lagi, tentang sebuah kehilangan...

Kita tak akan pernah siap atas sebuah kehilangan, perpisahan, kematian, atau apapun namanya.
Padahal sesungguhnya, ia, aku, kamu, kita semua sadar tak ada yang pernah abadi di atas dunia ini
selain Sang Pencipta...

Sebenarnya aku benci menuliskan lagi tentang sebuah kehilangan. Mungkin karena aku, dalam hidupku, banyak mengalami kehilangan. Tapi, entah mengapa kali ini aku tergerak untuk menuliskan kisah ini. Kisah penantian panjang seorang perempuan yang ingin kembali melahirkan kehidupan dari rahimnya. Untuk menemani hari-harinya yang jauh dari sang lelaki.

Perempuan ini memilih untuk menikahi laki-laki yang kemungkinan akan lebih banyak menghabiskan waktunya di lautan daripada bersamanya. Tak ada yang salah dengan perjodohan ini. Karena memang takdir telah mempertemukan mereka. Kehidupan berjalan penuh dinamika. Meskipun satu sama lain jarang bersua raga, tak sebutir kesetiaan dan kepercayaan luntur dari keduanya.

Tak ada konflik berarti, hingga... peristiwa kemarin. Sang perempuan kehilangan janin dalam rahimnya. Janin yang diharapkan lahir sebagai buah hati yang mereka idamkan. Kabar itupun sampai ke negeri seberang, di telinga sang lelaki. Lelaki yang nampak tangguh tak tergoyahkan, akhirnya luruh juga. Ia menangis... dan kami pun larut dalam sedih.


Tak satupun dari kami siap dengan kehilangan ini.
Pun denganku
Mungkin, jika sang janin itu tak sempat terlahir...
Itu satu cara agar kesuciannya terjaga....


Comments

Popular posts from this blog

Aku dan Hujan

Apakah Catatan Saya Berguna??

Ukiran Sebuah Pertemuan