Aku dan Kamu di Tengah Deras Hujan

ketika penat itu telah begitu melesak di dada dan kepala
sungguh tak kutemukan kata yang paling tepat tuk ungkapkan semua
lantas kutemukan kau berdiri di sana dengan senyum yang masih sama
      tapi mungkin dengan arti dan tafsir yang beda
kutemukan lentera asa yang mulai redup

kita berjalan dalam diam di tengah keriuhan manusia
      yang mengepung ketenangan kita
kita berjalan menuju nadir ketenangan

deras hujan yang menampar-nampar tubuhtubuh di bumi
telah menyambut kita
menemani perbincangan kita yang tlah terputus sekian lama


kita hanya diam dalam kekalutan pikir
hanya memandang guyuran air surga yang menghempas bumi
kita hanya diam dalam kekalutan hati
hanya saling memandang dan mataku yang tlah teraliri air jiwa
kita hanya diam dalam kekalutan rasa
hanya dapat membaca di tengah kedalaman arti tatapan

tak kutemukan kata yang tepat tuk ungkapkan semua
ijinkan aku berbicara melalui mata
ijinkan aku berbicara melalui air jiwa
ijinkan aku berbicara dalam diam

air jiwa ini tak kuasa terbendung
     dan akhirnya luruh juga
kurebahkan segala penat pada dadamu
kutumpahkan segala beban pada dekapanmu

ingin rasanya waktu berhenti sekarang juga
       hingga tak lagi berhenti kurasakan saat-saat seperti sekarang
       hingga dapat terus kurebahkan kepalaku pada dadamu

di tengah derasnya hujan jatuh di bumi pahlawan
kita, aku dan kamu, hanya diam dan membiarkan semua lebur
       dalam keheningan dan keriuhan
cukuplah untuk sementara ini
tak mampu tuk menuntut lebih dari ini
kita, aku dan kamu, di tengah rintik hujan dalam diam dan keheningan
       di tepi senja hari itu  

 

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Catatan Saya Berguna??

Pijar Lentera Keempat Kemudian Padam

Ukiran Sebuah Pertemuan