Ayahmu. Langit harus tetap menghormatinya kelak, apapun yang terjadi.
Bunda hanya memiliki satu permintaan, tolong jangan benci Bunda karena semua
kisah ini.
Bunda
hanya ingin Langit tahu, Langit begitu berarti bagi Bunda. Tak sedikitpun
niatan Bunda untuk menghilangkan kesempatanmu untuk terlahir di dunia. Meskipun
terasa mustahil dilakukan di awal Bunda memilikimu. Namun, kekuatan itu selalu
muncul di setiap doa dan sujud Bunda. Setiap gerakanmu, detak jantungmu, dan
tubuhmu yang kian membesar di rahim Bunda terus menguatkan Bunda. Sejak saat
itu Bunda berjanji akan menghujani dengan limpahan kasih sayang dan doa, bahkan
sejak kau belum terlahir di dunia.
Nak,
Insyaallah
9-10 minggu lagi kita akan berjumpa. Selama ini kita sudah menjadi tim yang
hebat ya, nak. Langit selalu menamani dan menyemangati Bunda setiap saat.
Langit masih ingat kan, waktu Bunda harus menyelesaikan pekerjaan Bunda, terus
Bunda mual-mual, mual Bunda hilang waktu kita selesai berbincang. Rupanya anak
Bunda ini sudah pintar menarik perhatian Bunda. Langit itu alasan Bunda untuk
bertahan nak. Kita akan selalu menjadi tim yang hebat, kan sayang? Juga saat
nanti Langit sudah terlahir, kita harus tetap menjadi tim yang hebat.
Bunda
sudah tidak sabar menunggu kehadiranmu, Nak. Ingin sekali segera mendekapmu dan
mengusapi kepala mungilmu. Bunda berjanji seberat apapun perjalanan kita nanti,
air mata Bunda tidak akan pernah menetes di hadapanmu. Hanya akan ada senyum
Bunda yang menemani langkahmu setiap saat.
Langit,
buah hati Bunda tersayang...
Cinta
Bunda kepadamu adalah bentuk kecintaan Bunda pada Allah SWT. Bunda selalu
percaya, jika saat Allah mempercayakanmu pada Bunda, itu semua karena kecintaan
Allah pada Bunda. Doa Bunda selalu adalah agar kamu kelak menjadi anak yang
sholeh, mencintai agamamu, menjadi anak yang cerdas, menjadi anak yang selalu
menyayangi orang lain dengan tulus dan jauh dari kebencian serta dendam. Bunda
sepenuhnya sadar, Langit hanya titipan Allah pada Bunda. Karena itu Bunda tidak
pernah mau mengecewakan Allah. Bunda akan berusaha sekuat mungkin untuk
memberikan yang terbaik untukmu, nak. Karena Langit adalah amanah yang harus
Bunda jaga.
Anakku
tersayang,
Nak,
beberapa minggu lagi kita akan bersua. Sampai pada saat itu tiba, baik-baiklah
di rahim Bunda. Kita adalah tim yang hebat, bukan. Langit dan Bunda akan saling
menguatkan. Bunda tahu, Langit sangat menyayangi Bunda karena itu kita harus
mengerjakan bagian kita masing-masing ya, nak. Tenang-tenanglah Langit di dalam
sana dan Bunda akan mengerjakan bagian Bunda, menghujanimu dengan doa, menyiapkan
kelahiranmu sebaik mungkin, memberikan makanan-makanan sehat untukmu, dan masih
banyak tugas Bunda lainnya. Selalu kuatkan Bunda, ya nak.
Kamu
pasti sudah bosan membaca surat Bunda yang panjang ini. Apa? Kamu tidak
bosan... Heheheh... Bunda cukupkan surat ini sampai di sini. Nanti, Bunda akan
menyapamu kembali dan akan lebih banyak kisah dan kata yang akan Bunda
sampaikan. Bunda selalu menyayangimu nak. Bunda akan selalu melindungi dan
mengusahakan yang terbaik untukmu, Langitnya Bunda.
Wassalamuallaikum
wr. wb.
Baik-baik
di sana ya, nak.
Comments