Aku dan Hujan

Setelah lama sekali saya merasakan rindu yang sangat pada gerimis dan hujan. Beberapa hari ini kerinduan saya terhapuskan. Surabaya diguyur hujan dari pagi hingga malam. Mendung. Dingin. Suasana yang begitu sendu menemaniku beberapa hari terakhir. Tidak mau sok melankolis atau apa, tapi sekarang aku memang begitu mencintai hujan dan gerimis. Bau tanah basah oleh air hujan memberikan ketenangan yang dalam.

Hujan...
Hujan selalu menjadi pengiring untuk mengenang kisah yang telah lalu. Hujan adalah salah satu perantara pertemuan langit dan bumi. Selain petir, pelangi, dan bintang jatuh. 

Hujan selalu menjadi ritual yang menyenangkan untuk menulis. Benarkah demikian? Paling tidak buatku, Hujan atau gerimis ditambah secangkir susu coklat hangat adalah teman yang tepat untuk menulis. Semoga hujan ini terus hadir di bumiku. Atau kalau Kau berkuasa atas semuanya, Izinkan pula hujan hadir di hatiku...

Comments

Baby Dija said…
kalo hujan jadi Dingin...
Dija belom pernah hujan-hujanan Tante
Elsa said…
hujan di hati...
semoga maknany positif...
yaitu hujan yang bisa menyirami
menyejukkan dan menyegarkan
Alvi Syahrin said…
"Hujan atau gerimis ditambah secangkir susu coklat hangat adalah teman yang tepat untuk menulis." Momen itu adalah momen yang menyenangkan!
Tulisan yang sendu, nggak bikin pusing... Aku suka :)
-Little Princess Dija- Wah... Dija muncul lagi... Tante kangen ^_^ Ayuk ntar klo dah besaran hujan-hujan ma tante ya...

-Mbak Elsa- Insyaallah positif mbak...

-Alvi- Thanks ya...

Popular posts from this blog

Apakah Catatan Saya Berguna??

Ukiran Sebuah Pertemuan

Pijar Lentera Keempat Kemudian Padam