Thursday, November 12, 2009

Ukiran Sebuah Pertemuan

kutemukan ketulusan dalam dekapmu
kutemukan perlindungan dalam genggaman tanganmu
kutemukan cinta dalam matamu
kutemukan damai dalam belaimu
kutemukan wajahmu dalam langkah esokku
    'kita berbeda dalam semua tapi tidak dalam cinta' itu kata Gie
jangan pernah lelah tuk terus yakinkanku
bahwa akulah bintang dalam langitmu

jejak kata ini terukir beberapa tahun lampau...
dan aku percaya semua kini telah berubah
kau, langitku, tlah lelah yakinkanku...
waktu mungkin tlah mengikis semua, krna bintang tak slalu bersama langit
krna langit tak hanya miliki satu bintang....
jejak kata ini terukir beberapa tahun lampau...
tapi kau lupa, 
kita tlah mengukir kisah kita pada batu pualam
    dengan peluh, airmata, dan doa
ukiran ini takkan mudah hilang sperti jejak di atas pasir pantai
batu pualam ini kan slalu tersimpan
    di kaki langit
    di ujung senja
    di tepi adzan
dibalur untaian doaku, yang slalu tertuju pada langitku


Jika Cinta

Jika cinta adalah persahabatan maka inilah cinta
Jika cinta adalah kepercayaan maka inilah cinta
Jika cinta adalah kasih sayang maka inilah cinta
Jika cinta adalah pengorbanan maka inilah cinta
Jika cinta adalah airmata maka inilah cinta
Jika cinta adalah kesetiaan maka inilah cinta
Bukankah CINTA adalah rasa saat kita melihat orang yang kita cintai
        dengan atau tanpa kita

Tuesday, November 10, 2009

Menanti Gerimis dan Hujan

Sudah sejak lama aku tak bertemu dengan hujan dan gerimis, bahkan mendung pun tidak. 
Namun semalam aku mendengar suara air hujan yang berjatuhan di tanah dan gemuruh di langit. Sayangnya aku terlalu lelah dan enggan meninggalkan lelap tidurku. 
Hari ini lagi-lagi aku mendengar suara gemuruh dari kaki langit. Akankah kali ini aku bertemu hujan di tepi senja. Aku benar-benar rindu pada hujan. Jiwaku telah lama kering. 
Kali ini kunanti hujan dan gerimis seorang diri.... 
Aku benar-benar rindu pada gerimis yang menyejukkan hatiku... 




Bukan Aborsi Solusinya....

Beberapa waktu lalu, saya menemukan film Juno di rak film penyewaan VCD. Saya begitu tertarik melihat cover VCD tersebut sebelum saya pada akhirnya membaca resume ceritanya. Cover film itu memperlihatkan seorang remaja perempuan muda dengan perut membuncit karena hamil dan juga seorang remaja laki-laki. Saya segera mengambil film tersebut dan pada akhirnya menemani saya menghabiskan malam saat itu.
Juno, kisah seorang gadis remaja yang tumbuh di tengah keluarga yang kedua orang tuanya bercerai dan masing-masing telah memiliki keluarga lagi. Akhirnya, Juno tinggal dengan ayah dan ibu tirinya. Juno memang tergolong gadis muda yang sedikit liar. Ia siswa dari

Sunday, November 08, 2009

Sejenak Bercerita Tentang skripsi

SKRIPSI... Tujuh huruf yang berarti segalanya...
Kupikir dulu, mengerjakan skripsi akan semudah aku mengerjakan makalah, laporan penelitian, dan tugas-tugas saat kuliah dulu. Tapi entah mengapa, sejak jeda beberapa waktu dari dunia perkuliahan untuk bekerja dan pada akhirnya memulai lagi untuk menulis skripsi. Semua jadi terasa BERAT. Semua jadi terasa asing dan memulai lagi dari nol. Membaca kembali teori-teori yang dahulu pernah dipelajari. Yang semua seakan menguap seiring bertambahnya beban yang harus kupikirkan dari hari ke hari.
Mungkin karena aku tidak sepenuhnya fokus pada skripsi. Karena sudah banyak "racun" yang berseliweran di kepalaku. Aku memang adalah manusia yang selalu kesulitan jika harus fokus di satu hal ketika di saat yang bersamaan ada banyak urusan dan masalah yang harus dipikirkan.

Tapi Kawan....SKRIPSI bagaimanapun adalah HARGA MATI kalau aku mau melanjutkan semua cita-citaku. Salah satu cita-citaku adalah membuat orang tuaku bahagia ketika bersanding dengan anaknya yang memakai toga. Dan itu semua akan terjadi jika SKRIPSI ini kelar. Dan itu adalah hal yang sangat sulit kulakukan sekarang ini. Mau tahu buktinya.... Nah sekarang aja nih aku bisa leluasa nulis di blog padahal di saat bersamaan deadline skripsi ku tuh besok untuk maju lagi ke dosen.
Hufh.... Entah apa yang harus kulakukan agar aku bisa fun menulis skripsi seperti aku nulis di blog or nulis cerpen di Microsoft Word. Satu hal yang pasti, aku tahu target aku lulus semester ini. Dan deadline skripsi awal Desember...So...What Should I Do...coba?????
Oh Tuhan yang Maha OK...tolong buat aku OK OK saja menyelesaikan SKRIPSI ini dan berikan aku PASSION aku untuk menuntaskannya secepatnya....
:-)

Saturday, November 07, 2009

Azalea Jingga, Kehidupan Poligami Perempuan Yahudi

Isu poligami selalu menimbulkan perdebatan klasik. Perdebatan tentang patut atau tidaknya pernikahan macam ini dilakukan. Namun, meskipun kontroversi selalu mengiringi hadirnya isu ini, para pelakunya selalu memiliki alasan pembenar pada pilihan mereka untuk berpoligami. Sebagian menggunakan dalil agama sebagai tameng. Namun sebagian lainnya mencoba untuk jujur dengan alasan yang murni manusiawi, hasrat.
Banyak seniman yang mencoba menghadirkan poligami sebagai ide penciptaan karya. Dari jajaran dunia perfilman, terdapat karya Hanung Bramantyo dalam film Ayat-Ayat Cinta yang juga merupakan adaptasi novel berjudul sama karya Habiburrahman el Shirazy yang kental akan nuansa islami dan juga menyelipkan ide poligami. Selain itu juga ada film Berbagi Suami karya Nia Dinata, yang kentara sekali memuat ide poligami dari sisi perempuan. 
Dalam ranah karya sastra, terdapat judul Azalea Jingga karya Naning Pranoto. Novel ini tidak hanya menyuguhkan poligami sebagai sentral isu. Tetapi juga latar kultur yang berbeda dalam sebuah pernikahan. Azalea Polansky, perempuan berkebangsaan Australia beragama Yahudi tertarik secara emosional kepada Pejuang muda, yang terbuang dari tanah airnya, berasal dari tanah Jawa bernama Bimo Satriodi Reksoprodjo. Keduanya kemudian menikah dan tinggal di Indonesia.
Perjalanan waktu, membuat jiwa heroisme dan idealisme Bimo terkikis. Yang muncul kemudian adalah sikap materialistis dan keinginan berkuasa. Selain itu Bimo mulai membagi cintanya untuk perempuan lain. Cinta masa lalu Bimo muncul, dan membuatnya memutuskan untuk menduakan Zaza (panggilan Azalea). Atas keputusan Bimo itu, Zaza memilih untuk jalan di jalannya. Ia mulai membatasi hubungan dengan Bimo. Terutama hubungan suami istri. Ia merasa jijik melakukannya dengan Bimo, mengingat Bimo melakukan hal yang sama dengan perempuan lain. Sikap defensif Zaza berlanjut hingga mereka tua dan anak-anaknya beranjak dewasa.
Kehidupan mereka berlangsung tidak sehat. Masing-masing individu dalam pernikahan itu merasa tersakiti. Hanya istri kedua Bimo yang mungkin berbahagia karena mendapat tularan harta dan kekayaan. Tapi itu juga tidak sepenuhnya ia dapatkan, ia juga merasa tertekan karena ketakutan jika sewaktu-waktu Bimo mencabut hak-haknya dan juga anaknya. Jadi tidak ada yang sepenuhnya bahagia dalam pernikahan poligami itu.
Novel ini menunjukkan sisi negatif pernikahan poligami. Dalam setiap pilihan keputusan untuk melakukan poligami, pihak yang paling dirugikan adalah perempuan. Dalih apapun tidak akan mampun menutupi kenyataan tersebut. Perempuan harus dapat menunjukkan sikapnya untuk tidak begitu saja tunduk dengan apa yang dinamakan takdir.
Penolakan terhadap poligami bukan hanya masalah perempuan yang sok memperjuangkan kesetaraan gender. Atau salah satu gerakan feminis. Tapi lebih pada upaya menyadarkan perempuan bahwa dalam kehidupan pernikahan mereka berhak untuk menentukan nasibnya. Termasuk sikap untuk menolak dipoligami.
Perlu dikaji lebih dalam lagi jika para pelaku menggunakan dalih agama. Jangan sampai penafsiran kita yang minor terhadap Ayat Ayat Tuhan, membuat kita semena-mena menggunakan dalil agama tersebut. Hanya untuk menghalalkan hasrat manusiawi yang sangat individualistik.

Judul Buku     : Azalea Jingga
Penulis            : Naning Pranoto
Penerbit/Edisi : Grasindo, pertama 2005
Tebal               : 245 halaman

*) gambar diunduh dari www.rayakultura.net by google


   

Friday, November 06, 2009

ada untuk menghilang

senja yang ku lukis di langitmu
semakin luruh
ketika kau hadirkan gemintang yang gemerlap
dalam kelam
namun senja itu akan selalu hadir
di tepi adzan meskipun hanya sesaat

senjaku akan selalu jadi kisah
dalam kisikisi langitmu

hadir sesaat untuk kemudian menghilang
tapi kan selalu ada

Berkawan dengan Musibah

Hemh tanggal 3 November kemarin aku akhirnya merasakan kecelakaan lagi setelah kurang lebih 6 bulan lebih gak kecelakaan. Tapi kemarin aku dapet bonus, sehari aku kecelakaan dua kali dengan sebab yang sama. Black Out beberapa detik buat aku tersungkur di aspal 2 kali di hari yang sama. Hari yang luar biasa berat...
Sesungguhnya selama hidupku memang aku telah lama berkawan dengan musibah, kelakar yang selalu aku keluarkan saat lagi-lagi mengalami kecelakaan atau sakit. Rawat inap di rumah sakit atau rawat jalan di rumah sudah jadi menu rutin buatku. heheheheh. Tapi untuk yang kali ini sungguh benar-benar cobaan musibah yang maha dahsyat buatku. Dan ini benar-benar menahbiskanku bahwa aku benar-benar berkawan dengan musibah.   
Bukan bermaksud untuk mengeluh sekarang. Karena sekarang keluhan tak memberikan solusi apapun padaku. Aku bersyukur karena aku mampu melindungi dan menyelamatkan sesuatu yang berharga dalam diriku. Luka-luka dan memar di sekujur tubuhku sungguh tak sebanding dengan keberadaan Langit yang masih bisa selamat. Sakit ini seketika hilang. Inikah makna sebenarnya pengorbanan seorang Ibu yang rela mengorbankan nyawanya demi melindungi buah hatinya.
Hemh... Lepas dari semuanya sungguh sekarang aku hanya bersyukur karena aku masih bertahan hingga sekarang. Melewati semua musibah dan cobaan dan masih bersyukur di akhirnya merupakan langkah besar yang sudah kulakukan. Karena selama ini, aku begitu banyak bertanya, meratap, menggugat, tidak berterima atas apa yang aku alami. Setiap derita dan cobaan yang kuterima aku selalu menyalahkan apa-apa yang di luarku. Merasa semua tak adil. Tapi lantas aku mulai tercerahkan, karena dengan semua yang kulakukan itu aku tak dapatkan apapun selain makin terpuruk dan mungkin tangis.
Aku sendiri sekarang, ya itu benar. Dan semua beban harus kuhadapi seorang diri. Kini aku belajar untuk mensyukuri setiap apa yang datang padaku, baik ataupun buruk. Menerimanya dengan senyum dan melepasnya dengan ikhlas. Tidak mudah. Siapa sih yang mampu ikhlas menerima musibah dan cobaan yang datang dengan senyum yang tulus. Tapi itu semua harus diusahakan, kalau tidak mau dikatakan aku belajar untuk itu semua.
Rumus ikhlas dan senyum dalam menerima setiap ujian, musibah, dan cobaan rupanya memberikan penyembuhan yang luar biasa. Sampai detik ini aku berusaha ikhlas dan mensyukuri semua yang kuterima. Berkawan dengan musibah, sekarang bukan hanya kelakar buatku. Kata-kata itu merupakan cambuk buatku untuk selalu mensyukuri setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku. Memaknai setiap peristiwa itu dengan lebih baik....        
 

Tuesday, November 03, 2009

Ikutan Nimbrung Soal Cicak dan Buaya


Akhir-akhir ini tayangan berita televisi sedang penuh dengan perseteruan Buaya vs Cicak. Awal-awal dulu aku bingung apaan sih nih cicak, buaya, mang ada migrasi besar-besaran kedua hewan itu ke Jakarta kah???? Tapi kemudian aku mengerti bahwa ini adalah analogi yang digunakan untuk menggambarkan perseteruan KPK vs Polri. Tapi kenapa sih pake analogi cicak dan buaya. Kenapa nggak Gorrila, Kingkong, Macan, Naga, Godzillla n etc... Ternyata tuh analogi cicak dan buaya yang mencetuskan Kabareskrim Polri Susno Duadji...Hya... kayaknya tuh orang nilai semiotiknya ancur deh, bikin analogi nggak pas banget. Kalo belakangan Kapolri Pak Bambang minta maaf dengan penggunaan istilah buaya dan cicak yang digunakan anak buahnya. Dan ia meminta media tidak menggunakan istilah itu.
Heheheh...Pak Bambang kemana aja selama ini... Tuh istilah dah mendarah daging di media n otak penduduk Indonesia. Bahkan kemarin demonstrasi di Bunderan HI Jakarta mendeklarasikan CICAK (Cinta Indonesia Cinta KPK) Hah... Jangan gara-gara Presiden udah turun tangan dalam kasus ini, semua lantas panik, proses evaluasi di interen Polri dipercepat, dan minta maaf atas kesalahan anak buahnya...(eh kok aku jadi emosi gini, sabar sabar sabar)
Uhm...ini bukan perkara aku ada di barisan pembela Bibit dan Candra. Karena jujur saja aku nggak tahu mereka beneran salah pa bener. Aku cuma nggak pengen aja kerja pemberantasan korupsi jadi terbengkalai karena sekarang semua orang sedang meributkan perseteruan yang menurutku kekanak-kanakan. Perseteruan yang bikin semua orang emosi dan terjebak dalam usaha dukung mendukung. Kalau gini nggak ada yang bakal menang...Oh ada ding tuh koruptor-koruptor a.k.a. tikus (aku ikutan pake analogi ah) yang bakal tertawa-tawa karena mereka bebas dari pantauan.
Mau Lo Cicak, Buaya, Semut, Gajah, Kecebong, Ulet bulu apa aja deh...bukannya yang lebih penting memperkarakan tuh tikus-tikus. Kalo aku mah, milih jadi manusia aja deh. It's enough for me. Biar mereka aja pada bengkerengan, kalo aku mah nulis aja. Nulis Nulis Nulis Nulis... Bersuara lewat tulisan....    

Monday, November 02, 2009

Hanya Sebuah Tulisan

Ini bukan puisi
Bukan pula cerpen apalagi novel
Lantas apa? tanyamu padaku
Ya...hanya sebuah tulisan
Sekali lagi kamu bertanya...
Untuk apa kau bersusah membuat tulisan ini
Aku tercenung kemudian
Iya...ya... 'tuk apa aku menulis
Ah ya... kalian tahu 'tuk apa aku menulis
Aku menulis karna ku bingung mau apa aku ini
Aku menulis karena ku begitu lelah hari ini
Aku menulis karna aku begitu bosan hari ini
Aku menulis karna ku begitu kedinginan malam ini

Tapi yang terpenting

Aku menulis karna aku begitu jauh dari sang terkasih
Aku menulis karna aku begitu rindu pada sang terkasih
Aku Rindu                                                                                                         Padamu
Kata orang, rindu berat karena cinta itu menyakitkan, benarkah?
Mungkin saja
Kamu tahu kerinduan macam apa yang aku rasa
Jauhkan manusia pada udara dan air, itulah rindu
                                                                                                     Rindu yang jadi candu
Kapan rindu itu usai, tanyamu lagi
Sekali lagi kutekankan                                                                                                  
Ini bukan puisi
Bukan pula cerpen apalagi novel
ini hanya sebuah tulisan



Pay It Forward - MLM Kebaikan Ubah Dunia

Pernah dengar ungkapan "Kita bisa mengubah dunia dengan sesuatu yang sederhana" mungkin hal ini juga yang mendasari penulisan Pay It Forward karya Catherine Ryan Hyde yang kemudian juga difilmkan dengan judul yang sama. Saya telah menuntaskan buku dan filmnya beberapa tahun lampau bahkan sempat mengulang beberapa kali setelahnya. Namun saya tergelitik untuk menuliskan sekarang karena saya baru saja mendapatkan cuhatan seorang teman mengenai masalah yang dihadapinya.
Teman saya itu beberapa hari lalu saya chatting dengan teman yang sudah beberapa lama tidak bertemu, dengan diawali emoticon cry dia cerita kalau dia baru saja tertipu. Ia telah setahun ini bergabung dengan MLM yang berkedok arisan motor (MLM ini juga yang pernah ia tawarkan dulu pada saya, tapi dengan alasan saya tidak suka berbisnis MLM, maka saya tolak). Ia telah menjadi koordinator arisan dengan beberapa puluh member downline. Tugasnya sebagai koordinator hanyalah sebagai collector dana, yang kemudian akan disetorkan kepada manajer arisan. Pertengahan bulan awal, semua lancar karena semua pemenang arisan mendapatkan motornya, pembayaran arisan pun tidak mengalami penundaan yang berarti. Menurut teman saya, masalah mulai muncul beberapa bulan lalu. Saat sang manajer mulai susah dihubungi, dan kemudian menghilang. Hilangnya sang manajer membuat teman saya panik, karena ia harus segera memberikan motor kepada pemenang arisan. Ketika motor tak juga diberikan, kepanikan itu menular juga kepada member downline teman saya. Teman saya stres karena tekanan yang diberikan semua downline membernya yang meminta uang mereka kembali. Fiuh...kasus ini sekarang masih ditangani polisi dan sang manajer pun masih buron. Hemh.... meskipun teman saya ini tidak berada pada posisi harus mengganti semua uang tersebut, tapi ia juga terbebani, karena dialah yang mengumpulkan uang-uang tersebut.
Kasus-kasus macam ini sudah marak tahun-tahun belakangan ini. Arisan berbagai jenis dengan sistem MLM memang cenderung diminati oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Contohnya arisan motor teman saya, banyak membernya karena mereka berfikir arisan ini menguntungkan, bisa dapat motor dengan sistem cicil arisan. Namun resikonya juga besar, apalagi kalo apes dapat manajer arisan yang "nakal". Bukannya dapat motor malah uang melayang.
Tidak semua MLM di Indonesia (bahkan dunia) yang berujung penipuan, ada juga sebagian yang memang murni menawarkan bisnis dan keuntungan. Saya tidak akan banyak membahas tentang apa dan bagaimana bisnis MLM ini dijalankan di Indonesia. Tapi, satu hal yang menarik dan saya pikir berkaitan dengan buku dan film yang saya "baca", Pay it Forward.
Dalam Pay it Forward, Trevor McKinney (Haley Joel Osment) mendapatkan tugas dari gurunya di kelas sosial, Eugene Simonet (Kevin Spacey). Trevor membuat sebuah proyek sosial dengan menggunakan  nama  "pay it forward" kalau istilah saya sih "Jejaring Pohon Kebaikan" (hehehehe). Proyek ini dimulai dengan 1 orang akan berbuat kebaikan ke 3 orang lain, untuk membalas kebaikan itu, orang yang dibantu harus melakukan kebaikan ke 3 orang lainnya. Begitu seterusnya sehingga membentuk jejaring pohon kebaikan. Trevor yang mengira proyeknya ini gagal, karena ia merasa gagal membantu orang-orang di sekitarnya, mulai dari membantu tuna wisma bernama Jerry dengan memberinya makan, pakaian, dan tempat menginap. Trevor berharap Jerry dapat membantu 3 orang lainnya tapi ternyata Jerry kembali ke tabiat semulanya sebagai junkies. Trevor juga membantu Ibunya dengan mengenalkannya dengan Eugene dan berharap mereka menjadi pasangan. Tapi ternyata harapan itu pupus ketika ayah Jerry yang pemabuk kembali. Begitulah, satu persatu terjadi dan Trevor merasa proyeknya akan gagal. Tapi tanpa sepengetahuan Trevor proyek Pay it Forward telah jauh melanglang buana dan mengubah dunia tidak hanya di kotanya tapi jauh di luar itu.
Pay it Forward menurut saya adalah salah satu bentuk dari praktek MLM, dalam hal ini MLM Kebaikan. Seseorang yang mampu memberikan kebaikan pada orang lain dalam bentuk apapun dan mampu merubah hidup orang lain. Dan jika "virus" itu menular ke orang lain, maka ini akan menjadi kebaikan yang menggejala. Bayangkan saja jika seperempat saja dari jumlah penduduk Indonesia melakukan pay it forward, maka tidak akan ada kasus kelaparan, kemiskinan, pengangguran, dll di Indonesia.
Mungkinkah itu? Semua bermula dari ide kecil kan? Semua juga dimulai dari sendiri. pay it forward sebuah ide sederhana untuk merubah dunia. Sebuah sistem MLM kebaikan yang pasti tidak akan menimbulkan kabar buruk seperti MLM yang diikuti teman saya. Pay it Forward... apakah mungkin gerakan semacam ini dilakukan di Indonesia...
:-)        

*) Gambar ini diunduh dari www.imdb.com

Ketika Yang Tersisa Hanyalah Air Mata

Hey kamu... Iya kamu... Kamu yang dulu datang lagi dalam hidupku dengan janji tuk tak lagi menghadirkan air mata di wajahku dengan jan...