Terengah dan Menyerah
Titik itu tak pernah berubah
tetap kokoh di sana
bahkan ketika beribu jalan telah habis dititi
nafas masih memburu
Bagai pelari olimpiade
aku terus memacu kecepatan
menarikan ritmenya
tapi tetap saja tak berubah
titik itu masih di sana,
dan aku tak pernah sampai
aku terengah
lagi
terus
tak usai
dan titik itu tetap di sana
dengan jarak yang sama
saat nafasku masih utuh
aku menyerah
untuk terengah
aku menyerah
itu saja...
Surabaya, Oktober 2014
Gambar diambil di sini |
Comments