Berkawan dengan Musibah

Hemh tanggal 3 November kemarin aku akhirnya merasakan kecelakaan lagi setelah kurang lebih 6 bulan lebih gak kecelakaan. Tapi kemarin aku dapet bonus, sehari aku kecelakaan dua kali dengan sebab yang sama. Black Out beberapa detik buat aku tersungkur di aspal 2 kali di hari yang sama. Hari yang luar biasa berat...
Sesungguhnya selama hidupku memang aku telah lama berkawan dengan musibah, kelakar yang selalu aku keluarkan saat lagi-lagi mengalami kecelakaan atau sakit. Rawat inap di rumah sakit atau rawat jalan di rumah sudah jadi menu rutin buatku. heheheheh. Tapi untuk yang kali ini sungguh benar-benar cobaan musibah yang maha dahsyat buatku. Dan ini benar-benar menahbiskanku bahwa aku benar-benar berkawan dengan musibah.   
Bukan bermaksud untuk mengeluh sekarang. Karena sekarang keluhan tak memberikan solusi apapun padaku. Aku bersyukur karena aku mampu melindungi dan menyelamatkan sesuatu yang berharga dalam diriku. Luka-luka dan memar di sekujur tubuhku sungguh tak sebanding dengan keberadaan Langit yang masih bisa selamat. Sakit ini seketika hilang. Inikah makna sebenarnya pengorbanan seorang Ibu yang rela mengorbankan nyawanya demi melindungi buah hatinya.
Hemh... Lepas dari semuanya sungguh sekarang aku hanya bersyukur karena aku masih bertahan hingga sekarang. Melewati semua musibah dan cobaan dan masih bersyukur di akhirnya merupakan langkah besar yang sudah kulakukan. Karena selama ini, aku begitu banyak bertanya, meratap, menggugat, tidak berterima atas apa yang aku alami. Setiap derita dan cobaan yang kuterima aku selalu menyalahkan apa-apa yang di luarku. Merasa semua tak adil. Tapi lantas aku mulai tercerahkan, karena dengan semua yang kulakukan itu aku tak dapatkan apapun selain makin terpuruk dan mungkin tangis.
Aku sendiri sekarang, ya itu benar. Dan semua beban harus kuhadapi seorang diri. Kini aku belajar untuk mensyukuri setiap apa yang datang padaku, baik ataupun buruk. Menerimanya dengan senyum dan melepasnya dengan ikhlas. Tidak mudah. Siapa sih yang mampu ikhlas menerima musibah dan cobaan yang datang dengan senyum yang tulus. Tapi itu semua harus diusahakan, kalau tidak mau dikatakan aku belajar untuk itu semua.
Rumus ikhlas dan senyum dalam menerima setiap ujian, musibah, dan cobaan rupanya memberikan penyembuhan yang luar biasa. Sampai detik ini aku berusaha ikhlas dan mensyukuri semua yang kuterima. Berkawan dengan musibah, sekarang bukan hanya kelakar buatku. Kata-kata itu merupakan cambuk buatku untuk selalu mensyukuri setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku. Memaknai setiap peristiwa itu dengan lebih baik....        
 

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Catatan Saya Berguna??

Pijar Lentera Keempat Kemudian Padam

Ukiran Sebuah Pertemuan