19 Juli 2010 15:00
Kita bertemu di sebuah persimpangan jalan
Di depan stasiun tua di kota itu
Saling memandang sejenak kemudian tersenyum satu sama lain
Mengendarai motor tua, kita berdua berbincang dalam keheningan
Perbincangan yang muncul dari tautan tangan yang tak terlepas sesaat pun
Diam yang canggung
19 Juli 2010 15:30
Kita tiba di gazebo budaya
Tempat bertahun-tahun lalu kita mulai sebuah kisah
Kisah tentang kita
Kisah tentang langit dan bintang
Di gazebo budaya ini kita berbincang tentang banyak hal
Tentang kegilaan usia muda yang tiba-tiba muncul
Kegilaan untuk lari dari semua problematika
Kegilaan untuk dapat tertawa saja
Hanya berdua
19 Juli 2010 18:00
Senja ini, kita berdua
Di atas motor butut
Dengan sedikit rencana gila yang tersisa di kepala
Dengan sedikit keberanian untuk lari dari riuhnya kehidupan
Bergantian kita memacu motor butut ini dengan kecepatan tinggi
Saling mendekap
Saling bertautan tangan
Karena kita tak lagi punya waktu dan ruang untuk bersama
Karena kita kehilangan alasan untuk bersama
Senja ini, aku menyambutnya bersamamu
Di atas motor tua
Di antara hempasan angin jalanan yang makin menggila
Senja ini kita bersama
Hanya ada aku dan kamu
Langit dan Bintang
Mencari sisa bahagia yang mungkin masih tersisa
Jauh dari dunia kita
19 Juli 2010 19:00
Udara begitu dingin
Angin begitu kencang
Tapi kita masih tetap hangat
Hangat dengan canda dan tawa
Hangat, karena...
tautan itu
dekapan itu
tak terlepas sedikit pun
Hanya kita yang tahu
Ke mana motor tua ini akan membawa kita
Tempat yang sudah terekam
pada memori kenangan kita masing-masing
19 Juli 2010 21:00
Kita sampai di tempat di mana kita bebas menjadi diri kita
Tanpa penghakiman
Tanpa tekanan
Kita dirikan istana kecil kita
Bersama memandang langit
Menghitung gemerlap bintang tersisa
Ditemani suara desir angin pegunungan
dan dentuman musik nostalgia di desa sebelah
Aku dan kamu mengurai kembali mimpi yang mungkin masih tersisa
Mencari sedikit saja bahagia di antara setumpuk luka yang pernah
tercipta
Kita sama-sama tak berkata cinta
Karena cinta memang tidak untuk dikatakan, bukan?
Kita tak pula bicara tentang ikatan
Karena ikatan tak cukup mampu membuat kita bersatu
Kita bicara tentang kita yang ada di malam itu
Melupakan semua yang ada jauh di sana
Malam itu hanya ada aku dan kamu
Gemerlap lampu kota di bawah sana
Serta gemintang di langit
Berdua kita meyibak malam dan menyambut pagi
20 Juli 2010 05:00
Menyambut surya
Menantang angin gunung
Kita berdua tersenyum dengan tangan saling bertaut
Tak peduli dengan pandang sinis dan cibir mereka
Meninggalkan mimpi semalam yang telah terukir
Siap dengan dunia nyata yang slalu tak lebih indah
Masih ada sisa senyum dan bahagia
Menyemburat di wajah kita
Tapi, entah mengapa
Ada pula semburat kecemasan
Kecemasan
Karena semua akan segera berakhir
Karena mungkin tak akan ada lagi kebersamaan seindah kemarin
20 Juli 2010 09:00
Kekalutan pikiran masing-masing
Membuat kita pagi ini lebih banyak diam
Tak ada lagi mimpi yang dikisahkan
Tak ada lagi ceria yang dihadirkan
Yang ada hanya diskusi
Diskusi tentang kehidupan
Diskusi tentang kita
Setelah semalaman kita terus lari dari realita
Membangun istana semua kebahagiaan
Pagi ini kita kembali dihadapkan pada tamparan realita
Yang membuat kita harus terjaga dari mimpi yang sempat kita bincangkan
semalam
20 Juli 2010 11:00
Kita masih ada di atas motor tua ini
Masih menantang angin yang berhembus kencang
Masih saling menautkan tangan
Tapi mengetahui bahwa kita akan kembali ke kota itu
Membuatku takut, sayang
Sangat takut...
Ketakutan atas sebuah kata kehilangan
Ketakutan yang muncul kembali, setelah sekian lama
20 Juli 2010 13:00
Motor tua ini kembali membawa kita ke persimpangan jalan itu
Di depan stasiun tua
Kita harus kembali pada kenyataan
Kita saling menatap
Aku ingin segera pergi dari hadapmu, sayang
Karena aku tak bisa lama lagi menahan air mata
Aku tak mau kau melihatku menangis
Tapi kamu terus menahan tanganku
Meminta penjelasan
Mengapa sedikit saja kamu tak pahami
Kamu yang kembali ciptakan luka itu
Aku akan selalu menjadi rumah untukmu pulang dari semua kepenatan,
sayang
Aku tahu aku tak bisa menuntut yang lebih dari itu
Karena aku tahu ikatan itu tak pernah ada
Meskipun ada sedikit rasa yang tertinggal
Yang terus menuntut untuk terus dimaknai
Aku harus terus berterima
Untuk melepasmu pergi
dan menerimamu kembali
Kapanpun...
Aku memilih pergi
Meninggalkanmu di stasiun tua itu
Karena sungguh aku tak sanggup melihat punggungmu yang meninggalkanku
Aku memilih pergi
dan menyimpan air mataku sendiri
Tanyakan padaku apa artinya mencintai tanpa pamrih, maka aku akan
berikanmu berlarat-larat kisah yang entah akan berakhir kapan...
Wednesday, July 21, 2010
Sunday, July 18, 2010
Mencari Jejak Gerimis di Batas Senja ini
senja ini
kembali aku terdiam di sudut perbatasan kota
di tepi jalanan berkelok
duduk ditemani segelas wedang
menghadap titik-titik bangunan kota jauh di depan sana
sendiri
hujan baru saja mampir ke bumi
bau tanah yang basah
udara yang semakin dingin karna kabut yang mulai turun
aku sendiri menanti senja
aku mencari jejak gerimis
tapi tak kutemukan
dingin...
sendiri...
senja di perbatasan kota ini begitu sepi
aku berharap temukan sepenggal jejak yang ditinggalkan hujan sore itu
tapi yang kutemukan hanya aroma tanah basah
aroma yang melengkapi kehangatan wedangku
aroma yang menemaniku dalam dingin
senja ini aku menyambut senjaku
sendiri
bahkan tanpa jejak gerimis sore tadi
Batu, 160710
kembali aku terdiam di sudut perbatasan kota
di tepi jalanan berkelok
duduk ditemani segelas wedang
menghadap titik-titik bangunan kota jauh di depan sana
sendiri
hujan baru saja mampir ke bumi
bau tanah yang basah
udara yang semakin dingin karna kabut yang mulai turun
aku sendiri menanti senja
aku mencari jejak gerimis
tapi tak kutemukan
dingin...
sendiri...
senja di perbatasan kota ini begitu sepi
aku berharap temukan sepenggal jejak yang ditinggalkan hujan sore itu
tapi yang kutemukan hanya aroma tanah basah
aroma yang melengkapi kehangatan wedangku
aroma yang menemaniku dalam dingin
senja ini aku menyambut senjaku
sendiri
bahkan tanpa jejak gerimis sore tadi
Batu, 160710
Tuesday, July 13, 2010
cintaku sederhana
semalam kau bertanya padaku
"mengapa ku masih mau bertemu denganmu, orang yang selama ini melukaiku"
tak kutemukan jawaban yg tepat untukmu
tapi memang begitulah adanya cintaku
laksana bintang yang tlah redup sinarnya di antara gemintang yang lain pada hamparan langit
yg nampak hanya langit yang bersanding dengan gemintang yg lebih terang
bukan berarti sang bintang itu hilang dan tinggalkan langitnya
aku mencintaimu dengan setulus-tulusnya cinta
cinta yang sederhana namun rumit tuk diurai
ku coba tuk ikuti alur yang diciptakan tuk kita
alur rasa
alur cinta
cintaku sederhana
cinta yang tak butuh alasan
cinta yang tak butuh kata-kata pembenar
dan jika kuterima kau kembali
tanpa dendam dan amarah
itu karena ku cinta
dan jika aku bersedia menyediakan pundakku
untukmu bersandar saat kau lelah
setiap saat
itu karena ku cinta
pun jika nanti aku rela melepas kau pergi
tuk pergi dan bahagia
itu juga karena ku cinta
sederhana bukan??
cintaku sederhana
sangat sederhana
sesederhana kesetian bintang pada langitnya
sesederhana kepercayaan air pada kelok-kelok sungai yang membawanya ke samudera
sesederhana itu...
...
Surabaya, menjelang pergantian hari, 060710
"mengapa ku masih mau bertemu denganmu, orang yang selama ini melukaiku"
tak kutemukan jawaban yg tepat untukmu
tapi memang begitulah adanya cintaku
laksana bintang yang tlah redup sinarnya di antara gemintang yang lain pada hamparan langit
yg nampak hanya langit yang bersanding dengan gemintang yg lebih terang
bukan berarti sang bintang itu hilang dan tinggalkan langitnya
aku mencintaimu dengan setulus-tulusnya cinta
cinta yang sederhana namun rumit tuk diurai
ku coba tuk ikuti alur yang diciptakan tuk kita
alur rasa
alur cinta
cintaku sederhana
cinta yang tak butuh alasan
cinta yang tak butuh kata-kata pembenar
dan jika kuterima kau kembali
tanpa dendam dan amarah
itu karena ku cinta
dan jika aku bersedia menyediakan pundakku
untukmu bersandar saat kau lelah
setiap saat
itu karena ku cinta
pun jika nanti aku rela melepas kau pergi
tuk pergi dan bahagia
itu juga karena ku cinta
sederhana bukan??
cintaku sederhana
sangat sederhana
sesederhana kesetian bintang pada langitnya
sesederhana kepercayaan air pada kelok-kelok sungai yang membawanya ke samudera
sesederhana itu...
...
Surabaya, menjelang pergantian hari, 060710
kita?
tolong bantu aku membaca semua sikapmu
tolong bantu aku memaknakan hubungan kita
entah ikatan apa ini, yang selalu membuatku berusaha untuk selalu ada untukmu
entah rasa apa yang kau miliki, saat kau berkata "aku butuh seseorang" dan kau memilihku tuk temanimu
entah terbuat dari apa hatiku ini, ketika genggaman tangan itu kembali terisi, ketika kau luruh mendekapku erat, ketika kecupan itu jatuh di kedua pelupuk mataku yang tlah penuh dengan bulir-bulir
meski semuanya hanya sejenak
tolong bantu aku memaknakan hubungan kita
entah ikatan apa ini, yang selalu membuatku berusaha untuk selalu ada untukmu
entah rasa apa yang kau miliki, saat kau berkata "aku butuh seseorang" dan kau memilihku tuk temanimu
entah terbuat dari apa hatiku ini, ketika genggaman tangan itu kembali terisi, ketika kau luruh mendekapku erat, ketika kecupan itu jatuh di kedua pelupuk mataku yang tlah penuh dengan bulir-bulir
meski semuanya hanya sejenak
satu
hanya ada satu rasa
hanya ada satu hati
hanya ada satu cinta
hanya ada satu diri
hanya satu untuk yang satu
titik
itu saja
hanya ada satu hati
hanya ada satu cinta
hanya ada satu diri
hanya satu untuk yang satu
titik
itu saja
No Title : Just Need a Shoulder to Cry On
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang tak terus mencerca dengan pertanyaan
yang tak lantas menuding ketika kekhilafan datang
yang menyediakan bahunya untuk meletakkan segala beban dan air mata
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang selalu ada
untuk menguatkan
yang selalu ada di saat-saat terpuruk
tangis yang terus luruh
di jeda oleh tawa sejenak
namun kembali luruh
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang mengisi genggaman tanganku
aku lelah berjalan sendiri
lelah
sangat lelah
aku menunggumu sahabat
yang tak terus mencerca dengan pertanyaan
yang tak lantas menuding ketika kekhilafan datang
yang menyediakan bahunya untuk meletakkan segala beban dan air mata
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang selalu ada
untuk menguatkan
yang selalu ada di saat-saat terpuruk
tangis yang terus luruh
di jeda oleh tawa sejenak
namun kembali luruh
ingin benar-benar memiliki sahabat
yang mengisi genggaman tanganku
aku lelah berjalan sendiri
lelah
sangat lelah
aku menunggumu sahabat
Sebuah Malam Penuh Tawa
membelah malam
saat penat itu datang
tubuh dan imaji tak lagi dapat mengelak
lantas kita bertemu
untuk kesekian kali
sekali lagi tawa itu hadir
membelah malam
bercakap ringan tentang apapun
tapi bukan tentang cinta
bukan pula tentang luka
apalagi kenangan
di atas jembatan
bersandar di trotoar jalan
semangkuk mie dan minuman
entah mengapa....
kamu selalu berhasil membuatku tertawa
kamu selalu berhasil menghapus luka
entah mengapa...
aku tak pernah bisa benar-benar menabur benci padamu
entah kapan kita akan tertawa lagi
di jembatan ini atau jembatan lain
jembatan yang kembali mempertemukan kita
kita meng-ada tidak dalam kenangan
kita menjejak pada bumi yang penuh permaafan
malam itu kita membelah malam dengan tawa
kemudian kita kembali berpisah jalan
tak ku tahu apa tawa itu masih ada padamu
tapi, buatku...
tawa itu lenyap
seiring semakin jauh aku memandang punggungmu
yang makin lenyap di antara kegelapan
tawa itu berganti kemuraman
kemuraman yang semakin membuat malam ini begitu kelam....
kamu selalu berhasil membuatku tertawa
tapi entah mengapa...
kamu juga selalu berhasil membuatku menangis...
sebuah malam penuh tawa, Jembatan Merr Surabaya, 220610
aa' & neng
saat penat itu datang
tubuh dan imaji tak lagi dapat mengelak
lantas kita bertemu
untuk kesekian kali
sekali lagi tawa itu hadir
membelah malam
bercakap ringan tentang apapun
tapi bukan tentang cinta
bukan pula tentang luka
apalagi kenangan
di atas jembatan
bersandar di trotoar jalan
semangkuk mie dan minuman
entah mengapa....
kamu selalu berhasil membuatku tertawa
kamu selalu berhasil menghapus luka
entah mengapa...
aku tak pernah bisa benar-benar menabur benci padamu
entah kapan kita akan tertawa lagi
di jembatan ini atau jembatan lain
jembatan yang kembali mempertemukan kita
kita meng-ada tidak dalam kenangan
kita menjejak pada bumi yang penuh permaafan
malam itu kita membelah malam dengan tawa
kemudian kita kembali berpisah jalan
tak ku tahu apa tawa itu masih ada padamu
tapi, buatku...
tawa itu lenyap
seiring semakin jauh aku memandang punggungmu
yang makin lenyap di antara kegelapan
tawa itu berganti kemuraman
kemuraman yang semakin membuat malam ini begitu kelam....
kamu selalu berhasil membuatku tertawa
tapi entah mengapa...
kamu juga selalu berhasil membuatku menangis...
sebuah malam penuh tawa, Jembatan Merr Surabaya, 220610
aa' & neng
3 jam, membelah lautan, berdua dalam tawa
kita bertemu di jalanan ini
sebagai dua orang yang canggung
setelah semua perjalanan kita yang berbeda
di antara semua kebisuan di antara kita
amarah
benci
kesalahpahaman
waktu kembali mempertemukan kita
berjalan di jalanan yang sama
berdua
di atas motor
bercerita banyak hal
tertawa
berdua kita susuri jalanan itu
membelah lautan
terpaan angin di atas jembatan itu
meniadakan kenangan buruk di antara kita
waktu kembali pertemukan kita
sebagai dua orang yang saling ada
sebagai dua orang yang saling menguatkan
tapi bukan dua orang yang saling mencinta
karena jejak langkah tlah memisahkan kita
3 jam kita bersama
menyusuri lautan dengan berjuta kisah dan tawa
3 jam kita bersama
saling menguatkan dengan bertautan tangan
3 jam kita bersama
sebagai sahabat
bukan kekasih
hanya 3 jam...
kita memang takkan pernah bisa sama lagi
seperti dulu
bukan sebagai kekasih yang akan selalu ada untuk mencintai
tapi sebagai sahabat
sahabat yang selalu ada untuk menguatkan (semoga)
sebagai sahabat demi satu kehidupan yang hadir di antara kita...
3 jam, membelah lautan, berdua dalam tawa...
sudah cukup untukku
begitu saja sudah cukup
aku takkan menuntut ikatan apapun
aku takkan meminta selembar surat dan kata "sah"
aku takkan berharap kata cinta
aku takkan mengharap semua yang tak mungkin ada di antara kita
harapanku hanya sederhana
sesederhana hamparan langit yang menyadari keberadaan bintang yang sinarnya telah redup
di antara gemintangnya yang lain
sesederhana kau tahu bahwa ada aku dan langit dalam jejak hidupmu
itu saja... cukup itu saja... hanya sekedar kau tahu
Suramadu 210610
untuk laki-lakiku yang kini sahabatku : AS
sebagai dua orang yang canggung
setelah semua perjalanan kita yang berbeda
di antara semua kebisuan di antara kita
amarah
benci
kesalahpahaman
waktu kembali mempertemukan kita
berjalan di jalanan yang sama
berdua
di atas motor
bercerita banyak hal
tertawa
berdua kita susuri jalanan itu
membelah lautan
terpaan angin di atas jembatan itu
meniadakan kenangan buruk di antara kita
waktu kembali pertemukan kita
sebagai dua orang yang saling ada
sebagai dua orang yang saling menguatkan
tapi bukan dua orang yang saling mencinta
karena jejak langkah tlah memisahkan kita
3 jam kita bersama
menyusuri lautan dengan berjuta kisah dan tawa
3 jam kita bersama
saling menguatkan dengan bertautan tangan
3 jam kita bersama
sebagai sahabat
bukan kekasih
hanya 3 jam...
kita memang takkan pernah bisa sama lagi
seperti dulu
bukan sebagai kekasih yang akan selalu ada untuk mencintai
tapi sebagai sahabat
sahabat yang selalu ada untuk menguatkan (semoga)
sebagai sahabat demi satu kehidupan yang hadir di antara kita...
3 jam, membelah lautan, berdua dalam tawa...
sudah cukup untukku
begitu saja sudah cukup
aku takkan menuntut ikatan apapun
aku takkan meminta selembar surat dan kata "sah"
aku takkan berharap kata cinta
aku takkan mengharap semua yang tak mungkin ada di antara kita
harapanku hanya sederhana
sesederhana hamparan langit yang menyadari keberadaan bintang yang sinarnya telah redup
di antara gemintangnya yang lain
sesederhana kau tahu bahwa ada aku dan langit dalam jejak hidupmu
itu saja... cukup itu saja... hanya sekedar kau tahu
Suramadu 210610
untuk laki-lakiku yang kini sahabatku : AS
satu nama
ada satu nama
satu nama
yang kan terus terpatri dalam jejak langkahku
satu nama
bukan karena ia menjejakkan senyuman
bukan karena ia meninggalkan kenangan indah
tapi karna
satu nama itu
melahirkan kebencian yang sangat
menjejakkan dendam tak berkesudahan
bukan bermaksud memelihara kebencian dan dendam
tapi nama itu meninggalkan jejak
yang meskipun ingin aku lupakan
jejak itu terus menanahkan luka...
salahku karena mengijinkannya menjejak dalam kisahku
salahku karena tak kuasa menghapus jejaknya
salahku juga karena selalu diam
diam membuat aku terus terluka
dan nama itu terus melenggang tenang dalam langkahnya
ada satu nama
nama yang mengisyaratkan kebencian yang sangat
nama yang mengisyaratkan keegoisannya
nama yang mengisyaratkan kepengecutannya
nama yang akan terus membuatku menghujamkan dendam padanya
satu nama itu adalah....
satu nama
yang kan terus terpatri dalam jejak langkahku
satu nama
bukan karena ia menjejakkan senyuman
bukan karena ia meninggalkan kenangan indah
tapi karna
satu nama itu
melahirkan kebencian yang sangat
menjejakkan dendam tak berkesudahan
bukan bermaksud memelihara kebencian dan dendam
tapi nama itu meninggalkan jejak
yang meskipun ingin aku lupakan
jejak itu terus menanahkan luka...
salahku karena mengijinkannya menjejak dalam kisahku
salahku karena tak kuasa menghapus jejaknya
salahku juga karena selalu diam
diam membuat aku terus terluka
dan nama itu terus melenggang tenang dalam langkahnya
ada satu nama
nama yang mengisyaratkan kebencian yang sangat
nama yang mengisyaratkan keegoisannya
nama yang mengisyaratkan kepengecutannya
nama yang akan terus membuatku menghujamkan dendam padanya
satu nama itu adalah....
sekedar catatan
lemah...
adalah saat kutunjukkan kelemahanku
kuat...
adalah saat aku tetap tersenyum menyambut segala luka dan masalah
ikhlas...
adalah saat aku mampu berdamai dengan semua ketidaknyamanan
aku bukan siapa-siapa
aku hanya perempuan yang terus belajar memaknai semua itu
terkadang aku lelah
ingin segera rasakan tercerabut dari dunia yang terkutuk ini
aku lelah terus bertopeng
adalah saat kutunjukkan kelemahanku
kuat...
adalah saat aku tetap tersenyum menyambut segala luka dan masalah
ikhlas...
adalah saat aku mampu berdamai dengan semua ketidaknyamanan
aku bukan siapa-siapa
aku hanya perempuan yang terus belajar memaknai semua itu
terkadang aku lelah
ingin segera rasakan tercerabut dari dunia yang terkutuk ini
aku lelah terus bertopeng
haruskah?
haruskah aku terus lari dan sembunyi?
haruskah aku terus larut dalam keegoisan?
haruskah aku terus diam?
aku marah, ya benar aku marah
aku terhina
aku kecewa
aku terluka
kuputuskan semua ikatan
kulepaskan semua asa
aku menafikkan ikatan darah itu
tapi bukan inginku
karna, takkan kupaksakan ia tuk menerima sesuatu yang tak ia yakini keADAannya
aku marah, tapi haruskah aku terus mendendam?
haruskah aku selalu diam?
ku hanya ingin sematkan pesan...
Langitku itu adalah milikmu...
haruskah aku terus larut dalam keegoisan?
haruskah aku terus diam?
aku marah, ya benar aku marah
aku terhina
aku kecewa
aku terluka
kuputuskan semua ikatan
kulepaskan semua asa
aku menafikkan ikatan darah itu
tapi bukan inginku
karna, takkan kupaksakan ia tuk menerima sesuatu yang tak ia yakini keADAannya
aku marah, tapi haruskah aku terus mendendam?
haruskah aku selalu diam?
ku hanya ingin sematkan pesan...
Langitku itu adalah milikmu...
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
-
Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...
-
Kali ini aku menekuri jejak jejak kenangan kita Tapi kali ini hanya ada aku Kali ini tangan ini tak lagi ada dalam genggaman tanganmu Me...