Dan Akupun Terus Berlalu...
Aku selalu percaya bahwa usia hanyalah angka, tak peduli seberapapun tua usiamu jika kamu terus saja berlari dari masalah yang dihidangkan di hidupmu, kamu tak lebih dari bocah ingusan berusia 7 tahun.
Dan di sinilah aku berada hari ini, berada di usia 24 tahun, titik usia di mana seharusnya aku telah merampungkan semua kewajibanku dan mulai merenda mimpi.
Namun, tidak bagiku, saat ini. Kesalahan dan kebodohan telah aku lakukan dan mengacaukan semuanya. Sungguh, tulisan ini tidak untuk menunjukkan aku terpuruk apalagi mengeluh. Yang hendak aku sampaikan adalah setiap keputusan apapun dalam hidupmu selalu membawa konsekuensi pertanggungjawaban. Pun, dengan apa yang terjadi padaku.
Di usiaku sekarang, serta semua hal yang telah aku lalui, adalah sebuah blunder jika aku masih menuding-nuding orang lain sebagai pengacau semua mimpiku. Karena sesungguhnya, jika aku berani jujur, aku memegang kendali penuh atas hidupku. Maka jika ada orang lain yang berhasil memporak-porandakan mimpi-mimpiku, pasti ada andil diriku meskipun sadar atau tidak.
Benar, kalau hidupku 3 tahun terakhir mengalami jungkir balik. Benar, jika aku melalui hidup yang tak mudah. Benar, jika kesalahan fatal telah kubuat dan keputusan besar harus aku ambil. Dan juga benar, jika aku harus memunguti kepingan mimpi-mimpiku yang hancur dengan tertatih.
Setelah itu apa?
Setelah semua kekacauan hidupku. Di usia ini pula aku memutuskan untuk kembali mengambil alih kendali atas hidupku. Tidak ingin berlarut terpuruk. Tidak mudah, tapi akan terus aku usahakan. Berada di titik ini, sungguh adalah perjalanan yang tidak mudah. Banyak sekali orang yang menguatkanku. Papa, Mama, Lenny, dan... Langit...
Atas nama kebahagiaan mereka yang menyayangiku dan sangat aku sayangi. Aku masih tegap berdiri, menghapus sisa luka dan air mata. Dan berusaha menciptakan kebahagiaan bagi mereka.
Dan di usia 24 tahun ini, aku pun berlalu...
Meninggalkan semua serpihan luka dan kenangan masa lalu. Menyongsong pelangi yang selalu hadir setelah badai. Dan janji pelangi tak akan salah. Mimpiku tak pernah berubah, mimpi masa kecil yang selalu tersimpan pada relung keyakinanku. Mimpiku tentang sebuah pernikahan di tahun 2011. Satu dari banyak mimpi yang mulai aku renda kembali. Dengan dayaku sendiri.
Aku berlalu...
dan terus berlalu...
Sekali lagi, usia hanya angka... Dan semua yang kulalui mampu mengajarkanku untuk bertanggung jawab atas hidupku dan hidup beberapa nyawa lain dalam hidupku.
Aku akan menjemput mimpiku, pelangiku, menghempaskan badai dan kekelaman ini jauh-jauh...
Dan akupun terus berlalu...
Dan di sinilah aku berada hari ini, berada di usia 24 tahun, titik usia di mana seharusnya aku telah merampungkan semua kewajibanku dan mulai merenda mimpi.
Namun, tidak bagiku, saat ini. Kesalahan dan kebodohan telah aku lakukan dan mengacaukan semuanya. Sungguh, tulisan ini tidak untuk menunjukkan aku terpuruk apalagi mengeluh. Yang hendak aku sampaikan adalah setiap keputusan apapun dalam hidupmu selalu membawa konsekuensi pertanggungjawaban. Pun, dengan apa yang terjadi padaku.
Di usiaku sekarang, serta semua hal yang telah aku lalui, adalah sebuah blunder jika aku masih menuding-nuding orang lain sebagai pengacau semua mimpiku. Karena sesungguhnya, jika aku berani jujur, aku memegang kendali penuh atas hidupku. Maka jika ada orang lain yang berhasil memporak-porandakan mimpi-mimpiku, pasti ada andil diriku meskipun sadar atau tidak.
Benar, kalau hidupku 3 tahun terakhir mengalami jungkir balik. Benar, jika aku melalui hidup yang tak mudah. Benar, jika kesalahan fatal telah kubuat dan keputusan besar harus aku ambil. Dan juga benar, jika aku harus memunguti kepingan mimpi-mimpiku yang hancur dengan tertatih.
Setelah itu apa?
Setelah semua kekacauan hidupku. Di usia ini pula aku memutuskan untuk kembali mengambil alih kendali atas hidupku. Tidak ingin berlarut terpuruk. Tidak mudah, tapi akan terus aku usahakan. Berada di titik ini, sungguh adalah perjalanan yang tidak mudah. Banyak sekali orang yang menguatkanku. Papa, Mama, Lenny, dan... Langit...
Atas nama kebahagiaan mereka yang menyayangiku dan sangat aku sayangi. Aku masih tegap berdiri, menghapus sisa luka dan air mata. Dan berusaha menciptakan kebahagiaan bagi mereka.
Dan di usia 24 tahun ini, aku pun berlalu...
Meninggalkan semua serpihan luka dan kenangan masa lalu. Menyongsong pelangi yang selalu hadir setelah badai. Dan janji pelangi tak akan salah. Mimpiku tak pernah berubah, mimpi masa kecil yang selalu tersimpan pada relung keyakinanku. Mimpiku tentang sebuah pernikahan di tahun 2011. Satu dari banyak mimpi yang mulai aku renda kembali. Dengan dayaku sendiri.
Aku berlalu...
dan terus berlalu...
Sekali lagi, usia hanya angka... Dan semua yang kulalui mampu mengajarkanku untuk bertanggung jawab atas hidupku dan hidup beberapa nyawa lain dalam hidupku.
Aku akan menjemput mimpiku, pelangiku, menghempaskan badai dan kekelaman ini jauh-jauh...
Dan akupun terus berlalu...
Comments